Praktik Kerja Lapangan (PKL) berperan sebagai jembatan antara pembelajaran teoritis di kampus dengan penerapan nyata di dunia profesional. Bagi peserta program D-IV Teknologi Laboratorium Medik Universitas Airlangga, kegiatan ini menjadi kesempatan untuk menguasai prosedur laboratorium klinis sekaligus mengembangkan keterampilan nonteknis seperti komunikasi tim dan manajemen waktu. Rumah Sakit Primasatya Husada Citra (RS PHC) Surabaya menjadi mitra strategis dalam program ini, dengan masa pelaksanaan mulai 10 Februari hingga 17 Mei 2025.
Selama periode tersebut, peserta menjalani pelatihan di enam bidang berbeda: pengambilan sampel, kimia klinik-imunologi, urinalisis, hematologi, patologi anatomi, serta mikrobiologi. Setiap stase dirancang untuk memperdalam pemahaman tentang alat diagnostik, prinsip ilmiah, dan standar operasional di laboratorium kesehatan.
Pelatihan Intensif di Berbagai Unit Diagnostik
Di bagian pengambilan sampel, fokus pelatihan terletak pada teknik venipuncture dan manajemen pra-analitik, termasuk identifikasi pasien serta penanganan spesimen. Hal ini bertujuan meminimalkan kesalahan yang dapat memengaruhi akurasi hasil pemeriksaan.
Unit kimia klinik memperkenalkan perangkat canggih seperti Cobas Pure C303 untuk analisis fungsi organ, sementara Snibe Maglumi X3 digunakan dalam deteksi penyakit infeksi. Di sektor hematologi, peserta mempelajari analisis komponen darah melalui mikroskop dan uji faal hemostasis. Tidak kalah penting, stase urinalisis melibatkan pemeriksaan sedimen urine serta tes penunjang seperti Widal.
Pembelajaran Komprehensif dan Tantangan Klinis
Bagian patologi anatomi menekankan pada teknik pembuatan preparat jaringan, termasuk pewarnaan HE dan aspirasi sumsum tulang. Sementara itu, di mikrobiologi, peserta berlatih mengidentifikasi mikroorganisme melalui media selektif dan uji sensitivitas antibiotik dengan alat Vitek.
Selain keterampilan teknis, mahasiswa menghadapi situasi kompleks seperti pengambilan darah pada pasien geriatri atau bayi baru lahir. Interaksi dengan tenaga medis lintas profesi selama prosedur FNAB berbasis CT-Scan juga memperkaya wawasan kolaboratif.
Melalui program ini, nilai-nilai profesional seperti ketelitian dan tanggung jawab terus diasah. Peserta tidak hanya terlatih dalam operasional alat, tetapi juga dalam menyikapi tekanan kerja dan penyelesaian masalah. Pengalaman langsung di RS PHC Surabaya ini diharapkan mampu mencetak lulusan yang siap berkontribusi sebagai analis laboratorium yang kompeten dan berintegritas.
Penulis : Annisa Firdatul Janna