VOKASI – Asal mula tari lenggang warisan budaya khas Surabaya.
Tari lenggang ialah sebuah tarian tradisional berasal dari Kota Surabaya. Tari lenggang ini dimainkan oleh beberapa penari wanita, dengan gerak yang anggun dan diiringi oleh musik gamelan jawa yang menjadi ciri khas musik gamelan Jawa Timur. Tarian ini di dominasi dengan gerakan memainkan selendang. Ada beberapa versi yang menceritakan mengenai tari lenggang, menurut sejarahnya tari lenggang diciptakan oleh Dimas Pramuka Admaji pada tahun 1995. Dimas Pramuka Admaji lahir pada tahun 1963 merupakan seorang seniman yang ikut mewarnai perkembangan seni tari di Surabaya. Beliau adalah seorang koreografer yang dalam berkarya tari memiliki kemampuan lebih dan mempunyai ciri khas dengan berbagai macam karya tari yang diciptakannya.
Sejarah Tari Lenggang
Suatu ketika, Dimas Pramuka Admaji diminta oleh Walikota Surabaya yaitu Soenarto Sumoprawiro untuk membuat tarian penyambutan untuk merayakan hari jadi kota Surabaya. Permintaan ini diterima dengan baik oleh Dimas Pramuka Admaji, kemudian mengintegrasikan berbagai unsur seni budaya Surabaya dalam karyanya. Setelah melalui proses observasi yang panjang dan penggarapan yang baik, tentu tidak mudah untuk menciptakan sebuah tarian yang unik serta indah di pandang. Pada bulan Maret 1995 merupakan awal proses pembuatan tari yang berlangsung selama satu bulan. Proses penciptaan tari ini terinspirasi dari pengembangan Tari Tanda’an dan Sandur Madura yang dipadukan menjadi satu. Untuk iringan musik memakai gending Jawa Timur-an yang di ramu setelah penciptaan gerak tari tersebut.
Filosofi Gerakan Tari Lenggang
Filosofi dari gerakan tari lenggang sendiri hampir sama dengan Tari Tanda”an / tayub dan Sandur Madura, seperti gerakan melingkar melambangkan kesatuan dan keharmonisan. Gerakan lembut mengalir melambangkan aliran kehidupan yang terus berjalan. Tari sandur Madura sendiri menceritakan mengenai pertanian atau kehidupan para petani. Awalnya, tarian ini dimainkan sebagai bagian dari upacara adat atau festival untuk merayakan panen yang melimpah atau peristiwa penting lainnya dalam kehidupan masyarakat Surabaya. Dalam perkembangannya tari lenggang terus dilestarikan dan ditampilkan pada acara penyambutan tamu besar.
BACA JUGA: Pengaruh Pemberian Terapi Akupunktur Terhadap Perubahan Tekanan Darah Penderita Hipertensi
Tari lenggang mengalami perubahan ketika era modernisasi mulai merambah ke Surabaya. Adapun Tari Lenggang tidak lagi menjadi ritual animisme tapi sebagai sarana hiburan dan ditampilkan pada acara penyambutan tamu besar. Biasanya dalam pertunjukkan tari bagian tubuh atas penari menggunakan kemben atau kebaya. Bagian bawah menggunakan kain panjang dengan aksen berbentuk jarik, serta kain selendang dibagian leher. Selain itu, menggunakan perhiasan seperti giwang, bunga melati sisir, cunduk / cucuk.
Meskipun dihadapkan pada tekanan modernisasi, beberapa pemuda dan seniman lokal berjuang untuk melestarikan dan membangkitkan kembali Tari Lenggang Surabaya. Akhirnya, Tari Lenggang Surabaya menemukan kembali tempatnya dalam masyarakat Surabaya. Hal ini sebagai upaya pelestarian dan revitalisasi yang gigih, tarian ini kembali dipuja dan dihargai sebagai bagian penting dari warisan budaya kota. Simak video selengkapnya https://youtu.be/OuboOgZfbwQ.
***
Penulis : Thania Salsabila Abhista
Editor : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR