VOKASI – Penelitian tentang hubungan intensitas kebisingan dengan tingkat stres kerja pada pekerja yang berada di area fabrikasi, sebuah penelitian mahasiswa.
Kebisingan merupakan bunyi yang tidak diinginkan dan dapat menyebabkan gangguan kesehatan bagi tenaga kerja, termasuk gangguan pendengaran dan masalah kesehatan lainnya. Stres adalah respons fisik dan emosional yang dialami pada setiap individu dan disebabkan oleh ketidakseimbangan antara tuntutan dan kemampuan individu dalam mengatasinya.
Studi yang dilakukan oleh Northwestern National Life menemukan bahwa 40% pekerja Amerika pernah mengelami stres di tempat kerja. Sementara itu, satu per empat pekerja mengatakan bahwa sumber utama stres adalah pekerjaan. Sebuah studi Universitas Yale menyebutkan bahwa sebanyak 29% pekerja mengalami stres akibat mesin dan alat kerja yang berisik.
Faktor Pemicu Stres
Ada beberapa faktor pemicu stress yang menimbulkan reaksi stress pada individu. Faktor pemicu stres di antaranya ialah lingkungan, diri sendiri, dan juga pikiran. Stress dapat muncul karena ketegangan dan perasaan tidak puas. Ketegangan tersebut dapat mempengaruhi produktivitas hingga prestasi kerja, hal ini salah satunya diakibatkan oleh pekerjaan atau lingkungan yang bising.
Hal-hal yang perlu dilakukan untuk menghindari stress akibat kerja yaitu dapat melakukan penyesuaian diri dengan tempat kerja. Selain itu, bisa juga mengatasi stres dengan tidak melakukan pekerjaan yang melebihi batasan/kemampuan. Hal penting mengurangi stres salah satunya ialah melakukan komunikasi antar pekerja, dan selalu menggunakan Alat Pelindung Telinga (APT) yang sesuai pada saat bekerja.
Dalam beberapa kasus, rata-rata pekerja mengalami stress kerja akibat kebisingan yang bersumber dari alat-alat kerja pada area kerja. Kebisingan yang tidak diinginkan dapat mengakibatkan terjadinya reaksi pada tubuh berupa stress, stress akan timbul setiap kali akibat terdapat perubahan keseimbangan antara manusia, mesin, dan juga lingkungan.
Penelitian tentang Hubungan Intensitas Kebisingan dengan Tingkat Stres Kerja pada Pekerja di Area Fabrikasi
Penelitian mahasiswa vokasi dilakukan pada Januari-April 2024 di area fabrikasi pabrik baja, Gresik. Terdapat populasi sekitar 65 pekerja di area fabrikasi dan sampel dalam penelitian ini adalah sebagian pekerja dari area fabrikasi tersebut sejumlah 39 pekerja dengan menggunakan Teknik simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner DASS-21 yang dikembangkan oleh Lovibond (1995), sedangkan analisis datanya menggunakan uji koefisien kontingensi dan uji spearmen.
BACA JUGA: Pengaruh Pemberian Terapi Akupunktur Terhadap Perubahan Tekanan Darah Penderita Hipertensi
Hasil yang didapatkan yaitu rata-rata pekerja di area fabrikasi mengalami tingkat stress ringan, hal ini disebabkan karena pekerja yang tidak pernah menggunakan Alat Pelindung Telinga (APT) pada saat bekerja, sehingga pekerja terpapar kebisingan secara terus menerus. Kesimpulan pada penelitian ini adalah terdapat hubungan antara intensitas kebisingan dengan tingkat stress kerja pada pekerja di area fabrikasi.
***
Penulis : Julia Eka
Editor : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR