VOKASI UNAIR

Informasi Penting Mengenai Penyakit Gagal Ginjal Kronis

Ilustrasi gagal ginjal/kiriman dari penulis

VOKASI NEWS – GGK atau Gagal Ginjal Kronis merupakan penyakit yang menjadi penyebab gangguan kesehatan seseorang.

Pengertian Gagal Ginjal Kronis (GGK)

Penyakit Gagal ginjal kronis (GGK) merupakan keadaan yang menyebabkan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan biasanya akan berakhir dengan gagal ginjal. Gagal Ginjal Kronis (GGK) adalah gangguan pada ginjal yang tidak dapat dipulihkan dan bersifat ireversibel (tidak dapat dipulihkan), menyebabkan kelainan pada struktur dan fungsi ginjal, akibatnya tubuh tidak dapat mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit, yang dapat menyebabkan uremia sehingga memerlukan dialisis atau transplantasi ginjal (Cahyani dkk, 2022).

Tahapan awal proses Gagal Ginjal Kronis yaitu terjadi kerusakan filtrasi glomerulus disebabkan karena pola hidup tidak sehat yang mendasari penyakit tertentu timbul seperti glomerulonefritis. Penurunan massa ginjal mengakibatkan hipertrofi struktural dan fungsional nefron yang masih bertahan (surviving nephrons) menjadi upaya kompensasi ginjal untuk melaksanakan semua beban kerja ginjal, yang diperantarai oleh molekul vasoaktif seperti sitokinin serta growth factors.

[BACA JUGA: Seminar Ilmiah Kesehatan Ahli Laboratorium Medik (SIKLIK): Memperluas Pengetahuan dalam Pemeriksaan Patologi Anatomi]

Prevalensi Gagal Ginjal Kronis (GGK)

Menurut data riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, Gagal Ginjal Kronis (GGK) masuk dalam daftar 10 penyakit tidak menular. Prevalensi GGK di Indonesia sebanyak sekitar 3,8‰. Skala terbanyak yaitu pada rentang umur 65 – 74 tahun (8,23‰). Prevalensi gagal ginjal kronis di Indonesia dari tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 0,38%.

Faktor penyebab Gagal Ginjal Kronis

Menurut Pagunsan et al (2006) dalam Prasetyorini dan Warida (2015) GGK ditimbulkan oleh infeksi. Disebabkan juga oleh makanan protein hewani yang terlampau tinggi, luka otot yang parah, kurang asupan minuman dan makanan. Selain itu, disebabkan pula oleh kekebalan tubuh, obat-obatan, toksemia di kehamilan, syok hipovolemik, hipertensi, diabetes melitus dan faktor genetik.

Di dalam tubuh manusia terdapat beberapa jenis elektrolit, yaitu natrium, kalium, kalsium, magnesium, fosfat, dan fosfor. Pada pasien GGK, sering sekali terjadi ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh akibat penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG). Jika kadar kalsium dalam darah <8,4 mg/dL disebut hipokalsemia sedangkan jika kadarnya >10,2 mg/dL disebut hiperkalsemia. Gangguan keseimbangan natrium yang dapat terjadi pada GGK adalah hiponatremia dan hipernatremia (Balci dkk, 2013).

Manifestasi Klinis dari GGK

Berikut adalah manifestasi klinik pada GGK yaitu, anemia yang disebabkan oleh penurunan oksigen yang mengindikasikan terjadinya anemia normositik dan normokromik. Masa sel darah merah lebih mudah mati dan terjadi perdarahan gastrointestinal akibat dari infeksi (Sanjaya, 2019). Hipertensi terjadi karena penumpukan cairan dan natrium yang tidak terkendali akibat ginjal yang tidak mampu lagi memproses urin dengan baik. Khususnya pada tahap akhir penyakit gagal ginjal dan respon yang tidak tepat dari ginjal terhadap perubahan cairan dan kekurangan elektrolit harian. Jika pembuluh darah yang terkena hipertensi berada di area ginjal, maka ginjal pun dapat mengalami kerusakan (Rahardjo, 2015). Diabetes melitus dapat menyebabkan komplikasi yang terjadi yaitu 40% berasal semua pasien DM tipe 1 serta DM tipe 2 merupakan penyebab utama penyakit ginjal. Terutama pada pasien yang mendapat terapi hemodialisa yang ditandai dengan adanya mikroalbuminuria (30mg/hari) tanpa adanya gangguan ginjal (Schonder, 2008).

Pemeriksaan untuk Gagal Ginjal Kronis

Kondisi dan kesehatan ginjal seseorang dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan fungsi ginjal, antara lain dengan pemeriksaan urin, darah lengkap dan kimia darah terdiri dari kreatinin, ureum, bun, albumin, fosfor serta profil elektrolit pada darah penderita. Pemeriksaan Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) salah satu indikator pemeriksaan yang disarankan untuk menggambarkan fungsi ginjal dengan menghitung klirens inulin ginjal. Namun, perhitungannya memerlukan proses yang rumit diganti menggunakan pemeriksaan kadar serum kreatinin dan sistatin C sebagai pilihan pemeriksaan penanda.

***

Nama                           : Angelina Eka Putri

Dosen pembimbing     : Amalia Ajrina

Program Studi             : D3 Teknologi Laboratorium Medis

Editor                          : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR

Share Media Sosmed

Pilihan Kategori

Name Link
Form permohonan peliputan, publikasi dan penerbitan
Panduan Prosedur Peliputan
Panduan Penulisan Artikel

Pastikan karya kamu sesuai panduan yang ada ya voks, tetap semangat!