Analisis Efisiensi Bank Umum dengan Model NDEA 2019-2023

VOKASI – Analisis efisiensi bank umum dengan menggunakan model NDEA tahun 2019-2023.

Efisiensi Bank Umum

Efisiensi adalah sebuah kemampuan untuk mencapai suatu tujuan yang membandingkan rencana dengan yang sudah terealisasikan. Hal itu dilakukan dengan menghemat waktu, tenaga, dan biaya (Mahardita, 2017). Konsep itu mencakup kemampuan manajemen dalam mengatur penggunaan sumber daya yang tersedia. Tentunya dengan mempertimbangkan semua keterbatasan guna mencapai hasil yang paling optimal. Adapun efisiensi merupakan gambaran dari kinerja suatu bank secara bersamaan menjadi unsur yang perlu diamati bank. Pengukuran efisiensi perbankan adalah sebuah alat yang digunakan oleh manajemen dan pengambil keputusan. Alat itu digunakan untuk meningkatkan kinerja bank, memberikan informasi mengenai internal maupun eksternal bank yang berkaitan dengan keuntungan efisiensi (Haryanto, 2018).

Network Data Envelopment Analysis (NDEA)

Salah satu alat yang digunakan untuk menganalisis efisiensi adalah aplikasi Data Envelopment Analysis (DEA. DEA ialah alat untuk mengukur efisiensi dari entitas atau perusahaan yang disebut sebagai Unit Kegiatan Ekonomi(UKE) (Fatimah dan Mahmudah, 2017). Network Data Envelopment Analysis (NDEA) adalah sebuah model dalam metode Data Envelopment Analysis (DEA) yang bertujuan untuk meneliti operasional komponen – komponen yang sedang dinilai serta mengetahui pengaruh faktor eksternal pada efisiensi perusahaan. NDEA merupakan model yang mempunyai tahap tambahan untuk menyediakan sarana dalam menentukan dampak elemen eksternal terhadap kinerja perusahaan serta mencakup variabel input, variabel intermediasi, dan variabel output (Tong et al., 2023). Model NDEA pada perbankan dapat diterapkan dengan dua tahap yaitu tahap manajemen dan tahap profitabilitas.

Analisis Efisiensi Bank Umum dengan Model Network Data Envelopment Analysis (NDEA) Tahun 2019 – 2023
Efisiensi Tahap Manajemen

Berdasarkan kajian literatur, dari segi manajemen diketahui bahwa terdapat dua bank yang mengalami inefisiensi yaitu bank BNI dan BRI. Ketidakefisienan terhadap bank BNI ini dapat terjadi karena operasional produk mobile banking tidak berjalan secara optimal dibandingkan dengan bank BCA. Ketidakoptimalan operasional produk mobile banking ini dapat terjadi karena jumlah karyawan BNI yang selalu mengalami penurunan. Penurunan jumlah karyawan mengakibatkan kinerja manajemen BNI dalam mengoperasikan produk mobile banking dan menghimpun dana pihak ketiga menjadi tidak optimal.

BACA JUGA: Pengaruh Pemberian Terapi Akupunktur Terhadap Perubahan Tekanan Darah Penderita Hipertensi

BRI mengalami inefisiensi dari segi manajemen hanya dalam satu periode yaitu pada tahun 2021. Inefisiensi disebabkan oleh adanya penurunan pengguna mobile banking sebanyak 71,4%. BRI juga mengalami penurunan jumlah karyawan yang disebabkan oleh penutupan 283 unit kerja dan di saat yang sama BRI mengalami penurunan rekrutmen. Selain itu, BRI meningkatkan target laba dan menambahkan jam kerja dari 8 jam sehari menjadi 12 jam, sehingga mengakibatkan beban kerja para karyawan BRI menjadi meningkat dan akan berdampak pada kondisi psikologis karyawan, sehingga mengakibatkan kinerjanya menjadi tidak optimal (Trimurti, 2021). BCA selalu mendapatkan rank tertinggi dalam hal efisiensi, sehingga BCA menjadi benchmark bagi bank yang tidak efisien.

Efisiensi Tahap Profitabilitas

Berdasarkan hasil penelitian dari segi profitabilitas, secara keseluruhan keempat bank umum dalam penelitian ini selalu mengalami efisiensi sejak tahun 2019 hingga 2023. Artinya keempat bank umum ini telah tepat dalam menjalankan kegiatannya dalam menyalurkan dana pihak ketiga dan menerapkan perkembangan teknologi dalam bentuk mobile banking serta mampu mendapatkan keuntungan dari kegiatan tersebut  secara optimal.

***

Penulis: Aditya Rizky Widianto

Editor: Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR