Peran Penting Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Gangguan Jiwa

VOKASI – Peran penting dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada pasien gangguan jiwa, sebuah penelitian mahasiswa Vokasi.

Gangguan jiwa merupakan suatu kondisi yang mengakibatkan terganggunya fungsi mental seperti emosi, pikiran, tindakan, motivasi, pengendalian diri, dan kognisi. Hal itu mengakibatkan terganggunya seluruh aspek fungsi mental tersebut. Kondisi itu memengaruhi minat, motivasi, dan kemampuan seseorang untuk bekerja secara normal dalam kehidupan sehari- hari. Akibatnya dapat menghambat partisipasinya dalam kehidupan sosial (Jamilah et al., 2022). Pasien yang mengalami gangguan jiwa harus terus dilakukan pengobatan baik rawat inap maupun rawat jalan. Penyebab dari suatu kegagalan pengobatan yaitu di mana pasien tidak lagi melanjutkan pengobatan setelah keluar dari rumah sakit. Pasien yang tidak patuh dalam minum obat perlu adanya pantauan dalam pemberian obat hingga pasien meminum obat tersebut.

Pada tahun 2019 World Health Organization (WHO) menyatakan terdapat 264 juta orang mengalami depresi, 45 juta orang menderita gangguan bipolar, 50 juta orang mengalami demensia dan 20 juta orang mengalami skizofrenia. Sedangkan pada tahun 2020 secara global diperkirakan terdapat 379 juta orang yang menderita gangguan jiwa. Prevalensi gangguan jiwa di Indonesia diperkirakan mencapai 1 dari 5 penduduk, atau sekitar 20% dari populasi Indonesia memiliki potensi mengalami gangguan jiwa. Angka prevalensi gangguan jiwa di Jawa Timur menduduki nomor 12 di Indonesia. Gangguan jiwa terbagi menjadi 2 bagian yaitu gangguan jiwa berat dan Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK).

Peran keluarga atau care giver sangat penting dalam menangani dan mencegah ketidakpatuhan karena mereka bertanggung jawab memberikan perawatan secara langsung serta pengawasaan dalam kepatuhan minum obat (Rachmawaati, 2020). Sebagian aspek yang mempengaruhi kepatuhan minum obat antara lain perilaku ataupun motivasi penderita mau sembuh, kepercayaan dukungan keluarga, dukungan sosial, dukungan petugas kesehatan (Daulay & Simamora, 2018). Oleh karena itu, pengobatan ODGJ harus dilakukan dengan teratur. Salah satu faktor dalam kesembuhan pada pasien adalah dengan meningkatkan kepatuhan meminum obat.

Penelitian Gambaran Penurunan Ketajaman Penglihatan Pada Psaien Diabetes Melitus Tipe 2

Penelitian mahasiswa dilakukan pada bulan Mei – Juni 2024 di RSUD dr. Soegiri Lamongan dengan menggunakan teknik accidental sampling. Populasi dalam penelitian ini pasien gangguan jiwa dan sampel pada penelitian ini sebesar 80 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dukungan keluarga dan kepatuhan minum obat (MMAS-8).

BACA JUGA: Pengaruh Pemberian Terapi Akupunktur Terhadap Perubahan Tekanan Darah Penderita Hipertensi

Hasil penelitian menunjukkan Sebagian besar dukungan keluarga yang diberikan pada pasien gangguan jiwa di RSUD dr. Soegiri Lamongan adalah baik sebanyak 39 responden atau 48,8%. Sebagian besar kepatuhan minum obat pada pasien gangguan jiwa di poli jiwa RSUD dr. Soegiri Lamongan adalah tinggi sebanyak 36 responden atau 45%.Kesimpulan pada penelitian ini adalah ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada pasien gangguan jiwa di poli jiwa RSUD dr. Soegiri Lamongan. Dengan ini diharapkan keluarga dapat memberikan dukungan dan perhatian yang lebih terhadap pasien gangguan jiwa, serta keluarga dapat mengetahui tanda-tanda jika pasien tidak patuh minum obat, sehingga dapat meminimalisasi ketidakpatuhan minum obat pada pasien gangguan jiwa. Peran penting dukungan keluarga sangat penting dibutuhkan bagi pasien gangguan jiwa.

***

Penulis: Agny Pratista

Program Studi: D-III Keperawatan

Editor: Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR