VOKASI – Civitas Akademika Fakultas Vokasi UNAIR melakukan pengabdian masyarakat berskala internasional bersama dengan Universiti Teknologi Malaysia.
Pada saat kegiatan belajar mengajar di kelas sedang libur, civitas akademika memanfaatkannya untuk kegiatan lain. Salah satunya mengisi waktu dengan melakukan pengabdian masyarakat atau biasa disebut pengmas. Civitas akademika Fakultas Vokasi pada libur semester ini memanfaatkannya dengan kegiatan pengmas. Diantara padatnya jadwal pengabdian kepada masyarakat itu yang paling menarik ialah pengmas di Malaysia. Pengabdian kepada masyarakat berskala internasional yang berlangsung di Malaysia, didukung oleh World University Association for Community Development (WUACD) Universitas Airlangga.
[Baca Juga: Program Pendampingan Pengelolaan Hipertensi Fakultas Vokasi UNAIR di Lamongan]
International Community Development Program
Universitas Airlangga bekerjasama dengan Universiti Teknologi Malaysia melakukan kegiatan bersama. Kegiatan bersama itu ialah pengabdian kepada masyarakat yang dibalut dalam tajuk ‘International Community Development Program Universitas and Universiti Teknologi Malaysia.’ Kegiatan itu berlangsung selama empat hari, yakni tanggal 25-28 Agustus 2023.
Dari serangkaian jadwal yang telah ditentukan, kegiatan pada tanggal 26 Agustus 2023 menjadi yang paling padat. Terbilang padat karena pada hari itu, civitas akademika sedang bersosialisasi kepada anak-anak. Dengan mengangkat tema tentang “Clean and Healthy Lifestyle Behavior (PHBS Program) for Children,” civitas akademika dari UNAIR bersosialisasi kepada anak-anak. Melalui kesempatan itu, anak-anak diajarkan untuk berperilaku hidup sehat. Anak-anak yang terlibat di dalamnya pun sangat antusias.
Selain memberikan pembelajaran singkat mengenai perilaku hidup bersih dan sehat, anak-anak juga diajak bermain game. Tujuannya untuk memecah kebosanan, dan menciptakan suasana menjadi lebih menyenangkan bagi anak-anak. Atas dasar itulah, anak-anak di Malaysia yang tergabung dalam acara pengabdian kepada masyarakat itu antusias.
Kegiatan juga diisi dengan praktek menanam tanaman toga seperti kunyit, halia, dan serai. Tujuannya tak lain ialah mengajak anak-anak untuk peduli dengan kondisi lingkungan. Dengan menanam tanaman toga, itu berarti mendidik anak agar bisa memanfaatkan ‘alam’ sebagai bahan untuk pengobatan tradisional. Kegiatan penanaman dilanjutkan di area Sungai Kim-Kim.
***
Penulis: Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR
