Penanganan Lipoma pada Sapi Melalui Operasi Minor
Lipoma merupakan salah satu tumor jinak yang cukup sering dijumpai pada hewan ternak, terutama sapi. Meski tidak bersifat ganas, keberadaannya dapat menimbulkan gangguan signifikan terhadap aktivitas harian hewan, terutama bila ukurannya membesar dan menekan jaringan sekitarnya. Kondisi ini menjadi fokus dalam studi kasus yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi D-III Paramedik Veteriner Universitas Airlangga di Desa Cermee, Kabupaten Bondowoso. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendokumentasikan metode penanganan lipoma menggunakan prosedur operasi minor yang sederhana namun efektif.
Gejala awal keberadaan lipoma biasanya berupa benjolan lunak yang dapat diraba di bawah permukaan kulit. Benjolan tersebut tidak menimbulkan rasa sakit dan bisa digerakkan. Dalam kasus yang diteliti, benjolan telah berkembang cukup besar dan menyebabkan gangguan pada pergerakan sapi. Pemeriksaan dilakukan melalui palpasi dan, jika dibutuhkan, dapat ditindaklanjuti dengan biopsi untuk konfirmasi diagnosis. Penanganan lipoma dilakukan dengan prosedur pembedahan ringan. Tahap awal operasi melibatkan pemberian anestesi lokal menggunakan lidocaine, kemudian dilakukan insisi pada area benjolan. Jaringan lemak dikeluarkan secara hati-hati, dan luka dibersihkan dengan antiseptik serta air bersih. Prosedur diakhiri dengan penjahitan luka menggunakan benang medis steril dan penyemprotan cairan gusanex untuk mencegah infeksi dari serangga.
Kolaborasi dan Edukasi sebagai Kunci Keberhasilan
Setelah tindakan bedah selesai, sapi diberikan injeksi antibiotik Intertrim LA sebanyak 20 ml untuk menghindari infeksi. Tambahan vitamin A, D, dan E sebanyak 10 ml diberikan untuk mendukung pemulihan, sedangkan antipiretik flunixin sebanyak 10 ml diberikan guna meredakan rasa nyeri dan menurunkan potensi demam. Kombinasi tindakan medis ini menghasilkan proses penyembuhan yang cepat dan meningkatkan kenyamanan hewan secara menyeluruh.
Keberhasilan penanganan lipoma pada sapi dalam kasus ini menunjukkan pentingnya kolaborasi antara peternak, tenaga paramedik veteriner, serta pihak Dinas Peternakan dan Perikanan setempat. Pelaksanaan operasi minor terbukti menjadi solusi praktis dan efisien apabila dilakukan oleh tenaga yang memiliki kompetensi yang memadai dan ditunjang oleh perawatan pascaoperasi yang optimal. Selain aspek teknis, kesadaran peternak terhadap pentingnya deteksi dini dan penanganan medis sangat berperan dalam mencegah perburukan kondisi hewan. Oleh karena itu, penyuluhan kesehatan hewan serta peningkatan akses terhadap layanan medis veteriner harus menjadi prioritas guna menjaga kesejahteraan ternak dan menunjang keberlanjutan usaha peternakan di wilayah pedesaan.
Penulis : Sigit Dwi Hanggono Sodiq