VOKASI UNAIR

IMA: Infark Miokard Akut, Gangguan Aliran Darah ke Jantung

Ilustrasi IMA/gambar kiriman dari penulis

VOKASI NEWS – IMA atau Infark Miokard Akut merupakan salah satu jenis gangguan aliran darah.

Infark miokard akut merupakan gangguan aliran darah ke jantung yang menyebabkan sel otot jantung mati atau kondisi dimana otot jantung tidak mendapatkan cukup darah serta oksigen akibat aterosklerosis pembuluh darah jantung. Infark Miokard Akut memiliki risiko lebih tinggi pada usia > 40 tahun. Kondisi ini secara langsung menyebabkan pasokan ke dalam otot jantung mulai mengalami kekakuan. Infark miokard adalah penyebab kematian tertinggi di dunia baik pada pria ataupun wanita di seluruh dunia. Infark Miokard Akut (IMA) merupakan suatu peristiwa besar kardiovaskuler yang dapat mengakibatkan besarnya morbiditas dan angka kematian.

[BACA JUGA: Bagaimana Peran Fisioterapi Pada Ibu Hamil dan Melahirkan? Inilah Jawaban Atas Pertanyaan Itu]

Epidemiologi Infark Miokard Akut

Penyakit kardiovaskuler adalah penyakit penyebab kematian terbesar di dunia. Infark miokard adalah bentuk yang paling penting dari sindrom koroner akut (SKA). Sindrom koroner akut adalah penyakit yang masih menjadi masalah di negara maju maupun negara berkembang dengan pendapatan rendah atau rata-rata dengan jumlah penduduk yang tinggi. Akibat Infark Miokard Akut menyebabkan dampak luar biasa pada bidang ekonomi suatu negara.

Menurut WHO, 7.254.000 kematian di seluruh dunia (12,8% dari semua kematian) disebabkan oleh sindrom koroner akut (SKA) pada tahun 2008. Survei yang dilakukan Departemen Kesehatan RI menyatakan bahwa prevalensi SKA di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Infark Miokard Akut (IMA) merupakan manifestasi paling parah dari penyakit arteri coroner yang mengakibatkan sekitar 2,4 juta kematian di AS, lebih dari 4 juta kematian di Eropa dan Asia Utara serta lebih dari sepertiga kematian di negara maju setiap tahunnya.

Prevalensi Infark Miokard Akut (IMA)

Word Health Organization (WHO) mengemukakan bahwa pada tahun 2018 Infark Miokard Akut menjadi penyebab kematian utama di dunia. Hasil survei Sample Registration System (SRS) tahun 2018 menjelaskan bahwa IMA menempati urutan kedua tertinggi sebagai salah satu penyebab kematian setelah stroke, yaitu sebesar 13.3%. Prevalensi penyakit jantung berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia sebesar 1.5% dengan peringkat prevalensi tertinggi berada di Provinsi Kalimantan Utara 2,2%, Yogyakarta 2% dan Gorontalo 2% (WHO, 2018). Di Jawa Timur, IMA merupakan salah satu dari 20 penyakit terbanyak di rumah sakit di provinsi Jawa Timur yaitu sekitar 1,45%.

Patofisiologi Infark Miokard Akut

Iskemia yang terjadi terus menerus pada miokard disebabkan ketidakseimbangan pasokan oksigen dengan kebutuhan oksigen untuk metabolisme miokard. Hal ini disebabkan oleh lumen pembuluh darah arteri koroner yang mengalami penyempitan sekitar ≥75% akibat adanya akumulasi plak pada arteri koroner yang lama kelamaan menyebabkan aterosklerosis derajat parah. Iskemia yang berkepanjangan pada miokard berakhir pada kematian sel-sel miokard (Infark Miokard).

Faktor Risiko

Terdapat faktor resiko berpeluang meningkatkan risiko mengalami infark miokard seperti umur, jenis kelamin, ras, genetik, kegemukan, merokok, hiperlipidemia, diabetes melitus, riwayat hipertensi, stress, dan kurang aktivitas fisik. Makin bertambahnya faktor resiko seseorang, peluang mengalami infark miokard makin tinggi.

Manifestasi Klinis Infark Miokard Akut (IMA)

Adanya gejala awal letih, rasa tidak enak pada dada, nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus menerus tidak mereda. Nyeri tersebut sangat sakit seperti tertusuk-tusuk. Adapun nyeri sering disertai dengan sesak napas, pucat, dingin, sakit kepala, mual, muntah. Nyeri yang juga disertai dengan sesak nafas dan nafas pendek, pucat, timbulnya keringat dingin, mual, serta muntah.

Manifestasi klinis Infark Miokard Akut (IMA) meliputi angina yang sering dikenal sebagai nyeri dada atau ketidaknyamanan di tengah dada. Biasa juga disebut kesulitan bernafas atau rasa sesak nafas, berkeringat dingin, terjadi perasaan berat, sakit hingga rasa terbakar, mati rasa. Ada pula rasa penuh atau tertekan, gangguan pencernaan seperti tersedak, mual muntah, sangat lemah hingga sakit kepala ringan.

***

Penulis             : Kezia Priska Keren Sumeke

Pembimbing    : Erlinda Widyastuti

Program studi : D3 Teknologi Laboratorium Medis

Editor              : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR

Share Media Sosmed

Pilihan Kategori

Name Link
Form permohonan peliputan, publikasi dan penerbitan
Panduan Prosedur Peliputan
Panduan Penulisan Artikel

Pastikan karya kamu sesuai panduan yang ada ya voks, tetap semangat!