VOKASI NEWS – Mengetahui manfaat IGRA dalam pendeteksian tuberkulosis di laboratorium Klinik Diagnostik Kabupaten Situbondo.
Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang dapat menyerang semua organ tubuh manusia. Tuberkulosis masih menjadi salah satu tantangan utama dalam bidang kesehatan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Menurut WHO, pada tahun 2020, diperkirakan sekitar 10 juta orang menderita Tuberkulosis di seluruh dunia.
Indonesia menduduki peringkat ketiga sebagai penyumbang kasus Tuberkulosis terbesar pada tahun 2022 dengan sebanyak 969 ribu kasus Tuberkulosis. Di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, peningkatan kasus TB paru menjadi perhatian serius bagi otoritas kesehatan. Deteksi dini TB sangat penting untuk mengurangi penyebaran penyakit ini dan meningkatkan hasil pengobatan pasien.
Interferon Gamma Release Assay (IGRA) adalah metode terbaru dalam mendeteksi infeksi TB. Berbeda dengan uji Mantoux (Tes Tuberkulin) yang sering digunakan, IGRA mengukur respons imun tubuh terhadap bakteri TB dengan lebih akurat. Metode ini mengatasi masalah cross-reactivity dengan vaksin BCG, menjadikannya lebih andal dalam mendeteksi TB, terutama di negara-negara dengan program vaksinasi BCG yang luas seperti Indonesia.
IGRA menawarkan beberapa keunggulan signifikan. Termasuk sensitivitas dan spesifisitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode deteksi TB lainnya. Hal tersebut membuktikan bahwa IGRA lebih akurat dalam mendeteksi infeksi TB, terutama pada individu yang telah divaksinasi BCG. Di Kabupaten Situbondo, IGRA telah menjadi pilihan utama untuk mendeteksi TB pada pasien suspek TB paru.
Kasus Pendeteksian Tuberkulosis Menggunakan IGRA di Klinik Diagnostik Situbondo
Laboratorium Klinik Diagnostik Kabupaten Situbondo telah mengadopsi pemeriksaan IGRA sebagai bagian dari protokol deteksi TB mereka. Proses pemeriksaan dimulai dengan pengumpulan sampel darah dari pasien suspek TB paru. Sampel kemudian dianalisis di laboratorium untuk mengukur respons interferon-gamma yang dihasilkan oleh sel T pasien terhadap antigen TB. Hasil pemeriksaan ini memberikan gambaran yang jelas tentang adanya infeksi Tuberkulosis.
Selama tahun 2023, Laboratorium Klinik Diagnostik Kabupaten Situbondo telah memeriksa banyak pasien suspek TB paru menggunakan IGRA. Data menunjukkan sebanyak 75% pasien suspek TB Paru mendapatkan hasil negatif dan sebanyak 25% pasien suspek TB Paru mendapatkan hasil positif. Tak hanya itu, mayoritas hasil positif berada pada jenis kelamin laki-laki dan juga lansia. Mayoritas pasien suspek TB Paru juga merasakan gejala respiratorik seperti batuk berdarah, sesak nafas dan nyeri dada.
BACA JUGA: Optimalisasi Sistem Restitusi Pajak: Solusi Efektif Untuk Meningkatkan Kepuasan Wajib Pajak
Temuan dari pemeriksaan IGRA di Kabupaten Situbondo menunjukkan bahwa metode ini sangat efektif dalam mendeteksi TB paru. Dengan hasil yang lebih akurat, program pengendalian TB dapat ditingkatkan untuk mengurangi penyebaran penyakit ini. Rekomendasi untuk langkah-langkah selanjutnya termasuk peningkatan investasi dalam teknologi IGRA, pelatihan tenaga kesehatan, dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya deteksi dini TB.
***
Penulis: Adinda Putri Anggraeni
Editor: Puspa Anggun Pertiwi