VOKASI – Eksplorasi model UTAUT untuk adopsi mobile banking di Kabupaten Lamongan, sebuah penelitian Mahasiswa Vokasi UNAIR.
Penerapan Model Unified Theory Of Acceptance And Use Of Technology (UTAUT) Terhadap Penggunaan Mobile Banking Di Kabupaten Lamongan.
Penggunaan merupakan Sejauh mana individu berinteraksi dengan dan memanfaatkan mobile banking dalam aktivitas sehari-hari, termasuk seberapa sering dan bagaimana cara penggunaannya. Penggunaan merupakan perilaku seseorang dalam memanfaatkan atau menggunakan suatu barang, jasa, dan juga layanan.
Perilaku penggunaan teknologi didefinisikan sebagai keinginan atau intensi individu untuk melakukan suatu tindakan. Hal ini terkait dengan tingkat intensitas atau frekuensi penggunaan teknologi tersebut (Jati & Laksito, 2012; Shomad, 2017).
Performance Expectancy
Performance Expectancy atau harapan kinerja mengukur keyakinan individu tentang seberapa banyak sistem akan meningkatkan kemampuannya untuk melakukan tugas mereka (Venkatesh et al., 2003). Sehingga, dapat disimpulkan sebagai bagaimana teknologi membuat tugas lebih mudah diselesaikan, terutama dalam melakukan transaksi sehari-hari. Masyarakat Kabupaten Lamongan setuju, bahwa membutuhkan transaksi yang efektif dan efisien.
Effort Expectancy
Effort Expectancyatau harapan upaya adalah tingkat kegunaan, kemampuan belajar, dan pemahaman sistem (Venkatesh et al., 2003). Karakteristik effort expectancy antara lain kemudahan untuk dipelajari, kejelasan dalam pemahaman, dan fleksibilitas (Bakri et al., 2023) . Ketiga aspek dasar ini dimiliki oleh pengguna, karena semakin banyak pengetahuan yang dimiliki oleh pengguna mobile banking, maka akan semakin sering memanfaatkan teknologi tersebut. Selain itu, Dorongan untuk menggunakan teknologi dapat tumbuh sebagai akibat dari kesederhanaan penggunaannya. Masyarakat Kabupaten Lamongan setuju bahwa penggunaan suatu teknologi di latar belakangi dengan teknologi yang mudah untuk dipelajari, dipahami, dan digunakan. Hal tersebut dapat membuat masyarakat dengan cepat beradaptasi dan memanfaatkan layanan keuangan digital.
Facilitating Conditions
Facilitating condition menurut Venkatesh et al. (2003) adalah sejauh mana seseorang berpikir bahwa infrastruktur dan teknologi suatu organisasi saat ini mengizinkan penggunaan suatu sistem. Hal ini dapat dijelaskan oleh fakta bahwa orang lebih cenderung menerima teknologi ketika mereka menemukan kondisi yang menguntungkan, seperti akses yang mudah ke layanan mobile banking atau fasilitas teknologi yang memadai (Baptista & Oliveira, 2015). Dukungan yang mendorong memiliki dampak besar pada bagaimana orang menggunakan mobile banking. Di antara fasilitas yang dipertimbangkan adalah yang dibutuhkan oleh pengguna adalah jaringan internet yang andal (Shadiq & Sudarsono, 2022). Sehingga melalui hal tersebut, masyarakat Kabupaten Lamongan setuju bahwa dengan memiliki pengetahuan dan sumber daya, adanya jaringan internet yang stabil, dan fitur yang disediakan lengkap merupakan suatu hal yang dibutuhkan dalam menggunakan mobile banking. Dapat disimpulkan bahwa ketersediaan fasilitas yang lengkap dan memadai menjadi faktor utama dalam memastikan bahwa mobile banking dapat digunakan secara efektif oleh masyarakat di Kabupaten Lamongan
Social Influence
social influence merupakan keyakinan seseorang bahwa orang lain akan memintanya untuk menggunakan sistem teknologi (Venkatesh et al., 2003).. Biasanya banyak pengguna mendapatkan keuntungan dari sistem ketika satu pengguna melakukannya, sebagai akibat dari perilaku konsumen yang dipengaruhi oleh social influence seperti teman, keluarga, dan individu penting lainnya (Oliveira et al., 2016). Melalui hal tersebut, masyarakat Kabupaten Lamongan setuju bahwa dengan adanya pengaruh sosial membuat seseorang tertarik atau berminat dalam menggunakan suatu teknologi, khususnya mobile banking.
BACA JUGA: Pengaruh Pemberian Terapi Akupunktur Terhadap Perubahan Tekanan Darah Penderita Hipertensi
***
Penulis: Fitri Rachmawati Toeryono
Pembimbing: Hanifiyah Yuliatul Hijriah
Program studi: D4 Perbankan dan Keuangan
Editor: Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR