VOKASI – Kepatuhan minum obat sebagai usaha pencegahan rehospitalisasi pasien skizofrenia.
Kepatuhan terhadap program terapi menjadi penentu keberhasilan suatu pengobatan yang dijalankan. Pasien dengan gangguan jiwa seperti halnya skizofrenia, kepatuhan minum obat menjadi tantangan utama dalam pengobatan sesuai dengan rejimen terapi yang ditentukan (Arafat et al., 2018). Gangguan kejiwaan skizofrenia diartikan sebagai gangguan mental disfungsional. Gangguan tersebut berpengaruh terhadap fungsi emosional, kognitif dan tingkah laku (Susanti et al., 2022). Adanyaketidakpatuhan pasien skizofrenia terhadap pengobatan dapat menyebabkan perburukan kondisi penyakit dengan diharuskannya rehospitalisasi pada pasien. Berdasarkan data Kemenkes (2018), angka pengobatan sebesar 48,9% pada kategori rutin minum obat. Sisanya sebesar 51,1% pasien tidak rutin minum obat. Hasil penelitian menunjukkan efektivitas dapat bersumber dari faktor internal dan eksternal menjadi kunci keberhasilan pengobatan tersebut (Jannah & Mamnuah, 2021).
Faktor Internal
Kepatuhan akan pengobatan dapat bergantung dari pasien itu sendiri, baik karakteristik, kondisi kesehatan, dan persepsi terhadap tenaga kesehatan. Penelitian menunjukkan bahwa beberapa hal tersebut kaitannya dengan usia, pendapatan, tingkat pendidikan, kondisi fisik, psikologis, dan lama rawat inap (Hsieh et al., 2019). Sikap positif diperlukan dalam pengambilan keputusan dalam membantu memahami pentingnya kepatuhan minum obat yang mana dapat mengurangi dampak penyakit yang dirasakan (Ram et al., 2019). Keberhasilan pengobatan dirasa dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dan mencegah gejala positif muncul kembali.
Efektifitas Pengobatan: Faktor Eksternal
Keberhasilan pengobatan pasien skizofrenia salah satunya bergantung pada keluarga dalam memberikan dukungan yang adekuat dan terus menerus, baik penilaian, instrumental, informasi, dan emosional (Inwanna et al., 2022). Pasien akan percaya bahwa dirinya tidak sendiri dalam berjuang, tetapi terdapat keluarga yang senantiasa memberikan dorongan yang dibutuhkan. Selain itu, tenaga kesehatan juga memiliki peran penting selama proses pengobatan seperti pemberian informasi terkait dosis frekuensi dan waktu minum obat, manfaat jika minum obat tepat waktu dan mendengarkan setiap keluh kesah yang dirasakan (Refnandes & Almaya, 2021). Hal-hal ini dapat membantu pasien menjadi lebih termotivasi untuk patuh terhadap pengobatan dan memiliki peran besar dalam mencegah kekambuhan yang menyebabkan rehospitalisasi pasien gangguan kejiwaan skizofrenia.
BACA JUGA: Pengaruh Pemberian Terapi Akupunktur Terhadap Perubahan Tekanan Darah Penderita Hipertensi
Persoalan terkait ketidakpatuhan pasien dengan gangguan jiwa dalam pengobatan utamanya terkait kepatuhan minum obat menjadi sangat serius. Meskipun edukasi pasien merupakan kunci untuk meningkatkan kepatuhan, motivasi dan dukungan sosial yang tepat juga dapat meningkatkan kepatuhan pengobatan. Dengan demikian, pasien diharapkan dapat mengelola gejala yang dialami untuk dapat memiliki semangat sembuh yang tinggi.
***
Nama : Melsyifa Salsabilla
Dosen Pembimbing : Abdul Nasir; Endah Sri Wijayanti
Program Studi : DIII Keperawatan
Editor : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR