VOKASI NEWS – Arcus kaki anak yang perlu dipelajari secara kompleks oleh bunda buah hati.
Masa kanak-kanak merupakan masa di mana tubuh aktif bergerak. Dalam melakukan aktivitas fisik, keseimbangan diperlukan untuk menjaga tubuh supaya tetap stabil dan tidak jatuh. Jika terdapat gangguan seperti kelainan bentuk kaki maupun lengkung telapak kaki maka kemungkinan besar akan berdampak pada keseimbangan anak. Arcus kaki, atau lengkung kaki, merupakan sudut yang terbentuk pada telapak kaki. Arcus kaki menjadi salah satu komponen tubuh yang bertanggung jawab terhadap keseimbangan.
Pemeriksaan Sederhana
Arcus kaki dikategorikan berdasarkan besarnya sudut yang terbentuk. Kondisi sudut kaki yang rendah dinamakan flat foot (pes planus) sedangkan sudut kaki tinggi dinamakan high arched foot (pes cavus). Untuk mengetahui besar atau kecilnya sudut kaki dapat dilakukan pemeriksaan sederhana bernama Wet Footprint Test. Hasil dari Wet Footprint Test diukur menggunakan alat ukur sudut Clarke (Clarke’s Angle).
Alat dan bahan yang perlu dipersiapkan adalah baki atau nampan yang memiliki permukaan lebar, handuk, air, kertas, dan pewarna. Pewarna yang digunakan dapat berupa cat, tinta, atau pewarna makanan yang aman untuk kulit. Pelaksanaan yang pertama isi baki dengan air dan pewarna. Kedua mita anak untuk menapakkan kakinya di dalam baki berisi air warna. Ketiga tempelkan telapak kaki pada permukaan kertas dan tunggu hingga kering. Setelah jejak kaki mengering dapat dilakukan pengukuran dengan sudut Clarke.
Pengukuran Arcus Kaki Anak
Untuk mengukur sudut Clarke diperlukan alat tulis, mistar, dan busur derajat. Sudut Clarke diperoleh dengan menarik garis sisi dalam kaki di area menonjol bawah ibu jari kaki (garis A dan B). Kemudian ditarik garis dengan ujung tertinggi bagian tengah kaki (garis A dan C). Sudut yang terbentuk antara titik A, B, dan C diukur menggunakan busur derajat. Standar normal sudut arcus kaki adalah 42°–54°, flat foot ringan 35°–41°, flat foot sedang 30°–34.9°, flat foot berat < 30°, dan high arched foot > 54°
Penanganan
Pemeriksaan lebih lanjut disarankan apabila bentuk kaki yang abnormal memiliki efek samping seperti tingginya frekuensi jatuh atau nyeri kaki. Penanganan yang diberikan akan disesuikan dengan kondisi kaki anak. Beberapa contohnya adalah tata laksana fisioterapi, terapi latihan, dan penggunaan alas kaki yang tepat.
***
Penulis : Aulia Zaahidah
Program Studi : Fisioterapi
Editor : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR