VOKASI NEWS – Stres kerja merupakan kondisi yang sering dihadapi oleh karyawan dalam berbagai sektor, termasuk dalam proyek konstruksi.
Stres berdampak negatif terhadap produktivitas dan kesejahteraan karyawan. Stres kerja sering kali dipicu oleh kombinasi berbagai faktor, baik yang berasal dari individu maupun lingkungan kerja. Beban kerja mental adalah beban kerja yang merupakan selisih antara tuntutan beban kerja dari suatu tugas dengan kapasitas maksimum beban mental seseorang dalam kondisi termotivasi. Adapun beban kerja mental merupakan beban kerja yang selisih antara tuntutan beban kerja suatu tugas dengan kapasitas maksimum. Beban mental yang berlebihan dapat menimbulkan stres kerja.
Faktor Individu
Faktor individu meliputi usia, jenis kelamin, status perkawinan, dan masa kerja. Sementara itu, beban kerja mental mencakup tuntutan pekerjaan, kompleksitas tugas, waktu kerja yang panjang, serta tuntutan multitasking. Faktor-faktor individu seperti usia, dan status perkawinan dapat memengaruhi persepsi dan toleransi seseorang terhadap stres. Misalnya, pekerja yang lebih muda cenderung lebih mudah beradaptasi dengan tuntutan kerja yang tinggi, sementara pekerja yang lebih tua mungkin lebih rentan terhadap stres akibat penurunan stamina fisik.
Beban Kerja Mental
Beban kerja mental merupakan salah satu pemicu utama stres di tempat kerja. Karyawan yang dihadapkan pada tugas yang kompleks dan waktu yang terbatas cenderung mengalami tekanan mental yang lebih tinggi. Beban mental yang tidak terkendali dapat mengakibatkan kelelahan mental, penurunan kinerja, dan akhirnya berujung pada stres kerja.
Terkait dengan beban kerja mental, sebagian besar karyawan melaporkan bahwa karyawan sering dihadapkan pada tugas yang kompleks. Selain itu, karyawan dihadapkan pada tenggat waktu yang ketat. Misalnya, dikarenakan aktivitas karyawan konstruksi yang dibutuhkan dalam pekerjaan berupa berpikir, yakni berpikir untuk merancang bangunan dari segi menyusun dan menetapkan rencana, finalisasi, hingga eksekusi dari menyiapkan metode kerja sebagai acuan, mempersiapkan gambar rancangan yang sesuai, mempersiapkan material yang dibutuhkan, mengatur pembuatan target harian, melakukan pencatatan pemasukan dan pengeluaran barang, pembuatan model 3D & 4D, mengatur rincian keuangan proyek, pembuatan laporan, kemudian pemantauan atau pengawasan pada hasil laporan sub kontraktor.
BACA JUGA: Pengaruh Pemberian Terapi Akupunktur Terhadap Perubahan Tekanan Darah Penderita Hipertensi
Hal ini berkontribusi signifikan terhadap peningkatan stres kerja. Terutama, pada karyawan dengan pengalaman kerja yang lebih sedikit. Terdapat hubungan positif antara beban mental dan tingkat stres kerja. Karyawan yang melaporkan beban mental tinggi cenderung mengalami tingkat stres yang lebih tinggi.
Faktor Dominan yang Mempengaruhi Stres Kerja
Bahwa beban mental merupakan faktor dominan yang mempengaruhi stres kerja pada karyawan konstruksi. Faktor individu seperti usia, jenis kelamin, dan status perkawinan tidak terlalu mempengaruhi dikarenakan teragntung setiap individunya, tetapi pengalaman menunjukkan kecenderungan terhadap stres kerja. Oleh karena itu, manajemen proyek perlu mempertimbangkan pengelolaan beban kerja mental dan stress kerja dengan lebih baik, misalnya melalui pengaturan tugas yang lebih efektif, pelatihan manajemen waktu, dan program dukungan mental bagi karyawan. Pengendalian beban kerja mental dengan evaluasi kinerja yang tepat dapat membantu meningkatkan kinerja serta kesejahteraan karyawan dalam proyek konstruksi. Mengadakan program olahraga rutin untuk emningkatkan kebugaram jasmani karyawan. Dengan demikian, keberhasilan proyek dapat lebih terjamin dan kesehatan mental karyawan dapat terjaga.
***
Penulis : Alief Firmansyah Al Thaaf
Dosen Pembimbing : Ratnaningtyas W. K. K.
Program Studi : Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Editor : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR