VOKASI UNAIR

Perlu Diperhatikan! Inilah Bahaya Penyakit Tuberkulosis Paru

Ilustrasi bahaya penyakit tuberkulosis paru/gambar dari penulis

VOKASI NEWS – Bahaya penyakit tuberkulosis paru perlu diperhatikan dan perlu diwaspadai.

Tuberkulosis paru merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia  yang menyebabkan kematian. Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang menyerang paru-paru dengan penyebaran melalui udara, bersin, batuk sembarangan yang mengakibatkan kuman tuberkulosis menyebar ke udara.

Epidemiologi tuberkulosis paru

Berdasarkan data WHO pada tahun 2018, tercatat 10 juta orang penderita tuberkulosis paru dan 1,6 juta diantaranya meninggal akibat tuberkulosis paru. Sekitar lebih dari 95% kasus dan kematian akibat tuberkulosis paru terjadi di beberapa negara berkembang. Jumlah kasus terbesar terjadi di wilayah Pasifik Barat dan Asia Tenggara (62% kasus) serta  wilayah Afrika dengan 25% kasus. Indonesia merupakan negara dengan peringkat ketiga dalam kasus tuberkulosis paru terbesar setelah India dan Cina. Kasus tuberkulosis paru di Indonesia sekitar 842.000 kasus.

[BACA JUGA: Kadar Kreatinin dan Bun Pasien Gagal Ginjal Kronik]

Bakteri penyebab tuberkulosis paru

Tuberkulosis paru adalah penyakit yang disebabkan oleh basil dari bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru. Mycobacterium tuberculosis menyebar dari paru-paru kebagian tubuh lainnya. Melalui sistem peredaran darah, bronkus, sistem saluran limfe atau penyebaran secara langsung. Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri berbentuk basil dengan panjang 1-10 µm dan lebar 0,2-0,6 µm. Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri gram positif yang bersifat aerob obligat, tidak berspora, tidak berkapsul, tidak motil, dan tahan asam.

Manifestasi klinis tuberkulosis paru

Penderita tuberkulosis paru akan menunjukkan gejala utama seperti batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih. Beberapa gejala tambahan seperti dahak bercampur darah, sesak nafas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, dan berkeringat di malam hari. Demam ringan biasanya terjadi di sore hari dengan tidak disertai gejala yang jelas, tetapi akan menjadi jelas seiring perkembangan penyakit. Beberapa gejala lain yang menyertai seperti  kelelahan, sakit kepala, dan nyeri dada.

Penularan tuberkulosis paru

Penularan penyakit tuberkulosis paru terjadi ketika penderita dengan BTA (Bakteri Tahan Asam) positif berbicara, bersin, dan batuk. Penderita dengan secara  tidak sengaja mengeluarkan droplet nuclei yang mengandung bakteri Mycobacterium tuberculosis dan menyebar ke udara. Paparan sinar matahari atau suhu udara yang panas ketika mengenai droplet nuclei tersebut akan menguap. Menguapnya droplet bakteri ke udara dibantu  dengan pergerakan angin akan mengakibatkan Mycobacterium tuberculosis   terbang mengikuti aliran udara. Apabila bakteri tersebut terhirup oleh orang sehat maka orang tersebut berpotensi terinfeksi tuberkulosis paru.

Faktor resiko terjadinya tuberkulosis paru

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko  terjadinya tuberkulosis paru adalah usia, jenis kelamin, kebiasaan merokok, pekerjaan, status gizi, dan faktor lingkungan. Sebagian besar penyakit tuberkulosis paru ditemukan pada usia produktif (15-64 tahun). Hal tersebut disebabkan karena semakin bertambahnya usia, maka sistem kekebalan tubuh seseorang akan menurun dan sangat rentan terhadap penyakit. Tuberkulosis paru lebih banyak menyerang laki-laki dibandingkan perempuan, karena sebagian besar laki-laki memiliki kebiasaan merokok. Kebiasaan merokok juga dapat menurunkan daya tahan tubuh, sehingga mudah untuk terserang tuberkulosis paru. Seseorang yang malnutrisi juga dua kali lebih beresiko terinfeksi tuberkulosis paru.

Pemeriksaan penunjang diagnosis tuberkulosis paru

Diagnosis penyakit tuberkulosis paru dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinis, yaitu berupa pemeriksaan fisik, bakteriologi, dan radiologi. Pemeriksaan fisik kelainan yang didapat tergantung pada luas kelainan struktur paru. Kelainan paru pada umumnya terletak di daerah lobus superior, terutama pada daerah apeks dan segmen posterior, serta apeks lobus inferior. Pada pemeriksaan fisik ditemukan seperti suara nafas bronkial, amforik, ronki basah, tanda-tanda penarikan paru dan diafragma.

Pemeriksaan bakteriologi dibagi menjadi pemeriksaan dahak secara mikroskopis dengan pengumpulan dahak SPS (Sewaktu-Pagi-Sewaktu) dan pemeriksaan biakan. Berdasarkan pemeriksaan radiologi, apabila terdapat bayangan berawan pada segmen apical dan posterior lobus atas paru dan segmen  superior lobus bawah. Pemeriksaan TCM (Tes Cepat Molekuler) juga dapat mendeteksi Mycobacterium tuberculosis dan gen pengkode resisten rifampisin dengan proses pengerjaan dua jam.

Demikian penjelasan mengenai bahaya penyakit tuberkulosis paru yang wajib diketahui.

***

Nama Penulis              : Nur Faridatus Sholichah

Nama Pembimbing     : Belgis

Program Studi             : D3 Teknologi Laboratorium Medis

Editor                          : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR

Share Media Sosmed

Pilihan Kategori

Name Link
Form permohonan peliputan, publikasi dan penerbitan
Panduan Prosedur Peliputan
Panduan Penulisan Artikel

Pastikan karya kamu sesuai panduan yang ada ya voks, tetap semangat!