Hubungan Kesejahteraan Spiritual Dengan Kualitas Hidup Pasien Stroke di Ruang Rawat Edelweis RSUD Ibnu Sina Gresik

VOKASI NEWS – Cerebro Vascular Accident (CVA) atau stroke adalah pecahnya pembuluh darah otak secara mendadak dengan akibat penurunan fungsi neurologis. Stroke adalah penyakit pada otak berupa gangguan fungsi syaraf lokal dan/atau global, munculnya mendadak, progresif, dan cepat. Gangguan fungsi syaraf pada stroke disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik (Depkes, 2013). 

Kualitas hidup dapat didefinisikan sebagai suatu ukuran berdasarkan konsep terhadap dampak dari suatu pengobatan yang diterima. Bentuk pengukurannya meliputi kelangsungan hidup, kesejahteraan serta mampu tidaknya tiap individu agar dapat berdikari melakukan aktivitas dan kegiatan sehari-hari. Menurut Fitria & Listyawati (2018), spiritual well-being adalah sebagai kondisi yang mengarah pada sifat positif, sikap dan kognitif dari suatu keadaan antara individu dengan individu yang lainnya. 

Kasus Terjadinya Penyakit Stroke di Jawa Timur

Penyakit  stroke  merupakan  salah  satu penyakit  yang  menjadi  masalah  di  dunia. Penyakit ini kerap disebut serangan otak yang terjadi saat sesuatu menghalangi suplai darah ke bagian otak. Stroke dapat menyebabkan kerusakan otak yang berkepanjangan, kecacatan jangka panjang,   atau   bahkan   kematian. Stroke membawa   risiko   kematian   yang   tinggi. Risiko   kematian   tergantung pada jenis stroke. Penderita  stroke dapat  mengalami kehilangan penglihatan dan/atau bicara, kelumpuhan dan kebingungan. Penyakit stroke   terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu iskemik dan hemoragik. 

BACA JUGA: Metode Task Risk Assessment (TRA) Sebagai Analisis Potensi Bahaya

Kualitas hidup dapat didefinisikan sebagai suatu ukuran berdasarkan konsep terhadap dampak dari suatu pengobatan yang diterima pasien dengan penyakit kronik. Bentuk pengukurannya meliputi kelangsungan hidup, kesejahteraan serta mampu tidaknya tiap individu agar dapat berdikari melakukan aktivitas dan kegiatan sehari-hari (Moghadam, 2018). Kualitas hidup merupakan bentuk dari konsep multidimensi yang dinamis yang diukur dalam melihat dampak psikologis dari penyakit. Hal tersebut mencakup karakteristik masyarakat, kesejahteraan ekonomi, dan lingkungan serta kondisi kesehatan (Endarti, A. T, 2015).

Hasil Penelitian di RSUD Ibnu Sina Gresik

Berdasarkan hasil penelitian pada 30 responden ditemukan sebagian besar pasien stroke mendapatkan kesejahteraan spiritual. Kategori tinggi sebanyak 23 responden dan sebagian kecil mendapatkan kategori tingkat rendah sebanyak 2 responden. Penelitian ini  didukung  oleh Sriyanti (2016) yang menunjukkan bahwa spiritual mampu mencapai keadaan yang sejahtera karena didukung dengan  aktivitas  kerohanian secara personal yang baik. Disamping itu yang turut mempengaruhi adalah dari diri pasien itu sendiri yang sudah bisa menyesuaikan dengan keadaannya. Dengan begitu, pasien lebih menerima kondisi, yang membuat pasien berdamai dengan dirinya sendiri, orang lain, alam sekitarnya dan juga dengan Tuhan.

Setengah dari responden yang diteliti mendapatkan kualitas hidup sedang yaitu sebanyak 24 responden. Selain itu, sebagian kecil pasien stroke mendapatkan kualitas hidup tingkat sangat rendah dan rendah yaitu sebanyak 1 responden masing-masing. Menurut  Sriyanti (2016), pasien stroke bisa mendapatkan kualitas hidup  yang tinggi berdasarkan  kemampuan individu untuk  dapat  menerima  segala  kondisi  yang dialaminya. Hal tersebut termasuk  kondisi  kesehatan yang dialami seperti menerima segala kondisi  mereka  yang membuat mereka berdamai dengan diri sendiri, mampu menerima penampilan fisiknya, berdamai dengan lingkungan dan menjalin hubungan harmonis dengan orang lain

Hasil penelitian tentang hubungan kesejahteraan spiritual dengan kualitas hidup pasien stroke di Ruang Rawat Edelweis RSUD Ibnu Sina Gresik menggunakan uji korelasi spearman rho menunjukan p < 0,05 yaitu p = 0,003 dan nilai r = 0,520 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan signifikan dan bersifat positif antara kesejahteraan spiritual dengan kualitas hidup.Menurut Sriyanti et al. (2019) kesejahteraan spiritual memberikan  kontribusi  terhadap  kualitas  hidup. Kemampuan seseorang dapat dilihat dari kualitas dalam memaknai peluang  yang diperoleh dalam hidupnya sebagai   hasil   interaksi dengan lingkungan  dan  pencapaian  keselarasan  hidup. Salah  satunya  adanya  keselarasan  meyakini adanya  Sang  Pencipta  yaitu  kebutuhan  untuk mendalami spiritual

***

Penulis: Syahrani Laylul Rahmania

Editor: Puspa Anggun Pertiwi