VOKASI NEWS – Hubungan tingkat spiritualitas dengan kualitas hidup pasien hipertensi, sebuah penelitian mahasiswa.
Kualitas hidup adalah kepuasan pribadi yang ditentukan secara subyektif terhadap kehidupan sehari-hari. Adapun kepuasan hidup dipengaruhi oleh evaluasi individu terhadap kesejahteraan fisik, psikologis, sosial, dan spiritualnya.
Penelitian yang dilakukan di Bangladesh responden dengan penyakit penyerta memiliki tingkat persepsi kualitas hidup yang lebih buruk dibandingkan pasien non-penyebab 12,9% vs. 4,3% (Mannan et al., 2022). Dapat diketahui bahwa kualitas hidup pasien hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Gamping II secara keseluruhan yakni 97% memiliki kualitas hidup baik. Sementara itu, ada 3% pasien hipertensi memiliki kualitas hidup buruk (Sa’diah, 2022).
Ada beberapa faktor yang memengaruhi baik atau buruknya kualitas hidup pasien hipertensi. Diantaranya ialah usia, jenis kelamin, status pernikahan, pekerjaan dan riwayat penyakit lain. Faktor-faktor tersebut kemudian dikaitkan dengan penilaian kualitas hidup pasien hipertensi berdasarkan aspek kualitas kesehatan fisik lansia, kualitas psikologis, personal sosial, spiritualitas dan lingkungan (Anbarasan, 2015).
Dalam beberapa kasus, pengalaman spiritualitas dapat memberikan perspektif baru terhadap makna hidup dan penerimaan terhadap situasi yang sulit. Hal itu memungkinkan individu untuk lebih adaptif dalam menghadapi tantangan.
Secara keseluruhan, penelitian terus menunjukkan bahwa integrasi spiritualitas dalam pengelolaan kesehatan dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi individu yang mengalami hipertensi. Mendorong kesadaran akan pentingnya pendekatan holistik ini dapat menjadi langkah penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan (Papathanasiou et al., 2020).
Penelitian Tingkat Spiritualitas dengan kualitas Hidup Pasien Hipertensi di Wilayah UPT Puskesmas Lamongan
Penelitian mahasiswa Vokasi dilakukan pada tanggal 14-22 Mei 2024 di prolanis dan poli lansia wilayah UPT Puskesmas Lamongan. Populasi dalam penelitian tersebut ialah pasien hipertensi. Sampel pada penelitian ini sebesar 108 responden dengan menggunakan Teknik consecutive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner data demografi. Kuesioner DSES disusun oleh Underwood (2006). Adapun Kuesioner WHOQOL-BREF dikembangkan oleh World Health Organization (WHO) (1995) sedangkan analisis datanya menggunakan uji Spearman Rank dari SPSS.
BACA JUGA: Pengaruh Pemberian Terapi Akupunktur Terhadap Perubahan Tekanan Darah Penderita Hipertensi
Hasil yang didapatkan tingkat spiritualitas memiliki hubungan dengan kualitas hidup pasien hipertensi karena mempunyai nilai Asymp. Sig. (2-sided) sebesar 0,000. Kesimpulan pada penelitian ini adalah Hampir seluruh pasien hipertensi di Wilayah UPT Puskesmas Lamongan memiliki tingkat spiritualitas tinggi, hampir seluruh pasien hipertensi di Wilayah UPT Puskesmas Lamongan memiliki kualitas hidup dengan kategori baik, ada hubungan tingkat spiritualitas dengan kualitas hidup pasien hipertensi di Wilayah UPT Puskesmas Lamongan.
***
Penulis : Dwi Meilani Hamzah
Program Studi : D-III Keperawatan
Editor : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR