VOKASI NEWS – Intensitas nyeri dan kualitas hidup penderita dismenore yang dipengaruhi oleh pengaruh auricular acupressure.
Dismenore yaitu nyeri haid pada saat sebelum dan selama menstruasi dengan rasa kram pada perut bagian bawah yang terkadang menjadi parah sehingga menyebabkan terganggunya aktivitas. Rasa mual, diare, kram, muntah dan nyeri seperti kolik pada perut dapat disebabkan karena nyeri haid (dismenore). Dismenore terbagi menjadi dua yaitu dismenore primer dan sekunder
Dismenore menunjukkan angka cukup tinggi di seluruh dunia. Pada wanita terjadinya dismenore di antaranya sekitar 16,8-81%. Prevalensi dismenore di Indonesia sebesar 64,25%, yang terdiri dari dismenore sekunder 9,36% dan dismenore primer sebesar 54,89%. Sebanyak 71,3% menunjukkan kejadian dismenore primer di Jawa Timur.
[BACA JUGA: 5 Skill Penting dalam Bahasa Inggris dan Tips dalam Meningkatkannya]
Dismenore Primer
Dismenore primer adalah nyeri haid yang dikenali tanpa adanya kelainan dari organ reproduksi yang muncul sejak menstruasi pertama dan dimulai dari 6-12 bulan pertama setelah menarche. Wanita dengan dismenore primer didapatkan kadar prostaglandin yang lebih tinggi dibandingkan perempuan tanpa nyeri haid. Peningkatan kadar prostaglandin tertinggi saat haid terjadi pada 48 jam pertama. Hal ini sejalan dengan awal muncul dan besarnya intensitas keluhan nyeri haid. Pada wanita yang mengalami dismenore terjadi perubahan, seperti mudah marah, menjadi murung dan tidak dapat berinteraksi secara berkala. Dismenore menyebabkan penderita menjadi sulit tidur dan mempunyai rasa gelisah, serta timbul gejala lain seperti sakit kepala, kelelahan, muntah, mual dan diare sering menyertai nyeri haid yang diduga karena masuknya prostaglandin ke sirkulasi sistemik
Definisi Tradisional Dismenore
Menurut TCM, dismenore disebut Tong Jing dalam bahasa Cina, yang disebabkan oleh serangan dingin selama menstruasi atau stagnasi Qi Hati, yang mengakibatkan stagnasi darah, atau karena kekurangan darah yang mengakibatkan hilangnya nutrisi pada meridian Chong dan Ren.
Dampak Dismenore
Ketegangan emosional merupakan faktor etiologi yang sangat penting dalam dismenore. Marah, frustrasi, dendam, dan kebencian semuanya dapat menyebabkan stagnasi pada Qi-Hati. Pada wanita, stagnasi Qi-Hati menyebabkan stagnasi darah di rahim dan menimbulkan nyeri selama periode menstruasi. Aktivitas fisik yang berlebihan atau penyakit kronis menyebabkan defisiensi Qi dan darah terutama pada Limpa dan Lambung. Defisiensi darah menyebabkan kekurangan gizi pada pembuluh penetrasi dan pengarah sehingga arah tidak memiliki kekuatan untuk bergerak.
Auriculotherapy
Auriculotherapy atau akupunktur telinga merupakan salah satu auricular therapy yang berupa stimulasi pada eksternal permukaan daun telinga. Pemberian jumlah stimulasi dan durasi tertentu pada auricular acupressure dapat dirangsang pada area tubuh tertentu yaitu dengan menempelkan biji Vaccaria, magnet, besi atau jarum akupuntur kecil pada daun telinga dan pada area khusus. Auriculartherapy mempunyai indikasi dalam mendukung dan/atau meringankan efek hampir semua penyakit, baik digunakan dalam penyakit akut seperti keadaan traumatis akut dan gejala pada sistem motorik, sefalgia, atau neuralgia, serta mengatasi kecanduan seperti kecanduan pada makanan dingin dan nikotin, dapat digunakan dalam kombinasi metode pengobatan lainnya.
Cara Menurunkan Intensitas Nyeri Dismenore
Terapi auricular acupressure bisa menjadi salah satu cara menurunkan intensitas nyeri dismenore. Adapun titik tersebut umum untuk menurunkan intensitas nyeri adalah titik Endokrin, Internal Genital, dan Shenmen. Titik Endokrin dan Internal Genital dipilih karena berhubungan dengan dismenore, impotensi, menstruasi tidak teratur, sindrom menopause, gangguan endokrin, leukorea, perdarahan uterus disfungsional, emisi nokturnal, dan prostatitis. Selain itu, titik Shenmen dipilih karena memiliki indikasi sebagai penyeimbang energi dan hormon serta meningkatkan aktivitas saraf parasimpatis.
Efek Samping
Efek samping yang paling umum dari auricular acupressure yaitu telinga menjadi merah dan adanya sensivitas luar biasa pada tekanan lokal, serta peradangan atau adanya cedera luka pada telinga. Adapun efek yang dialami akan memudar dan menghilang dalam beberapa jam dan dianggap sebagai tanda adanya homeostasis pada tubuh.
***
Penulis : Deva Ayunita Rifayani
Pembimbing : Ario Imandiri dan Wurlina
Program Studi : Pengobat Tradisional
Editor : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR
