VOKASI NEWS – Penelitian mengenai pengaruh penggunaan auriculopressure pada titik insomnia 1, occiput dan pineal gland terhadap kualitas tidur penderita insomnia.
Insomnia merupakan ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur baik kualitas maupun kuantitas. Pelajar lebih rentan mengalami insomnia, hal ini berkaitan dengan banyak faktor yang mempengaruhinya (Sholikhah et al., 2023). Insomnia berkontribusi terhadap beban masalah kesehatan fisik dan mental yang cukup besar (Appleton et al., 2022). Insomnia sangat komorbiditas dengan sejumlah penyakit kejiwaan, dan meningkatkan risiko terjadinya gangguan depresi mayor (Hertenstein et al., 2019). Orang yang didiagnosis dengan gangguan tidur tiga kali lebih mungkin mengalami ide bunuh diri dibandingkan orang yang tidak didiagnosis dengan gangguan tidur (Carbone et al., 2023).
Alasan Pengunaan Pengobatan Tradisional Auriculopressure
Pengobatan farmakologis atau penggunaan obat-obatan tidur tidak direkmendasikan oleh profesional medis. Konsumsi obat penenang dalam jumlah yang signifikan sebelum tidur dapat mengubah pola tidur. Dan dapat menyebabkan gangguan tidur serta kualitas tidur yang buruk, hal ini dapat memperparah insomnia. Banyak dari pengobatan awal lainnya yang berhasil, tetapi juga disertai dengan kekhawatiran tentang penyalahgunaan, toleransi fisiologis dan perkembangan ketergantungan, efek merusak selama penggunaan jangka panjang, dan gejala putus obat. Selain itu, para profesional medis sering kali menyebutkan kekhawatiran keamanan dan ketergantungan sebagai alasan utama mereka untuk menunda penggunaan obat untuk mengobati insomnia (Rosenberg et al., 2021).
Metode nonfarmakologis perlu dikembangkan untuk membantu mengelola gangguan tidur. Salah satu metode non-farmakologis adalah terapi auriculopresssure, terapi ini telah digunakan sebagai pendekatan alternatif untuk meningkatkan kualitas tidur pada penderita insomnia (Oleson, 2003). Terapi auriculopressure didasarkan pada konsep bahwa titik-titik tertentu di telinga memiliki koneksi langsung dengan tubuh. Telinga memiliki saraf serabut simpatis dan parasimpatis dengan pusat saraf berbentuk retikuler (Soliman, 1999).
Desain Penelitian Terapi Auriculopressurepada Titik Insomnia 1, Occiput dan Pineal Gland
Penelitian ini merupakan True Eksperimen dengan menggunakan penelitian pretest-posttest control group design. Pengambilan subjek awal dilakukan dengan metode purposive sampling dan untuk penentuan sampel kelompok melaui simple random sampling. Kelompok penelitian terbagi menjadi 2, yaitu kelompok kontrol (9 orang) dan kelompok intervensi (9 orang) dengan usia 18 – 25 tahun yang menderita insomnia serta kualitas tidur yang buruk. Pemberian terapi dilakukan selama 28 hari atau 4 minggu. Subjek akan diambil data pretest dan posttest dengan melakukan Insomnia Rating Scale (IRS) dan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI).
Hasil Penelitian Terapi Auriculopressurepada Titik Insomnia 1, Occiput dan Pineal Gland
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh auriculopressure pada titik insomnia 1, occiput dan pineal gland terhadap kualitas tidur penderita insomnia. Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji statistika pretest–posttest pada kelompok intervensi yang diberikan terapi auriculpressure yaitu p value < 0,05 pada hasil skor Insomnia Rating Scale (IRS) dan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Sedangkan hasil uji statistika delta posttest-pretest skor IRS dan PSQI pada kelompok intervensi dan kontrol didapatkan p value < 0,05, hal ini menunjukkan bahwa pengaruh pemberian terapi auriculopressure titik insomnia 1, occiput dan pineal gland terhadap kualitas tidur penderita insomnia pada kelompok intervensi lebih signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan terapi saat penelitian berlangsung.
BACA JUGA : News and Content Training Batch II, Hadirkan Pemateri dari Detik dan Hopps Ahensi
***
Penulis : Siti Diajeng Sofiana
Pembimbing : Ario Imandiri dan Lilik Herawati
Editor : Maulidatus Solihah