VOKASI UNAIR

Battra Unair Jelaskan Manfaat Pijat Refleksi Kepada Warga Desa Krembangan Surabaya Saat Closing Ceremony PBL dan BKII

Battra Unair Jelaskan Manfaat Pijat Refleksi Kepada Masyarakat Krembangan Surabaya

VOKASI – Battra Unair jelaskan manfaat pijat refleksi pada warga masyarakat Desa Krembangan saat pelaksanaan closing ceremony PBL dan BKII.

Battra Unair jelaskan kepada warga masyarakat Desa Krembangan mengenai definisi refleksi dan refleksologi.

Refleksologi merupakan pengobatan holistik berdasarkan prinsip ‘titik’ sistem syarat.

Terdapat titik pada area kaki, tangan, dan telinga yang terhubung ke bagian tubuh lain melalui sistem syaraf.

Refleksologi bisa juga disebut sebagai metode untuk mengaktifkan ‘healing powers‘ dari tubuh dengan cara melakukan penekanan pada area refleksi atau titik-titik tertentu.

Mahasiswa Program Studi Pengobat Tradisional (Battra), Fakultas Vokasi, Universitas Airlangga beri informasi mengenai pijat refleksi atau refleksologi di Desa Kelurahan Morokrembangan, Kecamatan Krembangan, Surabaya.

Informasi tersebut disampaikan dalam acara Closing Ceremony kegiatan PBL (Problem Based Learning) dan BKII (Battra Komplementer Integratif Inovatif) yang diadakan hari Minggu, (19/3/2023).

Kegiatan tersebut bertajuk “Peningkatan Produktifitas Masyarakat Bebas Hipertensi Melalui Pendekatan Pengobat Tradisional.”

Selain mengadakan sosialisasi, mahasiswa Battra Unair jelaskan sekaligus mengajak masyarakat praktek membuat pengobatan tradisional.

Seluruh kegiatan itu dikemas dalam bentuk sosialisasi dan workshop.

Di bawah bimbingan Maya Septriana S.Si., Apt., M.Si dan Dwi Setiani Sumardiko, S.Kep., Ns., M.Si. selaku dosen pembimbing, mahasiswa D4 Pengobat Tradisional menjelaskan kepada warga mengenai terapi refleksi.

Syaima Yasarah Mahasiswa Battra menjelaskan bahwa refleksologi (reflexology) dapat melancarkan peredaran darah, meningkatkan daya tahan tubuh, dan mengurangi risiko sakit yang terjadi di persendian.

“Beberapa manfaat pijat refleksi di antaranya adalah bisa untuk melancarkan aliran darah, meningkatkan daya tahan tubuh, mengurangi resiko sakit sendi, mengurangi rasa letih, melancarkan pergerakan dan mengatasi masalah pencernaan,” ujar Syaima.

Menurut Syima, pemijatan dapat dilakukan dua kali dalam sehari atau tiga kali dalam seminggu.

Artinya pemijatan tidak boleh dilakukan setiap hari.

“Jangan melakukan pijatan setiap hari, dan setiap area refleksi dapat dilakukan stimulasi selama lima menit,” lanjutnya.

Syaiman menjelaskan ‘efek samping’ dari pijat refleksi yang bisa muncul setelah dilakukan pemijatan.

“Beberapa hal yang bisa muncul setelah dilakukannya pemijatan di antaranya adalah suhu tubuh naik itu normal atau wajar, kemudian salah satu bagian tubuh ada yang sakit juga wajar. Ini disebabkan hambatan di peredaran darah berhasil dibobolkan,” ujarnya.

Selain mengedukasi masyarakat, Battra Unair jelaskan mengenai tanaman toga.

Tidak hanya menjelaskan, mahasiswa juga melakukan demo membuat olahan herbal yang dibuat dari tanaman toga.

Adapun dalam demo tersebut digunakan beberapa tanaman toga sebagai bahan praktek.

Salah satunya ialah daun seledri yang diolah menjadi siomay seledri.

Menurut rujukan yang dibaca oleh mahasiswa Battra Unair, tanaman toga seperti daun seledri memiliki manfaat sebagai anti-hipertensi.

Guna mendukung keberlanjutan kegiatan, mahasiswa Battra Unair juga memberikan tanaman toga kepada warga masyarakat Desa Krembangan.

Adapun tanaman toga yang diberikan ialah tanaman yang dapat mengatasi hipertensi seperti rosella, belimbing wuluh, sambiloto, kemangi, kumis kucing.

***

 

Penulis             : Jihan Aura (D4 Pengobat Tradisional)

Editor              : Tim Branding Fakultas Vokasi Universitas Airlangga

Share Media Sosmed

Pilihan Kategori

Name Link
Form permohonan peliputan, publikasi dan penerbitan
Panduan Prosedur Peliputan
Panduan Penulisan Artikel

Pastikan karya kamu sesuai panduan yang ada ya voks, tetap semangat!