Gambaran Faktor Resiko Pasien Tuberkulosis Paru di RSUD Ibnu Sina Gresik

VOKASI NEWS – Tuberkulosis paru tetap menjadi salah satu masalah kesehatan paling serius di Indonesia dan dunia, dengan angka kasus yang terus meningkat meskipun berbagai upaya penanggulangan telah dilakukan. Tingginya prevalensi penyakit ini menunjukkan bahwa banyak penderita masih tersebar di masyarakat, berpotensi menularkan infeksi kepada keluarga dan orang-orang di sekitarnya. Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang dapat memicu penularan tuberkulosis paru.

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan faktor risiko pasien TB paru di RSUD Ibnu Sina Gresik. Populasi penelitian mencakup seluruh pasien tuberkulosis paru yang berobat di Klinik Paru Instalasi Rawat Jalan RSUD tersebut. Dari 122 sampel yang diteliti, mayoritas pasien (60,7%) telah menderita tuberkulosis paru selama kurang dari 6 bulan dan seluruh responden menggunakan asuransi pemerintah sebagai jaminan kesehatan.

Prevalensi Profil Penderita Tuberkulosis Paru

Analisis demografi menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia antara 46-55 tahun, dengan proporsi perempuan lebih tinggi, banyak di antaranya bekerja sebagai pegawai swasta atau buruh pabrik. Pendidikan juga menjadi faktor penting, di mana 58,2% responden memiliki pendidikan terakhir SMA. Kondisi kerja di pabrik yang cenderung memiliki akumulasi udara dapat meningkatkan risiko terpapar bakteri penyebab tuberkulosis.

BACA JUGA: Sistem Kontrol dan Monitoring Budidaya Tanaman Anggrek Berbasis IoT

Lebih lanjut, hasil penelitian mengungkapkan bahwa 63,1% responden hidup dalam lingkungan yang buruk. Dengan indikator seperti kepadatan hunian dan kondisi rumah yang tidak memenuhi standar kesehatan. Kepadatan hunian dapat menyebabkan over-crowding, memicu penyebaran TB paru di dalam rumah. Selain itu, perilaku merokok juga menjadi faktor risiko signifikan. Perokok memiliki kemungkinan tiga kali lebih tinggi untuk menderita tuberkulosis dibandingkan non-perokok.

Rekomendasi untuk Pencegahan

Dari hasil penelitian ini, petugas kesehatan diharapkan dapat melakukan penyuluhan secara berkala mengenai pengetahuan tentang tuberkulosis paru. Edukasi ini harus ditujukan tidak hanya kepada pasien positif TB tetapi juga kepada masyarakat umum agar mereka lebih waspada dan menjaga kesehatan diri serta lingkungan sekitar.

Pentingnya pengawasan terhadap faktor risiko seperti kepadatan hunian dan perilaku merokok harus ditekankan dalam program-program pencegahan. Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat dan memberikan motivasi kepada pasien untuk menjaga kesehatan serta mencegah penularan, diharapkan kasus tuberkulosis paru di Indonesia, khususnya di RSUD Ibnu Sina Gresik, dapat berkurang secara signifikan.

***

Penulis: Asmaaul Fadhilah

Editor: Puspa Anggun Pertiwi