VOKASI UNAIR

Mengenal Streptococcus agalactiae dan Jenis Infeksinya

Streptococcus agalactiae, Flora Normal yang Dapat Menyebabkan Infeksi pada Manusia - fama wulandari/ dokumen istimewa

VOKASI NEWS – Penelitian tentang jenis dan infeksi dari Streptococus agalactiae yang merupakan jenis bakteri pada gram positif yang memiliki bentuk rantai pendek berpasangan.

Streptococcus agalactiae adalah bakteri gram positif dengan bentukan rantai pendek berpasangan atau diplococci, non motil, non sporing, katalase negatif, dan bersifat beta hemolisa. Bakteri ini memproduksi kapsul polisakarida sehingga mampu
bertahan pada inang yang bertemperatur tinggi. Bakteri ini merupakan golongan streptococcus grup b yang bersifat patogen pada manusia. Bakteri ini dapat menyebabkan penyakit sepsis, infeksi saluran kemih, sistitis, dan bakteriuria asimtomatik. Streptococcus agalactiae berkolonisasi di saluran pencernaan dan saluran kemih pada orang dewasa sehat serta saluran genital pada wanita sehat.

Streptococcus agalactiae merupakan flora normal yang dapat ditemukan di vagina, rektum, atau saluran kemih wanita baik hamil maupun tidak. Meskipun Streptococcus agalactiae termasuk ke dalam flora normal namun dalam beberapa kondisi bakteri ini dapat bersifat patogen. Kondisi tersebut diantaranya adalah menurunnya sistem kekebalan tubuh atau adanya penyakit kronis. Infeksi Streptococcus agalactiae umumnya dapat terjadi pada ibu hamil dan ditularkan kepada bayinya. Infeksi ini juga dapat terjadi pada orang berusia di
atas 60 tahun atau orang dengan obesitas, diabetes, gagal ginjal kronik atau gagal jantung kongestif.

Gejala yang timbul pada infeksi Streptococcus agalactiae ada berbagai macam tergantung lokasi bakteri tersebut menimbulkan infeksi. Demam, mual, hingga perubahan sistem saraf dapat terjadi jika bakteri berada pada aliran darah. Jika bakteri menginfeksi paru-
paru maka akan muncul gejala batuk, sesak nafas, dan nyeri dada. Selain itu Streptococcus agalactiae juga dapat menimbulkan infeksi pada bagian tulang dan sendi dengan gejala munculnya kemerahan atau nyeri hingga terbentuknya nanah di permukaan.

Upaya Pencegahan Penularan Infeksi pada Ibu Hamil

Streptococcus grup B (Streptococcus agalactiae) merupakan penyebab utama infeksi neonatus dan infeksi pada wanita hamil. Bayi lahir dengan berat badan rendah diakibatkan oleh infeksi Streptococcus grup B pada plasenta. Kenaikan Streptococcus grup B ke dalam
rahim berpotensi menginfeksi janin melalui aspirasi cairan ketuban. Selain itu, Streptococcus grup B juga dapat menyebabkan infeksi pada ibu, bayi lahir mati, sepsis awitan dini, dan hipoksia iskemik ensefalopati melalui kolonisasi rektovaginal.

Upaya pencegahan infeksi Streptococcus pada ibu hamil dapat dilakukan dengan menjaga pola hidup sehat melalui makanan yang bergizi seimbang, menjaga daya tahan tubuh dengan olahraga teratur juga istirahat yang cukup. Perlu dilakukan skrining Streptococcus grup B pada masa kehamilan dengan swab vagina dan rektum atau juga dapat dilakukan kultur urine. Apabila ibu hamil sedang terinfeksi Streptococcus grup B, dapat dilakukan pemberian antibiotik yang sesuai untuk mencegah penularan pada bayi selama masa persalinan.

Diagnosis dan Pengobatan Infeksi Streptococcus agalactiae

Diagnosis Streptococcus agalactiae dilakukan dengan pemeriksaan mikrobiologis. Sampel yang digunakan disesuaikan dengan gejala infeksi yang terjadi. Biasanya berupa urine, darah, swab, dan cairan serebrospinal. Sampel yang paling banyak diterima di
Rumah sakit adalah sampel urine. Pemeriksaan Streptococcus agalactiae sampel urine dilakukan dengan cara dikultur di media Blood Agar Plate (BAP), MacConkey, atau Cystine Lactose Electrolyte Deficient (CLED) yang merupakan media khusus untuk kultur sampel
urine. Setelah di kultur di beberapa media agar akan dilakukan pewarnaan gram untuk melihat karakteristik bakteri dan akan dilakukan uji antibiotik jika karakteristik sesuai dengan Streptococcus agalactiae.


Uji antibiotik dapat dilakukan dengan alat otomatis bernama BD Phoenix M50, alat tersebut dapat mengidentifikasi spesies bakteri serta mengetahui antibiotik yang resisten dan sensitif. BD Phoenix M50 terdapat panel gram positif, gram negatif, dan kontrol. Panel
tersebut berisi beberapa jenis antibiotik. Pemilihan panel disesuaikan dengan sifat gram bakteri. Streptococcus agalactiae dalam identifikasi menggunakan alat BD Phoenix memerlukan panel khusus agar alat tersebut dapat membaca kepekaan antibiotik.

Hasil

Hasil uji kepekaan antibiotik yang tidak terdapat pada panel akan dilakukan identifikasi secara manual dengan metode dilusi menggunakan Mueller Hinton Agar. Prinsip dari metode dilusi ini adalah kertas cakram yang mengandung konsentrasi antibiotik tertentu ditempatkan pada media padat dimana bakteri tersebut tumbuh. Pemilihan cakram antibiotik didasarkan pada Clinical Laboratory Standard Institute (CLSI). Pengobatan Streptococcus agalactiae dilakukan dengan pemberian antibiotik yang memiliki efek menekan atau menghentikan proses infeksi yang diakibatkan oleh suatu bakteri. Antibiotik yang diperlukan setiap pasien berbeda sesuai dengan kondisi dan respon tubuh pasien. Untuk itu uji kepekaan antibiotik ini penting dilakukan agar pasien menerima antibiotik yang sesuai. Ketidaksesuaian antibiotik dapat menyebabkan resistensi.

BACA JUGA: Analisis Capaian SPM Pada Instalasi Radiologi Rujukan dan Non Rujukan

***

Penulis :

Fama Wulandari, Febriani Putri As Hari, Tarisha Nur Safitri, Achmad Firman Maulana, Esti Rukhmana Ummami, Syahla Fadhilah Bin Smeer, Thiffani Oktavia Prihantari, Mar’atus Sholihah

Editor : Maulidatus Solihah

Share Media Sosmed

Pilihan Kategori

Name Link
Form permohonan peliputan, publikasi dan penerbitan
Panduan Prosedur Peliputan
Panduan Penulisan Artikel

Pastikan karya kamu sesuai panduan yang ada ya voks, tetap semangat!