VOKASI – Perbandingan kadar glukosa darah menggunakan metode fotometri dan POCT, sebuah penelitian mahasiswa Vokasi UNAIR.
Seperti yang kita ketahui, penyakit diabetes melitus merupakan penyakit tertinggi di Indonesia. Diabetes melitus suatu penyakit yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah. Kadar gula darah pada manusia yang disebut dengan hiperglikemia dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan karena terjadi kerusakan dalam produksi insulin dan kerja insulin yang tidak optimal. Secara umum, kadar glukosa darah normal adalah 80-120 mg/dL atau 4,4 – 6,6 mmol/L, jika tes dilakukan sebelum makan atau setelah bangun tidur. Sedangkan jika tes dilakukan sebelum tidur, batasan normalnya adalah 100-140 mg/dL atau 5,5 – 7,7 mmol/L
Menurut World Health Organization (WHO) diabetes melitus terus terjadi peningkatan. Pada tahun 1980 jumlah penderita diabetes melitus yaitu 108 juta jiwa. Artinya terjadi peningkatan menjadi 422 juta jiwa pada tahun 2019 di seluruh dunia menderita diabetes melitus. International Diabetes Federation (IDF) tahun 2021 melaporkan 537 juta jiwa menderita diabetes melitus dimana dari data tersebut paling banyak diderita orang dewasa umur 20-79 tahun dengan prevalensinya 10,5%. Menurut Riskesdas 2018, prevalensi diabetes melitus mengalami kenaikan dari hasil riskesdas pada tahun 2013. Penderita diabetes melitus pada tahun 2013 adalah 6,9% sedangkan pada tahun 2018 mengalami kenaikan menjadi 8,5%. Kenaikan tersebut diakibatkan oleh pola hidup masyarakat Indonesia yang tidak sehat.
Diabetes melitus sendiri memiliki beberapa tipe, yaitu Diabetes Melitus Tipes 1 (DMT1), Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2), Diabetes Melitus Gestasional (DMG), dan Diabetes Melitus dengan tipe lain.
Gejala Diabetes Melitus
Gejala diabetes melitus sangat beragam, antara lain sering buang air kecil (poliuri), cepat merasa lapar (polifagi), sering merasa haus, dan berat badan mengalami penurunan. Gejala-gejala tersebut merupakan gejala utama dari penyakit ini. Adapun gejala tambahan, yaitu tubuh sering mengalami kesemutan, gatal di daerah kemaluan pada wanita, luka yang sulit disembuhkan, penglihatan kabur, tubuh cepat merasa lelah, dan mudah mengantuk.
Dengan mengetahui gejala-gejala tersebut diharapkan masyarakat untuk lebih peduli dengan kesehatan dan lebih peka terhadap gejala-gejala tersebut. Jika masyarakat mengalami gejala tersebut diharapkan untuk segera pergi ke fasilitas kesehatan terdekat untuk dilakukan pemeriksaan.
Pemeriksaan Diabetes Melitus
Diabetes melitus dapat diperiksa menggunakan beberapa metode, namun yang sering dilakukan adalah dengan menggunakan metode fotometri dan POCT (Point Of Care Testing).
Metode Fotometri
Metode fotometri merupakan suatu pemeriksaan dilaboratorium yang menggunakan prinsip menangkap kekuatan cahaya dengan sumber radiasi elektromagnetik. Pemeriksaan metode fotometri bertujuan untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan menggunakan panjang gelombang tertentu pada suatu objek kaca yang biasa disebut dengan kuvet.
Pemeriksaan menggunakan metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan pemeriksaan metode ini adalah presisi tinggi, akurasi tinggi, spesifik, dan relatif bebas dari gangguan (kadar hematokrit, vitamin C, lipid, volume sampel, dan suhu). Sedangkan kekurangan pemeriksaan metode ini adalah alat fotometer memiliki ketergantungan terhadap reagen. Selain itu membutuhkan sampel darah yang banyak, pemeliharaan alat dan reagennya yang cukup mahal serta memerlukan tempat khusus untuk alat ini.
Metode ini tidak hanya digunakan untuk pemeriksaan diabetes melitus saja, namun dapat juga digunakan untuk pemeriksaan kimia klinik lainnya seperti trigliserida, urea, kreatinin, asam urat, kolesterol total, bilirubin direk dan total, LDL, dan HDL. Pemeriksaan glukosa darah pada alat ini memiliki Limit Of Detection (LOD) yaitu 0,11 mmol/L (2mg/dL).
Metode POCT
Metode POCT merupakan metode pemeriksaan glukosa darah secara sederhana. Pemeriksaan pada alat POCT biasanya hanya untuk deteksi awal pemeriksaan (Glukosa, kolesterol, dan asam urat).
BACA JUGA: Pengaruh Pemberian Terapi Akupunktur Terhadap Perubahan Tekanan Darah Penderita Hipertensi
Prinsip kerja POCT (Point Of Care Testing) adalah menggunakan strip test alat kemudian darah diteteskan ke zona reaksi strip test. Selanjutnya reagen yang ada pada strip test akan menghasilkan warna dengan intensitas tertentu yang berbanding lurus dengan kadar bahan kimia yang ada dalam sampel. Selanjutnya warna yang terbentuk akan dibaca oleh alat dari bawah strip
Pemeriksaan menggunakan metode POCT (Point Of Care Testing) memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan pemeriksaan menggunakan metode ini adalah hasil pemeriksaannya dapat segera diketahui. Kekurangannya adalah memerlukan pemantauan khusus dan terjadwal, kemampuan pengukurannya yang terbatas, hasil pemeriksaannya dipengaruhi suhu.
Hasil Penelitian Perbandingan Kadar Glukosa Darah Menggunakan Metode Fotometri dan POCT
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penderita diabetes melitus laki-laki (9,65%) dan perempuan (9%). Hal tersebut menunjukkan bahwa angka kasus diabetes melitus pada laki-laki sedikit lebih tinggi daripada perempuan.
Penelitian mahasiswa Vokasi UNAIR menggunakan Uji Mann Whitney sebagai uji untuk membandingkan. Membandingkan antara kedua metode tersebut dan mendapatkan hasil p-value 0,013. Nilai tersebut <0.05 yang berarti distribusi data normal. Sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan antara kedua kelompok tersebut.
***
Penulis: Deva Febiana
Editor: Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR