VOKASI UNAIR

SEBERAPA PENTING DRL DALAM PROTEKSI RADIASI ?

SEBERAPA PENTING DRL DALAM PROTEKSI RADIASI - asih nur/dokumen istimewa

VOKASI NEWS – Diagnostic Reference Level atau DRL merupakan salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk menegakkan proteksi radiasi di ruang radiologi pada setiap rumah sakit.

Apa itu proteksi radiasi ?

Proteksi radiasi salah satu cara menurunkan resiko pengaruh dari paparan radiasi yang dapat merusak. Salah satunya yaitu asas optimalisasi. Asas ini menghendaki agar paparan radiasi harus ditekan serendah mungkin dengan mempertimbangkan faktor ekonomi dan sosial. Asas ini juga dikenal dengan sebutan ALARA atau As Low A Reasonably Achievable. Dalam penyusunan program proteksi radiasi, asas optimalisasi berarti semua komponen program dipertimbangkan dengan seksama, termasuk tingkat biaya yang terjangkau. Salah satu upaya penerapan proteksi radiasi pada tindakan kardiologi intervensi anak yaitu, dengan menerapkan Diagnostic Reference Level (DRL) di setiap rumah sakit.

Apa itu 1-DRL ?

Indonesian Diagnostic Reference Level (I-DRL) adalah tingkat referensi diagnostik yangdigunakan dalam radiologi dan teknik medis lainnya di Indonesia. DRL digunakan untuk mengukur tingkat radiasi yang digunakan dalam prosedur medis untuk memastikan bahwa dosis radiasi yang diberikan kepada pasien seoptimal mungkin dan tetap dalam batas yang aman. Dengan dasar pada data dan statistik yang dikumpulkan dari berbagai fasilitas medis dalam negeri untuk jenis pemeriksaan tertentu, seperti CT scan, sinar-X, atau prosedur radiologi lainnya. Dengan tujuan untuk menetapkan batas atas atau referensi untuk dosis radiasi yang seharusnya tidak boleh dilewati untuk suatu jenis pemeriksaan medis tertentu.

Bagaimana menentukan I-DRL ?

Untuk menetapkan atau mencari nilai I-DRL, biasanya digunakan metode pengumpulan data dari berbagai fasilitas medis yang melakukan prosedur yang sama. Proses ini melibatkan pengumpulan dan analisis data dosis radiasi yang diberikan kepada pasien selama prosedur
diagnostik tertentu. Berikut adalah langkah-langkah umum untuk mencari atau menetapkan nilai DRL:

  1. Mengumpulkan data dosis radiasi yang diberikan kepada pasien selama pemeriksaan diagnostik tertentu seperti CT scan, sinar-X, mammografi, dan prosedur radiologi lainnya.
  2. Setelah data terkumpul, analisis statistik dilakukan untuk menghitung rata-rata dosis yang diberikan kepada pasien untuk setiap jenis pemeriksaan diagnostik. Ini melibatkan perhitungan rata-rata, median, dan deviasi standar dari dosis yang tercatat dari berbagai
    fasilitas.
  3. Data yang telah dianalisis kemudian dibandingkan dengan pedoman internasional atau pedoman nasional. Jika ada, yang mengatur dosis referensi untuk jenis pemeriksaan tertentu misalnya ICRP atau BAPETEN di Indonesia bisa memberikan pedoman atau
    referensi yang dapat dibandingkan.
  4. Berdasarkan analisis data dan perbandingan dengan pedoman yang ada, nilai DRL kemudian ditetapkan untuk jenis pemeriksaan tertentu. Nilai DRL ini seharusnya mewakili batas atas dosis radiasi yang dianggap dapat diterima untuk pemeriksaan tersebut, dengan mempertimbangkan keselamatan pasien.
  5. Nilai DRL yang ditetapkan harus dipantau secara berkala.. Dan juga diperbarui sesuai dengan perkembangan teknologi, perubahan dalam praktik medis, atau peraturan yang baru dalam bidang radiologi.

Penerapan metode ini membantu dalam menetapkan nilai DRL yang dapat digunakan sebagai acuan dalam penggunaan radiasi diagnostik untuk memastikan bahwa dosis yang diberikan kepada pasien tetap sesuai dengan standar keselamatan yang ditetapkan.

BACA JUGA: Enam Mahasiswa D3 TLM Menyelesaikan Masa PKL di Salah Satu RS Milik BUMN; RS PHC Surabaya

***

Penulis : Asih Nur Pambudi,

Pembimbing : Amillia Kartika Sari S. Tr.Kes, M.T dan Weni Purwanti, S.Si.,M.Si

Editor : Maulidatus Solihah

Share Media Sosmed

Pilihan Kategori

Name Link
Form permohonan peliputan, publikasi dan penerbitan
Panduan Prosedur Peliputan
Panduan Penulisan Artikel

Pastikan karya kamu sesuai panduan yang ada ya voks, tetap semangat!