VOKASI – Prototype alat ukur tinggi dan berat badan berbasis IoT dapat membantu posyandu dalam deteksi status gizi balita.
Kesehatan dan status gizi merupakan faktor penting dalam pemantauan tumbuh kembang anak usia dini, khususnya pada balita. Kegiatan Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) yang selalu melakukan kegiatan pengukuran antropometri untuk memonitor pertumbuhan anak balita. Pengukuran antropometri yang biasa dilakukan berupa pengukuran tinggi badan dan berat badan pada balita.
BACA JUGA: Pengaruh Pemberian Terapi Akupunktur Terhadap Perubahan Tekanan Darah Penderita Hipertensi
Pengukuran antropometri di posyandu saat ini dilakukan secara manual. Alat ukur berat badan dengan timbangan konvensional dan pengukuran tinggi badan menggunakan alat ukur tinggi badan manual yang memungkinkan adanya kesalahan dalam membaca hasil pengukuran tiap kadernya. Selain itu, hasil pengukuran yang dicatat secara manual dapat menimbulkan ketidakakuratan dalam hal pencatatan hasil pengukuran.
Berawal dari Adanya Masalah
Sebagai mahasiswa yang peduli akan adanya masalah di lingkungan sekitar, Hafizh mengutamakan riset dan data dalam menemukan ide dan inovasi. Perancangan alat ukur tinggi dan berat badan diawali dengan riset, dengan bimbingan dosen pembimbing Hafizh melakukan modifikasi bentuk dan fungsi alat. Tujuan dari modifikasi tersebut adalah mempermudah dan mempercepat pengolahan data. Selain itu untuk melakukan pengolahan informasi yang berkaitan dengan penilaian status gizi balita di posyandu.
Alat ukur tinggi dan berat badan sebelumnya merupakan dua alat ukur berbeda. Pertama tinggi badan menggunakan microtoise atau stadiometer. Kedua berat badan menggunakan timbangan secara terpisah sehingga memakan waktu dalam membaca hasil pengukuran. Sedangkan dalam pembacaan status gizi balita masih dilakukan secara manual sehingga dapat memungkinkan adanya kesalahan dalam menentukan status gizi balita tersebut.
Komponen mekanik alat ini terbuat dari alluminium hollow 2×4 mm dan multiplex 8mm. Dengan komponen hardware yang digunakan adalah ESP32 sebagai mikrokontroler utama. Alat tersebut berperan mengatur dan mengendalikan semua proses yang terjadi pada alat. Kemudian ada sensor ultrasonik HY-SRF05 sebagai sensor untuk mengukur tinggi badan. Ada pula sensor load cell 50kg sebagai sensor untuk mengukur berat badan, module HX711, modul charger TP4056 sebagai modul pengisian daya baterai dan step-up MT3608 yang menaikkan tegangan output baterai dari 3.7V menjadi 5V, serta penggunaan baterai Li-Ion 3.7V 2500mAh sebagai sumber catu daya utama. Sedangkan komponen software yang digunakan yaitu Arduino IDE, EasyEDA, Solidworks, Android Studio dan Firebase sebagai kesatuan sistem yang bertindak sebagai penyimpan dan penyalur data hasil pengukuran secara real-time.
Dengan itu, Hafizh berharap alat ini dapat memberikan kemudahan bagi pengguna/ kader posyandu dalam melakukan pengukuran antropometri pada balita. Selain itu, diharapkan dapat membantu dalam mengolah dan memperoleh informasi secara akurat. Khususnya terkait status gizi balita, serta dapat meningkatkan efektifitas dari alat ukur tinggi dan berat badan di masa mendatang.
Alat Ukur Tinggi dan Berat Badan Berbasis IoT : Permudah Posyandu Deteksi Status Gizi Balita
Setelah perancangan alat selesai yang meliputi tahapan perancangan mekanik, hardware, dan software. Kemudian masuk pada tahan pengujian keseluruhan sistem yang telah terintegrasi menjadi satu sistem terpadu dan dilakukan pengujian terhadap pengambilan data tinggi badan, berat badan, dan penentuan status gizi pada balita.
Pengujian terhadap pengambilan data tinggi badan dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran alat dengan hasil pengukuran menggunakan meteran dengan panjang objek 70cm, 80cm, 90cm, 100cm, dan 110cm. Berdasarkan hasil pengujian tersebut diperoleh tingkat keakurasian dengan instrumen pembanding yaitu >99%
Pengujian terhadap pengambilan data berat badan dilakukan dengan menentukan nilai calibration factor pada objek benda mati dengan berat 1.1kg, 5kg, 9kg, dan 10kg. Sedangkan pengujian juga dilakukan dengan mengukur menggunakan manusia dengan berat 40.4kg, 55.7kg, 64.3kg, dan 87kg. Diperoleh hasil pengukuran berat badan dengan sensor load cell 50kg pada benda mati memiliki tingkat keakurasian >95%, dan pada objek manusia memiliki tingkat keakurasian >97%.
Pengujian ini dilakukan dengan mengambil 10 sampel dari pengukuran berat badan dan tinggi badan manusia. Hasil pengukuran akan diproses oleh ESP32 yang ditampilkan dalam bentuk Weight dan Height pada LCD 16×2. Setelah data tersebut ditampilkan oleh LCD 16×2, ESP32 akan mentransferkan hasil pengukuran pada Firebase sebagai realtime database dan akan ditampilkan pada Aplikasi Andorid Mobile.
Dengan adanya alat ini diharapkan dapat mempermudah kerja pengguna/ kader posyandu dalam melakukan pengukuran antropometri pada balita. Selain itu, pengembangan lebih lanjut tetap perlu dilaksanakan. Tentunya dengan memperhatikan penambahan fitur validasi dan penyimpanan data secara realtime pada aplikasi yang terhubung dengan microsoft excel; Penambahan indikator persentase baterai bila daya baterai telah habis; dan Perluasan penggunaan untuk semua umur dan kalangan.
***
Penulis : Hafizh Fawwaz Sesa
Prodi : D4 Teknologi Rekayasa Instrumentasi dan Kontrol
Pembimbing : Elsyea Adia Tunggadewi, S.T., M.T. dan Deny Arifianto, S.Si., M.T.
Editor : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR