VOKASI UNAIR

Refleksi HUT Perpustakaan Nasional Menurut Pakar: Transformasi Jangan Setengah Hati

ilustrasi/HUT Perpustakaan Nasional/source pixabay jarmoluk

VOKASI – HUT Perpustakaan Nasional Republik Indonesia diperingati setiap tanggal 17 Mei.

HUT Perpustakaan Nasional menjadi momentum yang tepat bagi para aktivis literasi, akademisi, dan pemangku kebijakan di negeri ini untuk berkaca.

Berkaca untuk melakukan ‘refleksi’ mengenai kondisi perpustakaan di Indonesia, sudah sejauh mana perpustakaan bisa bermanfaat bagi masyarakat.

Berkaitan dengan hal itu, salah satu pakar literasi yang berprofesi sebagai Dosen D3 Perpustakaan Fakultas Vokasi Universitas Airlangga pun buka suara.

Kondisi Perpustakaan di Indonesia

Dessy Harisanty, pengajar pengajar di D3 Perpustakaan Fakultas Vokasi Universitas Airlangga memberikan beberapa catatan mengenai kondisi perpustakaan di Indonesia.

Menurut perempuan yang akrab disapa Bu Dessy itu, perpustakaan secara umum di Indonesia sudah menunjukkan geliat untuk melakukan transformasi.

Akan tetapi transformasi yang dilakukan masih terkesan setengah hati karena ada beberapa hal yang perlu dievaluasi, dan mendapat perhatian.

Dessy Harisanty kepada Tim Branding Fakultas Vokasi menyatakan bahwa sejatinya pemangku kebijakan yang ada pada level atas sudah mencanangkan program transformasi.

Dengan pemikiran ini, transformasi itu menurutnya baik untuk diaplikasikan.

Hal itu dikarenakan dapat mengubah citra perpustakaan yang awalnya dipandang sebagai tempat yang ekslusif, kemudian bisa berubah menjadi ruang inklusi sosial.

Transformasi Perpustakaan Lebih Tepat Guna dan Tepat Sasaran

Kendati demikian, menurut Dessy Harisanty, tepat pada saat Hari Perpustakaan Nasional ini pemangku kebijakan, dan pustakawan perlu berkaca sesaat.

Terlebih setelah adanya pemberitaan yang viral di media sosial belakangan ini.

Ada temuan anggaran yang berlebih untuk penyelenggaraan rapat oleh Perpusnas RI.

Menurut perempuan yang concern dalam gerakan literasi itu, transformasi program harus tepat guna dan tepat sasaran.

Selain itu, transformasi perlu dilakukan pada semua tingkatan baik dari pusat, provinsi, daerah, kabupaten maupun kecamatan dan desa.

Dessy Harisanty berpesan, jangan sampai program yang telah dicanangkan tidak membawa manfaat bagi masyarakat maupun bagi perpustakaan itu sendiri.

Seyogyanya program transformasi perpustakaan bisa mengajak masyarakat untuk tidak hanya sadar akan literasi, melainkan juga bisa berdaya dan memiliki kemampuan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup.

***

Penulis : Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR.

Narasumber : Dessy Harisanty, S.Sos., MA

Share Media Sosmed

Pilihan Kategori

Name Link
Form permohonan peliputan, publikasi dan penerbitan
Panduan Prosedur Peliputan
Panduan Penulisan Artikel

Pastikan karya kamu sesuai panduan yang ada ya voks, tetap semangat!