Upgrading Cranialis 2025: Membentuk Pemimpin Muda Berkualitas
Himpunan Mahasiswa Fisioterapi Fakultas Vokasi Universitas Airlangga kembali menyelenggarakan program kerja tahunan bertajuk Upgrading Cranialis 2025 pada Sabtu, 26 April 2025. Bertempat di Aula Moh. Hatta, Gedung Panjalu Kampus B Universitas Airlangga, acara ini dimulai pada pukul 08.30 WIB dan dihadiri oleh mahasiswa serta dosen dari program studi Fisioterapi. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan non-akademik yang penting dalam dunia perkuliahan, terutama dalam hal kepemimpinan dan pengelolaan waktu.
Mengusung tema “Developing Leadership and Time Management to Achieve the Best Future Goals”, kegiatan ini menghadirkan Luthfah Naily Faradisa, M.Psi., Psikolog sebagai pembicara utama. Materi yang dibawakan dirancang untuk membantu mahasiswa memahami konsep dasar soft skill serta pentingnya membangun kesadaran diri (self-awareness) dalam membentuk karakter kepemimpinan yang tangguh. Menurut pemateri, keterampilan komunikasi dan pemahaman terhadap potensi diri merupakan landasan penting dalam membentuk visi pribadi dan profesional.
Merancang Masa Depan dengan Behaviour Management
Acara resmi dibuka pada pukul 09.00 WIB dengan sambutan dari Rahma Zunita selaku Ketua Pelaksana, Alvian Dimas Primula Setia selaku Ketua Himpunan Mahasiswa Fisioterapi, serta perwakilan dosen, Dimas Aji Prayitno, S.Tr.Fis., MPT. Turut hadir pula Prof. Dr. Tika Widiastuti, S.E., M.Si. selaku Wakil Dekan I Fakultas Vokasi, yang memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan potensi mahasiswa melalui kegiatan seperti ini.
Dalam sesi inti, Luthfah Naily Faradisa memaparkan metode SMART sebagai teknik efektif dalam menetapkan tujuan: Specific, Measurable, Achievable, Relevant, dan Time-bound. Melalui metode ini, mahasiswa diharapkan mampu merancang langkah strategis dalam meraih impian mereka.
Lebih lanjut, pembicara menekankan bahwa time management sejatinya merupakan behaviour management. Fokus bukan pada mengatur waktu, melainkan mengelola perilaku dalam batas waktu yang tersedia. Kesalahan umum seperti membuat daftar tugas yang berlebihan, melakukan multitasking, dan terlalu optimis terhadap kemampuan sendiri—yang dikenal sebagai planning fallacy—perlu dihindari.
Sebagai penutup, disampaikan pentingnya evaluasi berkelanjutan dalam setiap proses. Dengan refleksi yang tepat, mahasiswa tidak hanya mampu berkembang secara akademik, tetapi juga membentuk karakter dan kompetensi yang berguna di masa depan.
Penulis : Nadia Nurul Izza