VOKASI UNAIR

Perubahan Keseimbangan Tubuh Pada Lansia, Anak Muda Penting untuk Memahami

ilustrasi peran aktivitas fisik mencegah jatuh pada lansia/dokumen dari kontributor

VOKASI NEWS – Keseimbangan tubuh lansia mengalami perubahan seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usia.

Lansia adalah seseorang yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupan dan mengalami proses penuaan (aging process). Proses penuaan ditandai oleh sejumlah kemunduran dan perubahan pada semua sistem fungsi tubuh. Utamanya pada kerja sistem neuromuscular yang akan berpengaruh terhadap perubahan fungsional otot. Misalnya terjadinya penurunan kekuatan dan kontraksi otot, elastisitas dan fleksibilitas otot, kecepatan dan waktu reaksi kerja otot. Terjadinya penurunan fungsi tersebut akan berkontribusi dalam mempengaruhi keseimbangan (Paillard, 2020).

[BACA JUGA: Informasi Penting Mengenai Penyakit Gagal Ginjal Kronis]

Keseimbangan

Keseimbangan didefinisikan sebagai kemampuan untuk mempertahankan orientasi tubuh dalam ruang dengan kondisi statis maupun dinamis. Adapun keseimbangan statis adalah kemampuan seseorang untuk mempertahankan stabilitas tubuh dalam keadaan diam atau tidak melakukan pergerakan. sedangkan keseimbangan dinamis adalah kemampuan seseorang untuk mempertahankan stabilitas selama terjadinya pergerakan, misalnya saat berjalan dan berlari. Dalam kehidupan sehari-hari keseimbangan statis dan dinamis saling berkaitan dan mutlak tidak dapat dipisahkan karena tubuh manusia jarang sekali dalam keadaan diam yang sempurna tanpa melakukan gerakan sama sekali.

Proses Penurunan Keseimbangan pada Lansia

Penurunan keseimbangan dipengaruhi oleh unsur-unsur keseimbangan itu sendiri. meliputi sistem informasi sensoris (meliputi visual, vestibular dan somatosensoris), respon otot postural yang sinergis, dan kekuatan otot. Kemampuan menjaga keseimbangan menurun karena adanya perubahan pada sistem sensorik, motorik, dan sistem saraf pusat. Pada sistem sensorik, terjadi proses degenerasi pada sistem vestibuler, seperti degenerasi otolith (penurunan mineral pada makula), yang menyebabkan respon keseimbangan terhadap gravitasi dan pergerakan linier menurun.

Terjadi pula degenerasi pada epithelium sensorik yang mengakibatkan penurunan jumlah sel rambut dan kerusakan nervus vestibularis. Degenerasi pada sistem vestibuler tersebut menyebabkan gangguan keseimbangan pada orang lanjut usia (Utami et al., 2022). Lansia juga mengalami penurunan dalam kemampuan motorik yang terkait dengan penurunan kontrol neuromuskular. Selain itu terjadi juga perubahan sendi, dan struktur lainnya. Gangguan motorik ini terutama disebabkan oleh hilangnya neuron di medulla spinalis, otak, dan serebelum. Oleh karena itu, penurunan fungsi sistem tubuh pada lansia akan menyebabkan penurunan keseimbangan (Pramadita et al., 2019).

Apa yang Terjadi Jika Mengalami Penurunan Keseimbangan ?

Keseimbangan statis maupun dinamis yang menurun akan meningkatkan risiko jatuh. Jatuh dapat mengakibatkan berbagai jenis cidera dan kerusakan fisik dan psikologis. Konsekuensi yang paling ditakuti dari kejadian jatuh adalah fraktur, jenis fraktur yang mungkin terjadi yakni fraktur pergelangan tangan, lengan atas, dan pelvis.

Bagaimana Upaya Mencegah Risiko Jatuh ?

Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan balance exercise/latihan keseimbangan. Latihan keseimbangan pada lansia dapat meningkatkan keseimbangan postural sehingga kejadian jatuh lansia dapat dihindari. Keseimbangan postural merupakan keterampilan motorik yang dilakukan oleh sistem neuromuskuler yang berintegrasi dengan sistem sensorik, serebelum dan otak.

Latihan ini merupakan aktivitas fisik yang dilakukan untuk meningkatkan kestabilan tubuh dengan meningkatkan kekuatan otot pada kaki. Adapun latihan ini akan melatih basis penyangga tubuh sehingga akan terbentuk keseimbangan postural. Latihan keseimbangan ini terdiri dari 5 aktivitas gerakan yang melibatkan telapak kaki, lutut, paha, dan pinggul.

Beberapa latihan keseimbangan sederhana yang dapat dilakukan meliputi, menekuk lutut, berjalan mundur, jalan berputar membentuk angka 8, berdiri 1 kaki selama 10 detik, dan berjalan naik tangga. Latihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kekuatan otot, keseimbangan dan mengurangi risiko jatuh pada lansia. Lansia disarankan melakukan sesi latihan sebanyak 3 kali dalam seminggu dengan durasi 15 – 30 menit.

***

Oleh    : Risda Amalia

Prodi   : D4-Fisioterapi

Editor : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR

Share Media Sosmed

Pilihan Kategori

Name Link
Form permohonan peliputan, publikasi dan penerbitan
Panduan Prosedur Peliputan
Panduan Penulisan Artikel

Pastikan karya kamu sesuai panduan yang ada ya voks, tetap semangat!