VOKASI – Kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi di Puskesmas Sukodadi Lamongan perlu mendapat dukungan dari keluarga.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg. Bis juga menggambarkan suatu tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg. Semakin tinggi tekanan darah, semakin tinggi resiko kerusakan pada jantung. Kerusakan terjadi juga pada pembuluh darah pada organ besar seperti otak dan ginjal (Fatih et al., 2023).
Hipertensi merupakan faktor risiko utama penyakit kardiovaskuler yang merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia. Penyakit ini berkaitan dengan pola makan yang tinggi natrium dan rendah kalium. Selain itu disebabkan juga oleh penggunaan tembakau, ativitas fisik, diet tidak sehat dan penggunaan berbahaya alkohol. Untuk itu pentingnya pengetahuan dan gaya hidup sehat amat berperan dalam mengurangi resiko terjadinya hipertensi.
Dampak Penyakit Hipertensi
Dampak dari penyakit hipertensi bila tidak diatasi dengan pengobatan dan perawatan secara dini dapat menimbulkan berbagai macam bahaya bagi tubuh diantaranya stroke, gagal jantung, gagal ginjal, aterosklerosis, dan infark miokard (Batin et al., 2017). Kepatuhan mengacu pada seberapa baik perilaku yang dilakukan oleh seseorang untuk mematuhi saran dari tenaga kesehatan dalam hal minum obat, mengikuti diet, atau dalam hal merubah gaya hidup dirinya (Swarjana, 2022). Lama pengobatan hipertensi yang harus dijalani lama-kelamaan dapat meningkatkan rasa kejenuhan dan kebosanan sehingga tidak jarang pasien hipertensi menjadi tidak rutin dalam menjalani pengobatan (Lestari & Anisa, 2022). Pasien hipertensi mengalami kesulitan dalam rutin mengkonsumsi minum obat yang dapat memperburuk status kesehatannya.
BACA JUGA: Pengaruh Pemberian Terapi Akupunktur Terhadap Perubahan Tekanan Darah Penderita Hipertensi
Jumlah pasien hipertensi semakin bertambah hampir 972 juta penduduk di dunia, tahun 2000 terdapat 639 juta kasus, pada tahun 2025 diperkirakan terjadi peningkatan yang tinggi yaitu sekitar 1,15 milyar kasus hipertensi (WHO, 2013). Jumlah pasien hipertensi yang berusia ≥15 tahun di Provinsi Jawa Timur sekitar 11.686.430 penduduk, dengan proporsi laki-laki 48,38% dan perempuan 51,62%.
Keberhasilan Pengobatan Hipertensi
Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan pasien dalam pengobatan hipertensi yaitu dukungan keluarga (Susanti et al., 2022). Hal ini merupakan tantangan bagi pasien dan keluarga agar dapat mempertahankan motivasi untuk mematuhi pengobatan selama bertahun-tahun. Keluarga memegang peran penting dalam perawatan maupun pencegahan penyakit untuk meningkatkan kesehatan pada anggota keluarga lainnya. Pasien yang memiliki dukungan dari keluarga menunjukan perbaikan perawatan daripada yang tidak mendapat dukungan dari keluarga (Efendi & Larasati, 2017). Dukungan keluarga merupakan suatu bentuk hubungan antar anggota keluarga sehingga anggota keluarga dapat merasakan perhatian yang meliputi sikap, perhatian, tindakan dan penerimaan anggota keluarga. Hadirnya dukungan keluarga sangat diperlukan karena pasien yang menderita hipertensi akan menerima perawatan seumur hidup (Putra et al., 2022).
Kepatuhan Minum Obat Memerlukan Dukungan Keluarga
Salah satu penatalaksanaan bagi pasien hipertensi yaitu dengan minum obat. Akan tetapi hal tersebut tidak lepas dari kelalaian dalam mengkonsumsi obat. Dukungan dari keluarga sangat diperlukan dalam mendorong kedisplinan minum obat pasien. Bisa dalam bentuk dukungan instrumental, informasional, emosional dan penghargaan. Adanya keterlibatan anggota keluarga secara langsung dapat membantu pasien hipertensi mewujudkan bentuk dukungan agar penatalaksanaan kepatuhan minum obat hipertensi dapat berjalan dengan baik.
***
Penulis : Faizal Hidayat
Editor : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR