Warning: Trying to access array offset on false in /home/vokasi.unair.ac.id/public_html/wp-content/plugins/elementor-pro/modules/dynamic-tags/tags/post-featured-image.php on line 39

Warning: Trying to access array offset on false in /home/vokasi.unair.ac.id/public_html/wp-content/plugins/elementor-pro/modules/dynamic-tags/tags/post-featured-image.php on line 39

Warning: Trying to access array offset on false in /home/vokasi.unair.ac.id/public_html/wp-content/plugins/elementor-pro/modules/dynamic-tags/tags/post-featured-image.php on line 39

Warning: Trying to access array offset on false in /home/vokasi.unair.ac.id/public_html/wp-content/plugins/elementor-pro/modules/dynamic-tags/tags/post-featured-image.php on line 39
Penelitian Mahasiswa: Faktor Internal Kecelakaan Kerja Operator

Penelitian Mahasiswa: Faktor Internal Kecelakaan Kerja Operator Produksi


Warning: Trying to access array offset on false in /home/vokasi.unair.ac.id/public_html/wp-content/plugins/elementor-pro/modules/dynamic-tags/tags/post-featured-image.php on line 39

VOKASI – Penelitian mahasiswa faktor internal kecelakaan kerja pada operator produksi.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 3 Tahun 1998 mendefinisikan kecelakaan kerja sebagai kejadian tak terduga. Kejadian tak terduga yang dapat mengakibatkan kerusakaan pada manusia dan/atau material. Kecelakaan kerja dapat mengancam keselamatan pekerja. Selain itu, juga dapat berdampak pada perusahaan. Salah satu departemen yang rawan terjadi kecelakaan ialah departemen produksi.

Departemen produksi sering menjadi pusat aktivitas utama dalam suatu organisasi. Berbagai proses manufaktur dan produksi dilakukan untuk menciptakan produk. Dikarenakan tugasnya yang banyak dan padat, di dalam departemen produksi rawan terjadi kecelakaan. Beberapa kasus kecelakaan kerja di dalam departemen produksi ialah terjepit, tersayat pisau, dan tertimpa benda. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi langkah pencegahan. Langkah pencegahan itu diperlukan untuk meningkatkan keselamatan kerja.

Faktor kecelakaan kerja

Kecelakaan kerja pada operator produksi disebabkan beberapa faktor yang saling berhubungan. Adapun faktor yang saling berhubungan antara lain pengetahuan K3, gangguan psikologi kecemasan, dan gangguan psikis. Pengetahuan K3 merupakan pemahaman yang dimiliki oleh operator produksi terkait penyebab kecelakaan kerja, kebijakan K3, dan standar operasional prosedur. Semakin rendah pengetahuan K3 yang dimiliki operator produksi, maka kejadian kecelakaan kerja semakin tinggi. Hal itu disebabkan kurangnya pengetahuan.

Gangguan kecemasan operator produksi

Gangguan kecemasan pada operator produksi berakibat penurunan konsentrasi sehingga dapat mempengaruhi pengambilan keputusan operator produksi. Adapun gangguan stres juga berhubungan dengan kecelakaan kerja pada operator produksi. Ketika operator mengalami stres, mereka cenderung menjadi kurang fokus. Selain itu membuat lebih banyak kesalahan, dan bereaksi lebih lambat terhadap potensi bahaya yang ada sehingga menimbulkan potensi kecelakaan kerja. Sementara itu untuk faktor internal meliputi usia dan masa kerja tidak memiliki hubungan dengan kejadiaan kecelakaan. Berbagai usia dan masa kerja operator produksi dapat terjadi kecelakaan kerja tidak memandang usia muda atau tua hingga masa kerja baru ataupun lama.

Rekomendasi mencegah kecelakaan kerja

Rekomendasi yang dapat dilakukan

  • Pelaksanaan Sosialisasi K3

Mengadakan sosialisasi mengenai tindakan-tindakan tidak aman yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Tujuan sosialisasi ini adalah memberikan pemahaman kepada pekerja tentang risiko yang timbul akibat perilaku atau prosedur yang tidak sesuai standar keselamatan. Dengan pemahaman ini, pekerja akan lebih waspada dan dapat menghindari tindakan-tindakan tidak aman dalam tugas sehari-hari, sehingga mengurangi risiko kecelakaan kerja.

  • Pelatihan Self-Hypnosis

Memberikan pelatihan terkait self-hypnosis agar pekerja dapat mengelola kecemasan dengan lebih baik. Self-hypnosis dapat membantu pekerja meningkatkan fokus, mengurangi stres, dan mengelola emosi secara lebih efektif. Dengan demikian, pekerja dapat lebih konsentrasi dalam menjalankan tugas mereka dan mengurangi risiko kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh gangguan psikologis.

  • Pelaksanaan Sosialisasi Pentingnya Peregangan

Mengadakan sosialisasi kepada pekerja mengenai pentingnya melakukan peregangan sebelum dan sesudah bekerja. Sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang manfaat peregangan, seperti mengurangi stres, meningkatkan fleksibilitas otot, dan mencegah cedera. Selain itu, peregangan dapat merangsang produksi hormon endorfin yang memberikan rasa nyaman dan meningkatkan kesejahteraan pada operator produksi. Dengan kondisi fisik dan mental yang lebih baik, risiko kecelakaan kerja dapat diminimalisir.

BACA JUGA: Pengaruh Pemberian Terapi Akupunktur Terhadap Perubahan Tekanan Darah Penderita Hipertensi

***

Penulis : Alfiah Ratnasari

Prodi : Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Dosen Pembimbing : Ratnaningtyas Wahyu Kusuma Wardani, S.KM., M.KL

Editor : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR