Kisah Tembok Kalisosok yang Kelam: Saksi Bisu Perjuangan Kemerdekaan

VOKASI – Kisah Tembok Kalisosok yang konon kelam, saksi bisu perjuangan kemerdekaan Bangsa Indonesia.

Sejarah Kelam Penjara Kalisosok Surabaya

Surabaya dikenal sebagai kota dengan sejarah pahlawannya. Namun, kota ini juga menyimpan sisi kelamnya. Salah satunya adalah Penjara Kalisosok, yang dibangun tahun 1808. Penjara ini dibangun pada era Belanda oleh Daendels. Tempat ini menjadi penjara bagi pejuang dan tahanan politik. Tokoh besar seperti H.O.S Tjokroaminoto dan Ir. Soekarno pernah dipenjara. Penjara ini juga dikenal dengan nama Kembang Jepun dan Rajawali. Selama pendudukan Jepang, tempat ini tetap beroperasi.

Misteri dan Kisah Mistis Penjara Kalisosok

Selain sejarahnya, Kalisosok juga dikenal karena kisah mistis. Banyak cerita mistis yang menyelimuti penjara ini. Salah satunya adalah tembok yang tak bisa dipaku. Ada juga sumur ajaib dengan daya tarik spiritual. Sumur ini dipercaya memiliki khasiat penyembuhan. Penjara bawah tanah juga menambah kesan seram. Banyak tokoh nasional pernah diasingkan dan disiksa di sana.

Pemberontakan dan Kisah Heroik di Penjara Kalisosok

Di balik tembok, banyak cerita heroik terjadi. Pada Oktober 1945, muncul pemberontakan dari dalam penjara. Tahanan membentuk ‘Laskar Pendjara’ pimpinan Mayor Dollah. Mereka berhasil menjebol tembok sisi utara penjara. Kisah ini ditulis oleh Bung Tomo dalam bukunya. Pada masa Orde Baru, tempat ini dipakai untuk tahanan politik. Tapol PKI banyak yang ditahan sebelum dibuang.

BACA JUGA: Pengaruh Pemberian Terapi Akupunktur Terhadap Perubahan Tekanan Darah Penderita Hipertensi

Penjara Kalisosok Sebagai Destinasi Wisata Mistis

Meski penuh sejarah kelam, Kalisosok tetap menarik. Banyak yang penasaran ingin merasakan energi mistisnya. Penjara ini menjadi destinasi wisata unik di Surabaya. Sejarah, misteri, dan cerita kelamnya memikat wisatawan. Penjara ini menjadi saksi bisu kekejaman masa lalu. Namun, tempat ini juga menggugah rasa hormat akan perjuangan.

***

Penulis : Nabila Amelia Putri

Editor : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR