Desain Sistem Kontrol Kelembapan pada Mesin Pengering Padi Menggunakan Metode Rotary Dryer

VOKASI NEWS – Mesin pengering padi menggunakan metode rotary dryer tergambar dalam desain kontrol kelembapan yang digambar oleh mahasiswa.

Indonesia merupakan salah satu negara agraris terbesar di dunia, dengan padi sebagai salah satu komoditas utama. Proses pengeringan padi menjadi langkah penting dalam memastikan kualitas beras yang dihasilkan. Secara tradisional, pengeringan padi dilakukan dengan mengandalkan sinar matahari. Namun, metode ini memiliki banyak kelemahan, seperti ketergantungan pada kondisi cuaca dan waktu pengeringan yang tidak efisien. Oleh karena itu, diperlukan sebuah inovasi teknologi yang dapat meningkatkan efisiensi dan konsistensi dalam proses pengeringan padi. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem kontrol kelembapan pada mesin pengering padi dengan menggunakan metode rotary dryer.

Hasil Penelitian Mahasiswa

Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem kontrol kelembapan ini efektif dalam menstabilkan suhu dan kelembapan selama proses pengeringan. Pengujian akurasi sensor DHT22 menghasilkan rata-rata persentase error suhu sebesar 0,96% dan kelembapan sebesar 3,38%. Pada pengujian stabilitas kelembapan, rata-rata selisih kelembapan terukur dengan kelembapan ideal adalah sebagai berikut:

  1. Massa padi 1000 gram: 5,99%
  2. Massa padi 2000 gram: 6,88%
  3. Massa padi 3000 gram: 10,53%

Dalam pengujian respon waktu, waktu pengeringan yang dibutuhkan adalah:

  1. Massa padi 1000 gram: 40 menit
  2. Massa padi 2000 gram: 50 menit
  3. Massa padi 3000 gram: 70 menit

Kadar air akhir pada masing-masing massa padi mencapai sekitar 13,8% hingga 13,9%, yang menunjukkan bahwa sistem ini mampu mengurangi kelembapan padi secara efektif.

Tantangan dan Peningkatan

Selama penelitian, beberapa tantangan yang dihadapi meliputi:

  1. Pengendalian suhu dan kelembapan: Menjaga konsistensi dalam tabung pengering membutuhkan pengendalian yang tepat.
  2. Pengaturan aliran udara panas: Memastikan distribusi suhu yang merata dalam tabung pengering.
  3. Pengujian di berbagai kondisi lingkungan: Menguji keandalan sistem dalam kondisi cuaca dan kelembapan yang berbeda.

Untuk meningkatkan kinerja sistem, beberapa langkah yang dapat diambil adalah:

  1. Menggunakan sensor dengan akurasi lebih tinggi: Untuk mendeteksi perubahan suhu dan kelembapan dengan lebih tepat.
  2. Mengoptimalkan desain mekanik tabung pengering: Untuk meningkatkan efisiensi pengeringan.
  3. Mengintegrasikan sistem kontrol berbasis IoT: Untuk pemantauan dan penyesuaian parameter pengeringan secara real-time.
Penelitian Berkelanjutan

Penelitian mahasiswa membuka peluang untuk pengembangan lebih lanjut dalam teknologi pengeringan padi. Beberapa aspek yang bisa dieksplorasi meliputi:

  1. Penggunaan sumber energi alternatif: Yang lebih ramah lingkungan untuk sistem pemanas.
  2. Implementasi algoritma kontrol canggih: Untuk meningkatkan responsivitas sistem.
  3. Studi komparatif dengan metode pengeringan lainnya: Untuk menentukan metode yang paling efisien dan ekonomis.

Dengan adanya inovasi ini, diharapkan dapat membantu petani meningkatkan produktivitas dan kualitas padi, serta berkontribusi pada ketahanan pangan nasional. Penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan teknologi dalam sektor pertanian memiliki potensi besar untuk membawa perubahan positif bagi masyarakat.

BACA JUGA: Pengaruh Pemberian Terapi Akupunktur Terhadap Perubahan Tekanan Darah Penderita Hipertensi

***

Penulis: Sasmita Dwi Ananta

Dosen: Pembimbing: Deny Arifianto, Aji Akbar Firdaus

Prodi: D4 Teknologi Rekayasa Instrumentasi dan Kontrol

Editor: Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR