Teat Dipping Kurangi Kasus Mastitis pada Sapi Perah di Malang

Teat Dipping Kurangi Kasus Mastitis pada Sapi Perah di Malang_Dokumen Istimewa

VOKASI NEWS – Penerapan teat dipping terbukti menurunkan kasus mastitis pada sapi perah di Malang hingga separuhnya. Praktik sederhana ini efektif menjaga kesehatan ambing dan meningkatkan kualitas susu.

Mastitis merupakan salah satu penyakit yang paling sering menyerang sapi perah dan menjadi penyebab utama penurunan kualitas serta kuantitas produksi susu. Penyakit ini ditandai dengan peradangan pada ambing (kelenjar susu) yang menyebabkan perubahan warna, rasa, hingga kandungan susu. Kondisi tersebut tidak hanya menurunkan hasil produksi, tetapi juga berdampak pada kesejahteraan hewan serta kerugian ekonomi bagi peternak.

Pengamatan lapangan di Dusun Jambuwer, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang, menunjukkan bahwa kasus mastitis masih cukup tinggi pada sapi perah lokal. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat prevalensi mastitis klinis dan menilai pengaruh praktik teat dipping. Pencelupan puting susu dengan cairan antiseptik setelah pemerahan dalam mencegah penyebaran penyakit tersebut.

Pengamatan Lapangan pada Peternak Sapi Perah

Penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan survei lapangan. Data diperoleh melalui wawancara langsung dengan peternak serta observasi terhadap sapi laktasi yang menunjukkan gejala mastitis, seperti pembengkakan ambing, perubahan warna susu, atau penurunan produksi.

Dari total 219 ekor sapi laktasi yang dipelihara oleh 45 peternak, ditemukan 104 ekor sapi (47%) mengalami mastitis klinis. Data ini menunjukkan bahwa hampir separuh populasi sapi perah di wilayah tersebut terinfeksi, menandakan perlunya penerapan manajemen kesehatan yang lebih baik, terutama dalam praktik pasca pemerahan.

Teat Dipping Turunkan Risiko Mastitis hingga Separuhnya

Hasil pengamatan memperlihatkan perbedaan signifikan antara peternak yang menerapkan teat dipping dan yang tidak. Dari 29 peternak yang melakukan teat dipping, tercatat hanya 34% sapi mengalami mastitis, sedangkan pada 16 peternak yang tidak melakukan teat dipping, angka kejadian melonjak hingga 71%.

Perbedaan ini menunjukkan bahwa teat dipping berperan penting dalam menekan penyebaran mastitis. Pencelupan puting dengan cairan antiseptik setelah pemerahan mampu mengurangi risiko infeksi bakteri yang masuk melalui saluran puting. Selain menjaga kebersihan ambing, praktik ini juga meningkatkan mutu susu yang dihasilkan.

Melalui temuan ini, dapat disimpulkan bahwa penerapan teat dipping secara rutin dan konsisten merupakan langkah sederhana namun efektif untuk menekan angka kejadian mastitis di tingkat peternak rakyat. Penerapan program kesehatan ternak berbasis kebersihan dan pencegahan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas sapi perah sekaligus kesejahteraan peternak.

[BACA JUGA: Sinergi Ilmu dan Aksi: International Community Engagement (ICE) 2025 oleh HIMA D-IV Teknologi Veteriner]

***

Penulis: Mukhammad Khafif Al Fasad