Bovine Ephemeral Fever (BEF) atau demam tiga hari merupakan penyakit viral yang menyerang sapi dan kerbau. Penyakit ini disebabkan oleh virus dari genus Ephemerovirus dan ditularkan melalui vektor serangga seperti nyamuk dan lalat. Kasus BEF kerap muncul di daerah tropis, termasuk Indonesia, dengan tingkat penularan tinggi pada musim penghujan.
Peternak di Tuban perlu mewaspadai gejala BEF, seperti demam tinggi, lemas, kekakuan otot, dan penurunan produksi susu pada sapi perah. Meski jarang menyebabkan kematian, BEF dapat menurunkan produktivitas ternak dan mengakibatkan kerugian ekonomi. Diagnosis dini dan perawatan suportif, seperti pemberian antiinflamasi dan cairan elektrolit, dapat mempercepat pemulihan hewan yang terinfeksi.
Upaya Pencegahan dan Penanganan BEF di Tuban
Peternak di Tuban dapat mengurangi risiko penularan BEF melalui manajemen peternakan yang baik. Langkah pencegahan meliputi pengendalian vektor serangga, menjaga kebersihan kandang, serta memisahkan hewan yang terinfeksi untuk mencegah penyebaran virus. Vaksinasi juga menjadi opsi protektif, meski ketersediaannya masih terbatas di Indonesia.
Dinas Peternakan setempat perlu meningkatkan sosialisasi tentang BEF kepada peternak, termasuk cara mengenali gejala awal dan tindakan darurat. Kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan praktisi kesehatan hewan diperlukan untuk mengembangkan strategi penanggulangan yang efektif. Pemantauan kasus secara berkala juga penting untuk mencegah wabah meluas.
Dengan memahami risiko BEF, peternak di Tuban dapat mengambil langkah proaktif untuk melindungi ternaknya. Edukasi dan penerapan biosekuriti menjadi kunci mengurangi dampak penyakit ini pada sektor peternakan.
Penulis : Shafira Puji Pangesti