VOKASI UNAIR

Penggunaan sequence FOCUS DWI pada Pemeriksaan MRI Cervical Untuk Mendiagnosa Kelainan Sumsum Tulang Belakang pada Cervical

Penggunaan-sequence-FOCUS-DWI-Pada-Pemeriksaan-MRI-Cervical-Untuk-Mendiagnosa-Kelainan-Sumsum-Tulang-Belakang-pada-Cervical.-Mauludina-Juwitaningrum.

VOKASI NEWS – Melihat kelainan sumsum tulang belakang dengan penggunaan sequence FOCUS DWI pada Pemeriksaan MRI Cervical.

Evaluasi pasien pada kelainan cervical biasanya di mulai dengan foto polos cervical, kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI). Pemeriksaan MRI merupakan pemeriksaan lanjutan yang berguna untuk evaluasi jaringan lunak dan sumsum tulang belakang. MRI merupakan salah modalitas dalam bidang diagnostik yang menghasilkan detail gambar dari struktur spinal yang baik tanpa menggunakan radiasi sinar-X tetapi menggunakan medan magnet. MRI dapat mendeteksi abnormalitas jaringan lunak, seperti otot, ligamen, dan diskus intravertebralis MRI cervical merupakan pilihan studi pencitraan untuk memvisualisasikan perubahan sumsum tulang belakang.

Apa Itu MRI Cervical?

MRI Cervical adalah studi pencitraan pilihan untuk memvisualisasikan perubahan sumsum tulang belakang pada cervical. Dengan pencitraan T2-weighted, cairan serebrospinal (CSF) muncul hyperintense anterior dan posterior ke sumsum tulang belakang. Di area kompresi sumsum tulang belakang, akan ada kehilangan cairan di sekitarnya. Kelainan sumsum tulang belakang salah satu diantaranya adalah myelopathy.

Salah satu Sequence tambahan yang digunakan pada pemeriksaan MRI Cervical adalah Diffusion Weighted Imaging (DWI). DWI merupakan sequence yang sensitif terhadap penyakit sumsum tulang belakang. Namun, saat ini penggunaanya sudah jauh lebih jarang karena memiliki tantangan tersendiri, seperti ukuran kecil dari sumsum tulang belakang dan gerakan di dalam dan di sekitar spinal cord. Perkembangan ilmu pengetahuan dan research pada sequence DWI memunculkan suatu sequence baru. Sequence baru tersebut yaitu Field-of-view Optimized and Constrained Unistorted Single-shot DWI.

Apa aitu FOCUS DWI?

FOV Optimized & Constrained Undistorted Singleshot (FOCUS) adalah Eksitasi Radio frequency (RF) Selektif Spasial 2D metode untuk DW-EPI dan DTI yang mengurangi FOV untuk mengurangi geometris distorsi, menghilangkan artefak dan meningkatkan ketajaman gambar. FOCUS DWI ini menggunakan FOV yang kecil kurang dari 50% dari frekuensi FOV biasa. Sequence ini adalah perkembangan dari sequence Konvensional DWI. Penerapan FOCUS DWI sebelumnya telah diterapkan pada organ lain termasuk pankreas, payudara, sumsum tulang belakang, dan kelenjar prostat dan telah menunjukkan perbaikan kualitas gambar dengan lebih sedikit artefak dan noise. Penggunaan sequence FOCUS DWI pada pemeriksaan MRI cervical ini sangatlah penting untuk mendiagnosa kelainan sumsum tulang belakang (spinal cord).

Beberapa manfaat klinis yang didapatkan dari penggunaan FOCUS DWI ini cukup banyak. Manfaat tersebut diantaranya: membantu mengurangi distorsi di sekitar udara/jaringan antar muka, misalnya, usus, memberikan difusi resolusi spasial yang lebih tinggi saat dibandingkan dengan teknik difusi EPI konvensional, membantu mendeteksi dan mengevaluasi lesi kecil yang mungkin terjadi dikaburkan oleh distorsi. Penggunaannya pada spinal cord terlihat pada artefak yang terlihat di tepi disk dan CSF kanal tulang belakang berkurang secara signifikan dari gambar rFOV. Hasil kualitas citra yang lebih baik pada spinal cord ditunjukkan dengan penggunaan sequence ini dibandingkan dengan penggunaan sequence DWI Konvensional.

Bagaimana Upaya Yang Dilakukan Jika Rumah Sakit Tidak Memiliki Protokol FOCUS DWI?

Melihat pentinganya penggunaan sequence FOCUS DWI pada pemeriksaan MRI cervical agar hasil citra yang dihasilkan tampak baik. Oleh karenanya bagi rumah sakit yang tidak memiliki protocol sequence ini, dapat melakukan upaya untuk mengoptimasi sequence Konvensional DWI dengan membuat hasilnya menyerupai atau ekuivalen dengan potongan sequence FOCUS DWI yaitu sagittal. Pada raw data dari potongan axial pada konvensional DWI di reformat untuk dijadikan sagittal seperti pada FOCUS DWI. Dengan mengubah parameter pada protocol konvensional DWI menyerupai atau ekuivalen dengan FOCUS DWI. Parameter yang dirubah diantaranya adalah FOV,  Phase FOV, TR, TE, NEX, B-Value, Slice Thickness, Jumlah Slice, dan Slice. Dari hasi reformat protocol axial Konvensional DWI tersebut menjadi potongan sagittal seperti FOCUS DWI hasil yang dihasilkan juga baik.

BACA JUGA : Mengkudu, Buah Kaya Manfaat yang Jarang Diminati

***

Penulis : Mauludina Juwitaningrum

Pembimbing : Muhaimin dan Weni Purwanti

Editor : Maulidatus Solihah

Share Media Sosmed

Pilihan Kategori

Name Link
Form permohonan peliputan, publikasi dan penerbitan
Panduan Prosedur Peliputan
Panduan Penulisan Artikel

Pastikan karya kamu sesuai panduan yang ada ya voks, tetap semangat!