VOKASI UNAIR

Deteksi Dini Stroke Iskemik Akut dengan Cepat Menggunakan Magnetic Resonance Imaging (Mri)

Ilustrasi Deteksi Dini Stroke dengan Cepat Menggunakan/dokumen dari penulis

VOKASI NEWS – Deteksi dini stroke iskemik akut dengan cara cepat melalui penggunaan alat Magnetic Resonance Imaging (MRI).

Kasus stroke memegang angka kematian dan kecacatan saraf terbesar di Indonesia. Hal ini didasari atas kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat atas pentingnya melakukan penanganan dengan cepat pada kasus stroke. Stroke terbagi menjadi stroke hemoragik dan stroke iskemik. Stroke iskemik merupakan jenis stroke yang sering terjadi, yaitu sekitar 85% dari total kasus stroke. Adapun stroke iskemik akut terjadi akibat tersumbatnya aliran darah sehingga otak tidak mendapatkan suplai oksigen yang cukup dan dapat terjadi secara tiba-tiba. Pasien dengan kasus stroke harus ditangani secepat mungkin, yaitu sekitar 3-5 jam setelah terjadi serangan pertama. Penanganan stroke yang terlambat dapat menyebabkan kecacatan saraf permanen hingga kematian.

Radiologi merupakan pemeriksaan penunjang yang sangat penting dalam membantu menegakkan diagnosis suatu penyakit. Adapun alat modalitas yang terdapat pada pemeriksaan radiologi diagnostik terdiri dari X-ray konvensional, CT scan, dan Magnetic Resonance Imaging (MRI). MRI menjadi pilihan utama dalam pemeriksaan stroke iskemik akut. MRI unggul dalam mendeteksi dini adanya stroke iskemik akut karena memiliki sekuens yang sensitif dalam menilai perubahan infark. Adapun sekuens utama yang harus ada pada pemeriksaan MRI stroke iskemik akut yaitu fluid attenuated inversion recovery (FLAIR) dan diffusion weighted imaging (DWI).

[BACA JUGA: Fakultas Vokasi UNAIR Ambil Bagian Penting dalam Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah]

Fast Imaging Technique

Fast imaging technique merupakan teknik mempercepat waktu akuisisi MRI. Teknik ini dinilai sangat efektif digunakan untuk pemeriksaan MRI pada pasien stroke. Hal ini dikarenakan pasien dengan stroke perlu penanganan secepatnya. Beberapa penelitian sebelumnya menemukan bahwa teknik echo-planar imaging (EPI) dapat digunakan untuk mempercepat waktu akuisisi. Teknik EPI menggunakan pola pengisian K-space secara zig-zag sehingga waktu akuisisi dapat dipersingkat.

Penelitian terkini menemukan fast imaging technique terbaru yaitu synthetic MRI. Synthetic MRI merupakan teknik kuantitatif MRI yang dapat menghasilkan nilai relaksasi suatu jaringan. Keunggulan synthetic MRI adalah kemampuannya dalam menghasilkan beberapa kontras citra hanya dalam satu kali akuisisi. Beberapa kontras citra yang dihasilkan antara lain T1, T2, FLAIR, dll. Hal ini tentunya dapat mengurangi waktu akuisisi yang dibutuhkan untuk menghasilkan tiap kontras citra.

Kualitas Citra untuk Deteksi Dini Stroke

Kualitas citra dinilai secara kuantitatif dan kualitatif. Penilaian kualitas citra kuantitatif dinilai berdasarkan signal-to-noise ratio (SNR), contrast-to-noise ratio (CNR), dan waktu akuisisi. Berdasarkan studi literatur penelitian terdahulu, ditemukan bahwa nilai SNR dan CNR teknik EPI lebih tinggi dibandingkan dengan synthetic MRI. Hal ini menunjukkan bahwa teknik terbaru belum tentu menghasilkan kualitas citra yang lebih baik dibandingkan synthetic MRI.

Kualitas citra kualitatif dinilai berdasarkan keberadaan artefak dan penilaian radiologist terhadap citra yang dihasilkan oleh masing-masing teknik. Teknik EPI terdapat artefak susceptibility yang mengakibatkan distorsi pada citra akibat inhomogenitas medan magnet. Berbeda dengan synthetic MRI yang tidak terdapat susceptibility. Hal ini dikarenakan synthetic MRI menghasilkan B1 map yang berguna untuk menghomogenkan sinyal. Berdasarkan penilaian radiologist kedua teknik tersebut memiliki nilai diagnostik dan dapat diterapkan untuk pemeriksaan MRI stroke.

Waktu Akuisisi Deteksi Dini Stroke

Waktu akuisisi merupakan aspek yang sangat penting dalam pemeriksaan MRI kasus stroke. Lamanya waktu penanganan stroke seiring dengan banyaknya jumlah saraf yang rusak permanen. Selain keunggulannya dalam mendeteksi dini stroke, MRI memiliki kekurangan karena waktu akuisisinya  yang cukup lama. Hal ini melatarbelakangi berkembangnya penelitian mengenai fast imaging technique.

Berdasarkan waktu akuisisi satu sequence, teknik synthetic yang diterapkan pada sequence FLAIR (15-52 detik) lebih cepat dibandingkan dengan teknik EPI (22 detik). Berbeda dengan waktu akuisisi pada satu protokol, protokol dengan EPI membutuhkan waktu yang lebih singkat (78-276 detik) dibandingkan dengan synthetic MRI (265-400 detik). Sebagai pemeriksaan MRI stroke, teknik EPI lebih disarankan mengingat waktu akuisisinya lebih singkat. Fast imaging technique ini tentu sangat direkomendasikan untuk diaplikasikan menjadi pemeriksaan rutin MRI stroke.

***

Nama Penulis              : Fonita Rizky Amalia

Nama Pembimbing      :

  1. Anggraini Dwi Sensusiati
  2. Muhaimin

Program Studi             : Sarjana Terapan Teknologi Radiologi Pencitraan

Editor                          : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR

Share Media Sosmed

Pilihan Kategori

Name Link
Form permohonan peliputan, publikasi dan penerbitan
Panduan Prosedur Peliputan
Panduan Penulisan Artikel

Pastikan karya kamu sesuai panduan yang ada ya voks, tetap semangat!