VOKASI UNAIR

Optimisasi Dosis Radiasi dengan Menerapkan DRL Pada Pemeriksaan Radiologi Gigi

Ilustrasi Optimisasi Dosis Radiasi dengan Menerapkan DRL Pada Pemeriksaan Radiologi Gigi/Freepik_/DC Studio

VOKASI NEWS – Optimisasi dosis radiasi pasien dengan melakukan penerapan diagnostic reference level pada pemeriksaan radiologi gigi.

Perkembangan teknologi seiring bertambahnya waktu semakin meningkat, salah satunya di bidang kesehatan yakni Radiologi. Radiologi merupakan salah satu bidang ilmu kesehatan yang banyak memanfaatkan teknologi dalam penerapannya. Alat radiologi memanfaatkan sinar radiasi atau yang biasa disebut sinar-x yang dipancarkan oleh alat bertujuan untuk menghasilkan gambar. Gambar tersebut yang akan membantu dokter dalam menegakkan diagnosa sehingga hasil diagnosa lebih akurat.

BACA JUGA: Modifikasi Ramuan Jamu Saintifik untuk Menurunkan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi

Salah satu peran radiologi yakni di bidang kedokteran gigi atau radiologi gigi. Salah satu pemeriksaan yang paling sering digunakan di radiologi gigi yakni pemeriksaan panoramic. Pemeriksaan panoramic dapat disebut juga orthopantomogram merupakan teknik yang populer di bidang kedokteran gigi. hal tersebut karena teknik yang mudah dilakukan dan gambar yang dihasilkan mencakup keseluruhan bagian gigi dan rahang. 

Optimisasi Dosis Pasien

Perlu diperhatikan dalam pemanfaatan sinar-x, hal tersebut karena sinar-x yang tidak dikontrol akan menimbulkan efek pada jaringan atau tubuh. Efek yang ditimbulkan dapat dilihat dalam jangka waktu cepat ataupun lama. Efek radiasi terbagi menjadi 2 yakni efek deterministik dan efek stokastik. Adapun efek deterministik dapat terjadi apabila individu terpapar radiasi dalam kurun waktu yang tidak lama setelah terpapar radiasi yang besar. Sementara efek stokastik tidak dapat dilihat dalam kurun waktu singkat. Oleh sebab itu, perlu diterapkan upaya optimisasi dosis pasien yang bertujuan sebagai proteksi radiasi bagi pasien. Salah satu upaya optimisasi dosis pasien yakni menetapkan DRL sesuai dengan jenis pemeriksaan.

Diagnostic Reference Level (DRL)

DRL memiliki kepanjangan Diagnostic Reference Level merupakan bentuk survey yang digunakan sebagai alat bantu dalam optimisasi tingkat paparan medis pasien untuk tindakan diagnostik dan intervensi. DRL secara resmi diperkenalkan di Inggris pada tahun 1990 oleh Royal Collage Of Radiologist dan National Radiological Protection Board. Tujuan DRL ialah untuk alat optimisasi proteksi, keselamatan terhadap radiasi untuk pasien, dan menghindari penyinaran radiasi yang tidak dibutuhkan. Dikatakan DRL sebagai alat optimisasi karena DRL merupakan proses untuk tujuan optimal, yakni agar dosis yang diterima pasien rendah namun tetap mempertimbangkan aspek kualitas citra yang optimal untuk kepentingan diagnostik. Berdasarkan wilayah, penentuan DRL dibagi menjadi tiga bagian diantaranya DRL lokal, DRL nasional, dan DRL regional.

Bagaimana Nilai DRL Diperoleh?

Nilai DRL dapat ditentukan berdasarkan perhitungan kuartil dari indikator dosis pada masing-masing alat. Tiap alat akan memiliki indikator dosis yang berbeda dengan satuan yang berbeda juga. Di Indonesia indikator dosis telah ditetapkan oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir, yang bertugas untuk mengawasi penggunaan sinar-x. Selain indikator terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi nilai DRL. Diharapakan penerapan DRL ini mampu meminimalisir dosis yang diterima oleh pasien dan menghasilkan gambaran yang tetap optimal.

Faktor yang mempengaruhi umumnya parameter yang digunakan ditiap alat dan ukuran tubuh seseorang. Umumnya semakin besar ukuran tubuh maka akan mempengaruhi faktor yang lain dan akan meningkatkan nilai dosis yang diterima pasien. Hal tersebut disebabkan karena perlu kualitas dan kuantitas sinar-x yang sesuai sehingga dapat menembus objek dan menghasilkan gambar yang optimal. Namun, meskipun dosis yang diterima akan meningkat seiring dengan bertambahnya ukuran tubuh, tentunya dosis yang diterima akan selalu dalam pengawasan.

***

Penulis : Aulia Adhania Lamadi

Pembimbing : Muhaimin – D4 Teknologi Radiologi Pencitraan

Editor : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR

Share Media Sosmed

Pilihan Kategori

Name Link
Form permohonan peliputan, publikasi dan penerbitan
Panduan Prosedur Peliputan
Panduan Penulisan Artikel

Pastikan karya kamu sesuai panduan yang ada ya voks, tetap semangat!