Mengasah Kemampuan Profesional di Laboratorium Kesehatan Hewan Kabupaten Tuban ala Mahasiswa D3 Paravet

VOKASI NEWS – Mahasiswa D3 Paravet mengasah kemampuan profesional saat sedang praktik kerja lapangan di Laboratorium Kesehatan Hewan Kabupaten Tuban.

Sebagai penyelenggara pendidikan tinggi bidang kesehatan veteriner, Prodi D3 Paramedik Veteriner UNAIR membekali mahasiswa dengan pengalaman praktis. Pengalaman itu bisa diperoleh melalui kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL). Berdasarkan kurikulum Prodi D3 Paramedik Veteriner (Paravet), praktek kerja lapangan berdurasi antara 6 (enam) bulan.

Salah satu kelompok mahasiswa PKL dari Prodi Paramedik Veteriner berkesempatan untuk praktek kerja lapangan di UPT Laboratorium Kesehatan Hewan Kabupaten Tuban. UPT Laboratorium Kesehatan Hewan sesuai Pergub No. 102 tahun 2016, dipimpin oleh Kepala UPT yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Kesehatan Hewan di Tuban, mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas di bidang pemeriksaan, penyidikan, dan diagnosa penyakit hewan.

Pengetahuan Mahasiswa D3 Paravet tentang Uji Laboratorium

Dalam kegiatan Praktik Kerja Lapangan di UPT Laboratorium Kesehatan Hewan Tuban, mahasiswa mendapat pengalaman dan pengetahuan tentang prosedur dalam suatu uji di laboratorium. Mahasiswa diajari tentang proses penyimpanan sampel yang baik dan benar. Selain itu, mahasiswa juga dibekali kemampuan mendata hasil pengujian di UPT Laboratorium Kesehatan Hewan Kabupaten Tuban.

Kegiatan dimulai pada 9 Oktober hingga 27 Oktober 2023. Selama tiga minggu praktek kerja lapangan, mahasiswa dihadapkan pada beberapa studi kasus. Adapun studi kasus yang dimaksud ialah uji pullorum dengan sampel dari Kabupaten Lamongan. 3 dari 5 sampel dinyatakan positif (+). Kemudian pada uji HA HI, sampel juga dinyatakan positif (+). Sebanyak 40 sampel yang kemungkinan unggas telah diberikan vaksinasi.

BACA JUGA: Pengalaman Uji ELISA Babi Guna Mewujudkan Produk Olahan ASUH oleh Mahasiswa Paramedik Veteriner

Mahasiswa juga diajak untuk melakukan uji antraks menggunakan ulas darah yang diberi pewarnaan Giemsa dengan 60 sampel dari Kabupaten Tuban. Diperoleh hasil negatif (-) Bacillus Anthracis saat hasil ulas diamati menggunakan mikroskop.

Pada uji RBT dengan 18 sampel dari Kabupaten Magetan dinyatakan hasilnya negatif (-) tanpa ada butiran seperti pasir pada saat serum dan antigen dicampurkan. Kemudian semua uji di Laboratorium. kesmavet hasil yang didapatkan yaitu negatif (-).

Studi kasus yang dihadapi tersebut, memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa. Khususnya dalam menghadapi beberapa ‘permasalahan’ dunia veteriner.

***

Penulis : Putri Anjani

Editor : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR