VOKASI NEWS – Mengetahui keefektifan latihan sederhana Sit to Stand sebagai upaya menjaga stabilitas guna mencegah penurunan keseimbangan dinamis pada lansia.
Kesehatan merupakan bagian penting dalam menjaga kualitas hidup, khususnya pada usia lanjut. Pada masa tua, tubuh akan mengalami proses penuaan (aging process) yang berdampak pada berbagai sistem tubuh. Proses penuaan menyebabkan perubahan struktur anatomi tubuh dan fungsi tubuh, termasuk penurunan sistem neuromuskular, penglihatan, propriosepsi, dan sistem vestibular.
Penurunan ini berkontribusi pada gangguan keseimbangan dinamis, yaitu kemampuan mempertahankan posisi tubuh saat bergerak. Gaya hidup pasif dan kurangnya aktivitas fisik di kalangan lansia juga turut memperburuk kondisi ini. Akibatnya, gangguan keseimbangan menjadi keluhan umum dan menjadi salah satu penyebab utama jatuh, cedera, bahkan kematian pada lansia.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik, populasi lansia di Indonesia mencapai 10,8% pada tahun 2021 dan diprediksi meningkat menjadi hampir 20% pada tahun 2045. Dengan bertambahnya usia, terjadi perubahan struktur anatomi tubuh dan juga penurunan fungsi fisiologis yang dapat mengganggu kemampuan tersebut. Perubahan anatomi tubuh dan penurunan fungsi yang dialami lansia bukan merupakan suatu proses terjadinya penyakit melainkan proses dari penuaan.
Hal ini terutama dialami oleh lansia wanita yang lebih rentan mengalami penurunan massa otot dan tulang akibat terjadinya penurunan hormon estrogen yang mengakibatkan hilangnya massa otot dan tulang. Hal ini menyebabkan lansia wanita lebih rentan mengalami gangguan keseimbangan dinamis.
Gejala Klinis Gangguan Keseimbangan pada Lansia
Gejala gangguan keseimbangan pada lansia dapat muncul dalam berbagai bentuk. Salah satu yang paling sering ditemui adalah langkah kaki yang tidak stabil atau goyah saat berjalan. Lansia kerap berjalan dengan langkah pendek, lambat, dan tidak teratur, sering kali membutuhkan alat bantu seperti tongkat atau walker.
Gejala lain yang khas adalah ketidakmampuan berdiri lama atau mudah kehilangan keseimbangan saat berdiri dari posisi duduk. Banyak lansia merasa pusing, limbung, atau bahkan jatuh tiba-tiba saat berdiri dari kursi, terutama jika dilakukan dengan cepat. Hal ini menunjukkan gangguan kontrol postural dan kelemahan otot tungkai, yang penting untuk menjaga stabilitas tubuh. Kesulitan mempertahankan posisi tubuh saat bergerak, seperti membalikkan badan, menaiki tangga, atau berjalan di permukaan tidak rata, juga menandakan penurunan keseimbangan dinamis.
Gejala-gejala ini tidak hanya menurunkan mobilitas, tetapi juga membatasi partisipasi lansia dalam aktivitas sosial dan fungsional sehari-hari. Banyak lansia mengalami penurunan percaya diri, menarik diri dari lingkungan sosial, dan mengalami penurunan kualitas hidup. Tak jarang, gangguan keseimbangan disertai ketakutan berlebih akan jatuh (fear of falling). Meskipun belum tentu pernah jatuh, banyak lansia menjadi sangat berhati-hati hingga membatasi aktivitas sehari-hari, yang justru berdampak negatif pada kebugaran fisik dan kesehatan mental. Ketakutan ini bisa berkembang menjadi kecemasan kronis, memperparah imobilisasi, dan menyebabkan isolasi sosial.
Menurut World Health Organization (WHO), sekitar 28–35% lansia berusia 65 tahun ke atas mengalami jatuh setiap tahun, dan angka ini meningkat menjadi 32–42% pada lansia usia 70 tahun ke atas. Jatuh dapat menyebabkan cedera serius seperti patah tulang, trauma kepala, hingga kematian, terutama bila tidak ditangani dengan tepat. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan strategi preventif yang efektif dan terjangkau, salah satunya melalui latihan fisik. Latihan seperti Sit to Stand terbukti dapat meningkatkan kekuatan otot tungkai, koordinasi, dan keseimbangan dinamis, sehingga mampu menurunkan risiko jatuh dan meningkatkan kualitas hidup lansia.
Latihan Sit to Stand dan Manfaat Latihan Sit to Stand
Salah satu latihan yang direkomendasikan untuk meningkatkan keseimbangan dinamis lansia adalah latihan Sit to Stand. Latihan ini termasuk dalam kategori latihan fungsional yang dilakukan dengan gerakan duduk–berdiri–duduk berulang-ulang. Meskipun sederhana, latihan ini memiliki manfaat besar untuk mengaktifkan otot tungkai, pinggul, dan otot penyangga tubuh bagian bawah yang memiliki peran penting dalam stabilitas dan juga mobilitas.Latihan Sit to Stand tidak hanya meningkatkan stabilitas tubuh, tetapi juga membantu lansia menjadi lebih percaya diri dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti berjalan, naik turun tangga, atau berdiri dalam waktu lama.
Efek jangka panjangnya dapat menurunkan risiko jatuh, menjaga kemandirian, serta meningkatkan kualitas hidup. Selain peningkatan keseimbangan, latihan ini juga meningkatkan kekuatan otot, koordinasi, serta fleksibilitas sendi. Namun, karena dilakukan oleh populasi usia lanjut, latihan ini harus diawasi terutama pada awal sesi untuk mencegah kelelahan, nyeri, atau risiko jatuh. Latihan dilakukan di atas permukaan datar dengan kursi yang memiliki sandaran sebagai penopang.
BACA JUGA: [Gaya Hidup Sedenter Menjadi Ancaman Tersembunyi Terhadap Fungsional Leher Mahasiswa]
***
Penulis: Conerria Vinalty Saudha Illa
Editor: Oky Sapto Mugi Saputro