VOKASI NEWS – Auriculopressure sebagai terapi tradisional non-invasif efektif membantu mengatasi insomnia pada mahasiswa dengan menekan titik akupresur di telinga.
Insomnia kini menjadi keluhan yang umum, terutama di kalangan mahasiswa. Tuntutan akademik, tekanan sosial, serta gaya hidup digital menyebabkan banyak anak muda kesulitan tidur. Padahal, tidur yang berkualitas sangat penting untuk menjaga kesehatan fisik dan mental.
Data menunjukkan sekitar 67% masyarakat Indonesia mengalami insomnia, dan mayoritas berada pada kategori ringan. Hal ini mendorong pencarian solusi alami yang minim efek samping. Salah satu pendekatan yang mulai diperhitungkan adalah terapi tradisional seperti auriculopressure dan pijat refleksi.
Sentuhan Auriculopressure di Telinga dan Kaki yang Menenangkan
Auriculopressure adalah metode terapi dengan menekan titik-titik akupresur di telinga, seperti titik Shenmen, Jantung, Occiput, dan Anterior lobe. Terapi ini dipercaya dapat menenangkan sistem saraf dan membantu proses tidur alami tubuh. Sedangkan pijat refleksi bekerja dengan memberikan tekanan pada area refleksi di kaki, yang berhubungan dengan organ dalam tubuh.
Sebuah penelitian eksperimental yang dilakukan terhadap mahasiswa Universitas Airlangga menunjukkan hasil signifikan. Selama 28 hari, kelompok perlakuan diberikan kombinasi terapi auriculopressure dan pijat refleksi tiga kali sehari. Hasilnya, terjadi penurunan skor insomnia berdasarkan Insomnia Rating Scale (IRS) secara signifikan.
Data Bicara, Tidur Berkualitas Bukan Lagi Mimpi
Sebelum terapi dilakukan, rata-rata skor IRS pada kelompok perlakuan adalah 18,28. Setelah terapi, skor menurun menjadi 14,72 (p=0,001), yang menandakan peningkatan kualitas tidur. Sebaliknya, kelompok kontrol yang tidak menerima terapi justru mengalami peningkatan skor IRS dari 10,75 menjadi 12,06.
Penurunan skor ini menunjukkan bahwa terapi kombinasi tidak hanya efektif, tapi juga aman karena tidak menggunakan obat-obatan. Bahkan, dari delapan indikator IRS seperti durasi tidur, kualitas bangun pagi, hingga rasa lelah siang hari, seluruhnya menunjukkan perbaikan.
BACA JUGA: [Smart Green House Budidaya Anggrek Berbasis IoT, Solusi Efisiensi di Lahan Terbatas]
Harapan Baru dari Kearifan Lama
Kelebihan terapi ini adalah sifatnya yang non-invasif, tanpa efek samping, dan bisa dilakukan sendiri setelah mendapat pelatihan. Terapi ini juga menenangkan pikiran dan memperbaiki suasana hati. Menariknya, auriculopressure dan pijat refleksi bisa dilakukan secara mandiri setelah dilatih. Artinya, terapi ini berpotensi menjadi solusi jangka panjang yang terjangkau.
Penggabungan antara pendekatan ilmu kesehatan modern dengan prinsip Traditional Chinese Medicine menciptakan harapan baru dalam mengatasi insomnia. Terapi ini sejalan dengan kebutuhan masyarakat saat ini: efektif, alami, dan minim efek samping. Hal ini menjadikannya solusi yang terjangkau dan berkelanjutan, terutama bagi mahasiswa yang cenderung memiliki waktu dan sumber daya terbatas. Terapi juga memberi efek menenangkan, meningkatkan suasana hati, dan memperbaiki rutinitas harian. Dengan tidur yang cukup, mahasiswa dapat kembali menjalani aktivitas akademik dengan lebih fokus dan semangat.
Mahasiswa Bisa Tidur Nyenyak, Belajar pun Semangat
Temuan ini membuka ruang lebih luas bagi integrasi pengobatan tradisional dalam penanganan gangguan kesehatan modern. Dengan kualitas tidur yang membaik, mahasiswa bisa lebih fokus belajar, lebih tenang menghadapi tugas, dan tentu saja lebih sehat secara menyeluruh. Penelitian ini juga membuka jalan bagi pengembangan terapi kombinasi serupa untuk gangguan kesehatan lain.
Kesehatan tidur bukanlah kemewahan, melainkan kebutuhan. Dan dengan pendekatan yang tepat, seperti auriculopressure dan pijat refleksi, tidur nyenyak bukan lagi sekadar mimpi. Penerapan terapi ini tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga mendukung pencapaian kualitas hidup yang lebih baik di masyarakat. Terutama dalam menghadapi tantangan era digital yang penuh tekanan dan gangguan tidur.
***
Penulis: Charisma
Editor: Oky Sapto Mugi Saputro