VOKASI NEWS – Penelitian mahasiswa yang membahas tentang hubungan faktor individu dengan beban kerja mental pada karyawan pada head office PT. X yang ada di Kabupaten Gresik.
Beban kerja mental adalah perbedaan antara tuntutan pekerjaan suatu tugas dengan kemampuan maksimum yang dimiliki seseorang. Apabila beban kerja mental terlalu tinggi, hal ini bisa menyebabkan stres kerja. Stres kerja meliputi berbagai perasaan negatif seperti cemas, takut, bersalah, sedih, marah, atau bosan. Di PT. X, karyawan dituntut untuk menyelesaikan tugas dengan cepat guna mencapai target perusahaan. Bahkan, beberapa karyawan di PT. X bekerja melewati waktu operasional kantor.
Hubungan Faktor Individu dengan Beban Kerja Mental
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor individu (usia, lama kerja, masa kerja, dan jenis kelamin) dengan beban kerja mental pada karyawan di Head Office PT. X. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan uji korelasi Spearman dan uji Koefisien Kontingensi. Responden dari penelitian ini adalah 39 dari total populasi 43 karyawan Head Office PT. X. Variabel yang diteliti mencakup faktor individu (usia, lama kerja, masa kerja, dan jenis kelamin) dan beban kerja mental yang diukur menggunakan kuesioner NASA-TLX.
BACA JUGA: Pengaruh Pemberian Terapi Akupunktur Terhadap Perubahan Tekanan Darah Penderita Hipertensi
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang cukup kuat antara usia dengan beban kerja mental. Semakin bertambah usia karyawan, beban kerja mental yang dirasakan cenderung meningkat. Hal ini mungkin disebabkan oleh berbagai faktor seperti penurunan kemampuan fisik dan mental seiring bertambahnya usia.
Selanjutnya, lama kerja juga memiliki hubungan yang signifikan dengan beban kerja mental. Karyawan yang telah bekerja dalam jangka waktu yang lebih lama mungkin mengalami peningkatan beban kerja mental akibat rutinitas yang monoton atau tanggung jawab yang semakin besar.
Namun, penelitian ini tidak menemukan hubungan yang signifikan antara masa kerja dan jenis kelamin dengan beban kerja mental. Masa kerja yang merujuk pada total waktu karyawan bekerja di PT. X dan jenis kelamin tidak mempengaruhi beban kerja mental secara signifikan dalam konteks penelitian ini.
Saran untuk Mengelola Beban Kerja Mental
Berdasarkan temuan ini, ada beberapa saran yang dapat diberikan untuk mengelola beban kerja mental karyawan di PT. X:
- Menyediakan Fasilitas Olahraga di Tempat Kerja
Fasilitas olahraga dapat membantu karyawan mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan fisik serta mental. Aktivitas fisik diketahui mampu mengurangi tingkat kecemasan dan memperbaiki suasana hati.
- Pembatasan Jam Lembur
Memaksimalkan pembatasan jam lembur hingga maksimal 4 jam setelah jam operasional dapat membantu karyawan memiliki waktu istirahat yang cukup dan mengurangi beban kerja mental yang berlebihan.
- Pelatihan Manajemen Stres
Memberikan pelatihan manajemen stres minimal dua kali dalam setahun dapat membantu karyawan mengembangkan keterampilan dalam mengelola stres, sehingga mereka lebih siap menghadapi tekanan pekerjaan.
- Pengukuran Lingkungan Kerja Faktor Psikologi
Melakukan pengukuran lingkungan kerja faktor psikologi setahun sekali untuk memastikan kondisi kerja yang mendukung kesejahteraan mental karyawan. Hal ini dapat mencakup evaluasi tingkat kepuasan kerja, kondisi fisik tempat kerja, dan hubungan interpersonal di lingkungan kerja.
Pentingnya mengelola beban kerja mental karyawan tidak hanya bermanfaat bagi individu karyawan tetapi juga bagi perusahaan secara keseluruhan. Penelitian ini menegaskan pentingnya perhatian terhadap kesejahteraan mental karyawan sebagai bagian dari strategi pengelolaan sumber daya manusia yang efektif dan berkelanjutan.
***
Penulis : Lintang Kinanti Noor
Editor : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR