VOKASI UNAIR

Terapi Scalppuncture dan Akupunktur Tubuh untuk Penderita Stroke

Potret saat mahasiswa sedang melakukan terapi scalppuncture dan akupunkture/dokumen istimewa

VOKASI NEWS – Terapi scalppuncture dan akupuntur bisa dipraktekkan secara langsung bagi penderita stroke.

Gambaran Umum tentang Stroke

Stroke dibagi menjadi dua jenis yakni stroke ischemic dan stroke hemorrhagic. Stroke ischemic terjadi dikarenakan sumbatan pada pembulvuh darah di otak. Sedangkan stroke hemorrhagic terjadi karena ada Mycroaneurisme yang pecah (Dinata et al., 2013). Stroke hemoragik merupakan suatu gangguan neurologis lokal akibat perdarahan di otak yang terjadi secara spontan, sebabnya karena pecahnya pembuluh arteri, vena, dan kapiler di otak. Sedangkan stroke iskemik seringkali terjadi ketika lama beristirahat dan setelah bangun tidur pada pagi hari. Pada Stroke iskemik tidak terjadi perdarahan di otak, namun mengalami iskemia yang mengakibatkan hipoksia kemudian muncul edema sekunder (Wahana, 2020).

Stroke merupakan cidera pada sistem saraf pusat dan menyebabkan gangguan fungsi otak, serta mengakibatkan kelumpuhan bahkan kematian. Stroke merupakan penyebab kematian terbesar kedua dan penyebab disabilitas ketiga terbesar di dunia. Berdasarkan data pada World Stroke Organization menunjukkan setiap tahun ada 13,7 juta kasus baru. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018 menunjukkan prevalensi stroke di Indonesia mengalami kenaikan dari tahun 2013 hingga 2018 yakni sebanyak 7% menjadi 10,9%.

Stroke memiliki gejala umum yaitu rasa baal, lemas pada wajah, lengan, gangguan penglihatan, pusing, hilang keseimbangan, nyeri kepala, mual dan muntah (Oktaria & Fazriesa, 2017). Faktor penyebab stroke ada 2 yaitu faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi dan faktor resiko yang dapat di modifikasi. Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi terdiri dari umur, jenis kelamin, genetik, ras dan etnis. Sedangkan faktor resiko yang dapat dimodifikasi terdiri dari pola makan yang tidak sehat, merokok, konsumsi alkohol, konsumsi obat-obatan. Fisiologi seperti hipertensi, penyakit jantung koroner, diabetes melitus, infeksi, artritis, gangguan ginjal, obesitas, polisitemia, dan kelainan pembuluh darah.

Terapi Stroke Menurut TCM dan Konvensional

Secara TCM stroke merupakan penyakit yang terjadi karena adanya kelainan pada Qi dan darah. Prinsip terapi stroke terutama diarahkan melancarkan aliran Qi dan darah, menenangkan Shen atau jiwa. Pengobatan stroke secara konvensional dibagi menjadi dua jenis yaitu dengan farmakologi dan non-farmakologi. Secara farmakologi golongan obat yang digunakan yaitu aktivator cerebral, vasodilatator perifer, antikoagulan, serta neurotropik. Sedangkan non-farmakologi yaitu dengan cara fisioterapi terdapat terapi PNF, Bobath, dan MRP.

Scallppuncture dan Akupunktur Tubuh

Scalppuncture merupakan teknik pengobatan dengan penusukan jarum pada kulit kepala. Salah satu teknik penusukan yang efektif untuk mengatasi gangguan akut maupun kronis pada sistem saraf pusat. Terapi akupunktur merupakan teknik pengobatan tradisional dengan penusukan jarum pada titik tertentu di tubuh untuk pemulihan aktivitas, pergerakan, kualitas hidup. Scalppuncture area sensorik, area motorik dan akupunktur tubuh titik Baihui (GV 20), Yintang (EX-HN 3), Hegu (LI 4), Shenmen (HT 7), Zusanli (ST36), Sanyinjiao (SP 6), Taixi (KI 3), Taichong (LR 3) digunakan untuk pemulihan pasien stroke. Terapi ini lebih aman karena sedikitnya efek samping dan efektif untuk pemulihan pasien post stroke.

Potret saat mahasiswa sedang melakukan terapi scalppuncture dan akupunkture/dokumen istimewa

Potret saat mahasiswa sedang melakukan terapi scalppuncture dan akupunkture/dokumen istimewa

Penelitian Scalppuncture dan Akupunkture Tubuh

Pada penelitian Scalppuncture dan akupunktur tubuh menunjukkan rata rata peningkatan fungsi motorik sebesar 33,68%. Nilai p sebesar 0,003 < 0,05 sehingga diketahui adanya perbaikan fungsi motorik dengan indikator Manual Muscle Test (Habib., 2023). Penelitian terapi akupunktur pada titik Neiguan (PC 6), Renzhong (GV 26), Sanyinjiao (SP 6), Jiquan (HT 1), Weizhong (BL 40), Chize (LU 5) pada pasien stroke, menunjukkan tidak ada efek samping serius yang dilaporkan pasien. Hasil penelitian menyebutkan adanya perbaikan fungsi motorik tangan seperti menggerakkan dan memegang pensil (Xiaoxi et al., 2018). Pada penelitian terapi Scalppuncture pada pasien stroke berusia 40 sampai 75 tahun. Terbukti dapat memperbaiki fungsi neurologis, fungsi motorik dan aktifitas kehidupan sehari-hari pasien (J. Wang et al., 2020).

Pada penelitian scalppuncture dan akupunktur tubuh paling banyak mengalami sindrom defisiensi Qi sebanyak 13 orang (37,15%), defisiensi Yin sebanyak 9 orang (25,72%), dahak Lembap sebanyak 6 orang (17,14%), stagnasi Qi sebanyak 6 orang (17,14%), serta paling sedikit panas lembap (0%), stagnasi darah (0%). Konstitusi jenis defisiensi Qi dengan persentase 37,15% memang terjadi lebih banyak dibandingkan stagnasi Qi dengan persentase 17,14%. Namun tingkat perbaikan fungsi motorik pada pasien dengan konstitusi jenis stagnasi Qi dengan rerata selisisih 16,66 lebih tinggi dibandingkan dengan defisiensi Qi dengan rerata selisih 13. (Habib., 2023).

***

Nama penulis : Habib widoseno putro

Nama pembimbing : Ario Imandiri dan Myrna Adianti

Prodi : D4 Pengobat Tradisional

Share Media Sosmed

Pilihan Kategori

Name Link
Form permohonan peliputan, publikasi dan penerbitan
Panduan Prosedur Peliputan
Panduan Penulisan Artikel

Pastikan karya kamu sesuai panduan yang ada ya voks, tetap semangat!