VOKASI – Perbedaan pola aktivitas fisik antara laki-laki dan perempuan, sebuah penjelasan dari Mahasiswa Vokasi Universitas Airlangga.
Aktivitas fisik merupakan segala bentuk gerakan yang dilakukan oleh tubuh untuk meningkatkan penegluaran tenaga atau energi dan pembakaran energi. Tujuan dari aktivitas fisik adalah membuat tubuh menjadi lebih bugar dan sehat. Kurangnya aktivitas fisik dapat menjadi salah satu penyebab utama penyakit diabetes melitus, hipertensi, jantung koroner, gagal ginjal, dan stroke. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa aktivitas fisik dapat memperbaiki sensitivitas insulin dan mencegah laju progresivitas gangguan toleransi glukosa darah dalam tubuh. Secara umum, aktivitas fisik dibagi menjadi 3 macam yakni:
- Aktivitas ringan : dapat dilakukan kurang dari 150 menit per minggu, bentuk aktivitas seperti mencuci piring, memasak, memancing, dan lain sebagainya.
- Aktivitas sedang : dapat dilakukan 150 menit di setiap harinya, bentuk aktivitas seperti naik turun tangga, bersepeda, berkebun, dan lain-lain.
- Aktivitas berat : aktivitas fisik yang dilakukan lebih dari 300 menit per minggu, bentuk aktivitas seperti sepak bola, berenang, naik gunung, jogging, dan lain-lain.
Tubuh seseorang memiliki kemampuan dan kekuatan masing-masing dalam melakukan aktivitas fisik, hal ini disebabkan kebutuhan, massa otot, imunitas, dan energi yang berbeda. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Sujarwati et al (2023), laki-laki cenderung 21,3 kali lebih banyak melakukan aktivitas fisik dibandingkan perempuan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor penyebabnya ialah perbedaan fisiologis dalam komposisi tubuh, struktur otot, dan kapasitas kardiorespirasi. Kondisi tersebut memungkinkan laki-laki cenderung melakukan aktivitas fisik dengan intensitas tinggi dan dalam jangka waktu yang lama. Hormon testosteron yang dimiliki laki-laki juga dapat mempengaruhi tingkat energi dan kekuatan otot pada laki-laki jika dibandingkan dengan perempuan.
Faktor sosial dan budaya
Ada beberapa faktor lain yang memengaruhi perbedaan aktivitas fisik antara laki-laki dan perempuan. Faktor yang dimaksud ialah sosial dan budaya, psikologis, aksesibilitas dan kesempatan. Budaya dan norma sosial dapat mempengaruhi tingkat aktivitas fisik pada laki-laki dan perempuan. Contohnya, dalam beberapa budaya perempuan lebih difokuskan pada aktivitas fisik dalam rumah tangga dibandingkan dengan aktivitas fisik yang intens. Secara psikologis terdapat perbedaan dalam minat dan preferensi individual pada laki-laki dan perempuan. Banyak studi menunjukkan bahwa dalam beberapa kasus, laki-laki cenderung terlibat dalam aktivitas fisik yang bersifat kompetitif atau intensif secara fisik, sementara perempuan mungkin lebih tertarik pada aktivitas fisik yang lebih sosial dan terstruktur.
BACA JUGA: Pengaruh Pemberian Terapi Akupunktur Terhadap Perubahan Tekanan Darah Penderita Hipertensi
Faktor praktis seperti aksesibilitas ke fasilitas olahraga, waktu luang, dan dukungan sosial juga berperan penting dalam Tingkat aktivitas fisik yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan. Perempuan memiliki lebih sedikit akses atau kesempatan untuk berpartisipasi dalam melakukan aktivitas fisik.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pola aktivitas fisik antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki cenderung lebih banyak melakukan aktivitas fisik dibandingkan perempuan.
***
Penulis : Dwi Nurlianita Sari
Editor : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR