VOKASI – Gambaran pengetahuan dan sikap remaja terhadap narkoba di Lamongan, sebuah penelitian Mahasiswa Vokasi UNAIR.
NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya) adalah zat-zat kimia yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui mulut, hidung, atau suntikan yang dapat memengaruhi organ tubuh. Organ tubuh yang berpengaruh seperti jantung, paru-paru, dan hati (Kemenkes RI, 2014). Pada masa remaja, individu lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman sebaya dibandingkan bersama keluarga. Sehingga, perilaku dan norma yang dipegang sering kali dipengaruhi oleh kelompok teman (Kusmiran, 2011). Salah satu masalah yang sering muncul pada remaja adalah penyalahgunaan narkoba.
Pengetahuan dan Sikap Remaja terhadap Narkoba
Pengetahuan adalah hasil dari pengindraan atau kemampuan seseorang untuk memahami objek melalui indra, seperti mata dan telinga, yang sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek tersebut (Notoatmodjo, 2014).
BACA JUGA: Pengaruh Pemberian Terapi Akupunktur Terhadap Perubahan Tekanan Darah Penderita Hipertensi
Menurut WHO, remaja adalah individu berusia 10 hingga 19 tahun, sementara Kementerian Kesehatan RI menyebutkan rentang usia 10 hingga 18 tahun. Sedangkan menurut BKKBN, remaja adalah individu berusia 10 hingga 24 tahun dan belum menikah (Lembaga Demografi FEB UI, 2017).
Hasil Penelitian di Dusun Sumlaran, Lamongan
Penelitian ini dilakukan oleh Mahasiswa Vokasi UNAIR dengan desain deskriptif di Dusun Sumlaran, Desa Sukodadi, Kecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan. Penelitian melibatkan 80 responden dengan metode pengambilan sampel Multistage Random Sampling menggunakan Cluster. Variabel bebas penelitian ini adalah tingkat pengetahuan dan sikap, sedangkan variabel terikat adalah pencegahan penggunaan narkotika.
Temuan Penelitian
Tingkat Pengetahuan tentang Narkoba: Dari 80 responden, 54% memiliki pengetahuan baik, 36% memiliki pengetahuan cukup, dan 10% memiliki pengetahuan kurang.
Sikap terhadap Narkoba: Sebanyak 42% responden menunjukkan sikap baik terhadap penolakan narkoba, 30% menunjukkan sikap cukup, dan 28% menunjukkan sikap kurang.
Analisis jawaban responden menunjukkan bahwa sebagian besar memiliki pengetahuan dan sikap yang baik terhadap penolakan penggunaan narkoba. Sikap positif ini menunjukkan bahwa banyak remaja yang memiliki kesadaran tinggi tentang bahaya narkoba dan pentingnya menjaga diri dari pengaruh negatif.
Kesimpulan
Penelitian ini mengungkapkan bahwa pengetahuan dan sikap remaja di Dusun Sumlaran, Lamongan, terhadap narkoba berada pada kategori baik. Hal ini menunjukkan adanya kesadaran yang tinggi di kalangan remaja untuk menolak penggunaan narkoba, yang sangat penting untuk pencegahan dan penanggulangan masalah penyalahgunaan narkoba di usia muda.
***
Penulis: Nabilah Zahrotul Mufidah
Pembimbing: Iswatun, Joko Susanto
Program Studi: DIII Keperawatan
Editor: Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR