Waspadai Hiperglikemia: Gula Darah Meningkat Tanpa Disadari

Waspadai Hiperglikemia: Gula Darah Meningkat Tanpa Disadari_Google

VOKASI NEWS – Waspada hiperglikemia, gula darah meningkat. Kenali gejala awal dan cegah komplikasi serius dengan gaya hidup sehat dan pemeriksaan rutin.

Bayangkan seseorang yang tampak sehat, menjalani hari-hari seperti biasa, namun sering merasa haus, mudah lelah, dan mulai lebih sering ke kamar mandi di malam hari. Ia mungkin mengira itu hanya kelelahan biasa atau karena cuaca panas. Padahal tanpa disadari, tubuhnya sedang memberi sinyal bahwa kadar gula dalam darah sedang melonjak. Inilah yang disebut dengan hiperglikemia, kondisi meningkatnya kadar glukosa dalam darah yang sering terjadi tanpa gejala mencolok di awal.

Hiperglikemia tidak selalu menunjukkan gejala yang mencolok di awal. Ia datang perlahan, diam-diam, dan sering kali tak disadari hingga akhirnya menimbulkan masalah serius. WHO (2023) menyebutkan bahwa kadar gula darah puasa dikategorikan tinggi jika melebihi 126 mg/dL, dan dua jam setelah makan dikatakan tinggi jika lebih dari 200 mg/dL. Jika kondisi ini terus berlangsung, tubuh mulai mengalami gangguan metabolik yang berdampak pada berbagai organ penting seperti ginjal, saraf, dan mata.

Waspadai Gejala Awal dan Faktor Pemicunya

Salah satu tanda awal yang paling sering muncul adalah sering buang air kecil, terutama di malam hari. Ini bukan karena banyak minum, melainkan karena ginjal berusaha membuang kelebihan gula dari dalam tubuh. Akibatnya, tubuh kekurangan cairan dan muncul rasa haus yang tak kunjung hilang. Tak jarang pula orang merasa cepat lelah, lapar terus-menerus meski sudah makan, atau berat badannya turun tanpa alasan jelas. Semua ini terjadi karena sel-sel tubuh tidak dapat menggunakan glukosa secara efisien akibat kurangnya insulin atau karena insulin tidak bekerja sebagaimana mestinya.

Ada pula gejala lain yang lebih halus, seperti penglihatan kabur, luka yang sulit sembuh, hingga infeksi kulit atau gusi yang berulang. Semua ini bisa saja diabaikan karena dianggap tidak berhubungan satu sama lain. Padahal, tubuh sedang berusaha memberi tahu bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan metabolisme glukosanya.

Hiperglikemia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik dari pola hidup maupun kondisi medis yang mendasarinya. Konsumsi makanan tinggi karbohidrat sederhana, kurangnya aktivitas fisik, stres berlebihan, dan penggunaan obat-obatan tertentu seperti kortikosteroid menjadi pemicu utama. Selain itu, individu yang memiliki riwayat keluarga dengan diabetes memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami peningkatan kadar gula darah.

[BACA JUGA: Dampak Begadang dan Pentingnya Pola Tidur yang Sehat Bagi Remaja]

Cegah Sejak Dini dengan Gaya Hidup Sehat

Untuk itu, mengenali gejala sejak dini sangat penting. Pemeriksaan rutin kadar gula darah, baik melalui tes glukosa darah puasa, dua jam setelah makan, maupun pemeriksaan HbA1c, memberikan gambaran yang lebih menyeluruh mengenai kondisi metabolisme tubuh. Terutama bagi individu dengan faktor risiko, pemeriksaan sebaiknya dilakukan secara berkala, bukan hanya saat gejala mulai muncul.

Langkah pencegahan hiperglikemia dapat dilakukan melalui perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat. Mengonsumsi makanan bergizi seimbang, mengurangi asupan gula tambahan, serta memperbanyak konsumsi sayur dan buah menjadi hal yang sangat dianjurkan. Aktivitas fisik minimal 30 menit per hari juga terbukti efektif dalam meningkatkan sensitivitas insulin dan menurunkan kadar gula darah.

***

Penulis: Lintang Rahma Oktaviani

Editor: Habibah Khaliyah