VOKASI – Kadar glukosa darah puasa dan Low Density Lipoprotein (LDL) pada penderita diabetes melitus tipe II, sebuah penelitian Mahasiswa Vokasi UNAIR.
Diabetes melitus (DM) disebut sebagai mother of disease. DM adalah penyakit kronis yang terjadi ketika tubuh tidak dapat memproduksi atau menggunakan insulin secara efektif. Adapun DM ditandai dengan peningkatan glukosa disertai dengan gangguan metabolisme. DM tipe II paling umum terjadi karena cenderung berkaitan dengan pola makan dan gaya hidup individu (Wijayanti dkk., 2020).
Diagnosis DM dapat dilakukan dengan pemeriksaan glukosa darah puasa (GDP). Pemeriksaan ini dianggap akurat karena tidak dipengaruhi oleh makanan yang telah dikonsumsi. Pada pemeriksaan GDP, hasil dinyatakan diabetes apabila ≥126 mg/dL. Kolesterol LDL merupakan jenis lipoprotein yang memiliki kandungan kolesterol paling tinggi dan berperan sebagai pengirim kolesterol utama dalam peredaran darah. Apabila kadar kolesterol LDL tinggi dapat terjadi penumpukan plak di dinding pembuluh darah sehingga menghambat aliran darah yang disebut ateroklerosis. DM tipe II sering dikaitkan dengan adanya ateroklerosis yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain dislipidemia.
Penelitian Mahasiswa Dilakukan di RSUD Haji Surabaya
Diagnosis GDP dan kolesterol LDL di RSUD Haji Surabaya menggunakan alat Cobas 6000 (c501). Penelitian dilakukan pada bulan Februari-Maret 2024 dengan mengambil 100 data sekunder pasien DM tipe II yang melakukan pemeriksaan kadar GDP dan kadar kolesterol LDL secara bersamaan di RSUD Haji Surabaya pada periode September-Desember 2023 menggunakan teknik random sampling. Rancangan penelitian ini menggunakan metode observasional analitik studi cross sectional.
BACA JUGA: Pengaruh Pemberian Terapi Akupunktur Terhadap Perubahan Tekanan Darah Penderita Hipertensi
Hasil Penelitian Kadar Glukosa Darah Puasa dan Kadar Kolesterol LDL pada DM Tipe II di RSUD Haji Surabaya Periode September-Desember 2023
Hasil analisis SPSS 29.0.2.0 dengan metode spearman menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara GDP dan kolesterol LDL dengan nilai signifikan0,969 karena nilai tersebut berada pada p value >0,05. Adapun hasil yang tidak signifikan dapat dipengaruhi oleh aktivitas pasien, obat-obatan, dan lainnya. Walaupun dalam penelitian ini tidak memiliki hubungan tetapi, kemungkinan terdapat risiko komplikasi penyakit pada individu yang tidak menjaga pola makan dan gaya hidup sehat. Oleh karena itu, sebaiknya penderita DM dengan faktor genetik atau diri sendiri harus tetap melakukan pengontrolan kadar gula darah, hidup sehat, dan pola makan supaya tetap terjaga.
***
Penulis: Nadiyatul Mirza Ghurul Aini
Editor: Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR