VOKASI NEWS – Mengenal istilah Typical Dose, parameter krusial dalam memastikan keselamatan pasien selama pemeriksaan CT-scan thorax yang dapat mendeteksi berbagai kelainan paru-paru dan mediastinum.
CT-scan thorax adalah salah satu metode pencitraan yang unggul untuk mendeteksi kelainan paru-paru, mediastinum, dan pembuluh darah. Namun, karena melibatkan paparan radiasi yang signifikan, proteksi pasien menjadi prioritas utama. Salah satu langkah kunci untuk memastikan keselamatan adalah menentukan typical dose, yaitu nilai median dosis radiasi pasien pada jenis pemeriksaan tertentu. Nilai ini dihitung berdasarkan dua parameter utama: Computed Tomography Dose Index Volume (CTDIvol) dan Dose Length Product (DLP). Kedua parameter tersebut membantu memastikan dosis radiasi sesuai dengan standar keselamatan, seperti yang ditetapkan oleh BAPETEN dan International Commission on Radiological Protection (ICRP).
Apa itu Typical Dose?
Typical dose adalah median dari data dosis radiasi yang diterima pasien selama pemeriksaan CT-scan thorax. Nilai ini dihitung dari CTDIvol, yang menggambarkan dosis rata-rata per irisan, dan DLP, yang mencerminkan total dosis berdasarkan panjang pemindaian. Dengan data ini, fasilitas kesehatan dapat mengevaluasi apakah protokol pemeriksaan sesuai dengan Indonesian Diagnostic Reference Level (iDRL). Sebagai contoh, iDRL untuk thorax tanpa kontras adalah CTDIvol 11 mGy dan DLP 430 mGy·cm, sementara untuk thorax dengan kontras, batasnya adalah CTDIvol 16 mGy dan DLP 810 mGy·cm.
Mengapa Typical Dose Penting?
Typical dose penting untuk memastikan pasien menerima dosis radiasi yang aman selama pemeriksaan. Nilai ini juga menjadi alat evaluasi efektivitas protokol pemindaian. Jika dosis melebihi iDRL, optimisasi diperlukan untuk menurunkan dosis tanpa mengurangi kualitas citra. Pada pemeriksaan dengan kontras, scan length yang lebih panjang atau pemindaian multiphase sering meningkatkan dosis radiasi. Membandingkan typical dose dengan iDRL membantu fasilitas kesehatan memastikan protokol pemindaian mereka sesuai dengan standar internasional dan aman bagi pasien.
Siapa yang Bertanggung Jawab?
Penentuan typical dose adalah hasil kolaborasi antara radiografer, fisikawan medis, dan dokter. Radiografer bertanggung jawab menjalankan mesin CT-scan sesuai protokol untuk menghasilkan data dosis yang valid. Fisikawan medis menganalisis data dosis untuk menghitung dan membandingkannya dengan iDRL. Sementara itu, dokter memastikan penggunaan radiasi hanya dilakukan jika benar-benar diperlukan sesuai prinsip justifikasi. Kerjasama ini penting untuk menjaga keseimbangan antara kualitas diagnostik dan proteksi pasien.
Bagaimana Typical Dose Ditentukan?
Typical dose dihitung dengan mengumpulkan data CTDIvol dan DLP dari pemeriksaan selama periode tertentu. Data ini diambil dari laporan dosis otomatis (Dose Report) mesin CT-scan untuk memastikan akurasi. Nilai median dihitung dari data tersebut dan dibandingkan dengan iDRL. Jika typical dose melampaui batas, optimisasi dilakukan, misalnya dengan menyesuaikan tegangan tabung (kV), mengurangi scan length, atau menggunakan algoritma rekonstruksi iteratif. Langkah-langkah ini memastikan pemeriksaan CT-scan thorax tetap aman tanpa mengurangi manfaat diagnostiknya.
Penentuan data ini adalah langkah penting dalam proteksi pasien dan evaluasi kualitas diagnostik. Dengan menghitung median CTDIvol dan DLP, fasilitas kesehatan dapat memastikan protokol pemeriksaan sesuai dengan iDRL. Jika melebihi batas, evaluasi dan optimasi diperlukan untuk mengurangi dosis radiasi. Langkah ini membantu menjaga keseimbangan antara keamanan pasien dan efektivitas diagnosis, sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan secara keseluruhan.
***
Penulis: Rona Sabila
Editor: Puspa Anggun Pertiwi