VOKASI UNAIR

Mengatasi Stres Pada Mahasiswa dengan Akupunktur Telinga

Potret saat melakukan terapi akupunktur pada telinga mahasiswa/dokumen istimewa

VOKASI – Akupunktur telinga menjadi salah satu metode yang bisa digunakan untuk mengatasi stres, dalam hal ini ialah Mahasiswa sebagai objek.

Mengenal Stres

Stres yang dialami mahasiswa umumnya terjadi karena beban akademik yang terlalu berat. Rosyidah, dkk (2020) mengatakan bahwa stres biasa terjadi karena adanya ketidakseimbangan homeostasis akibat beban, tanggung jawab, dan tuntutan kehidupan akademik. Fitasari (2011) menyebutkan bahwa sebanyak 36,7% -71,6% mahasiswa di Indonesia mengalami stres akibat beban akademik. Kendati demikian, perlu dipahami bahwa stres tidak selalu berarti hal yang buruk. Selama pengelolaan stres benar, maka dapat memberikan manfaat positif. Stres perlu dikelola, sumber stres perlu diminimalisasikan. Penting untuk dicatat bahwa ketika sumber stres melebihi batas kemampuan, akan menyebabkan kecemasan, depresi, dan pola hidup terganggu. Bahkan individu yang stres akan kehilangan gairah untuk bersosialisasi. Puncaknya, stres dapat memunculkan keinginan untuk bunuh diri (Musabiq dan Karimah, 2018).

Dilihat dari sudut pandang Traditional Chinese Medicine, menurut Pan et al., (2020) stres merupakan salah satu manifestasi dari  shanghuo (上火) sindrom yang merupakan suatu jenis gejala tidak terkoordinasi ketika sumber stres bertindak berdasakan psikologis dan fisiologis. Gejala ini merupakan gambaran dari kelelahan yang terjadi diluar kemampuan adaptasi seseorang. Shanghuo adalah suatu keadaan ketidakseimbangan yin dan yang dimana yang menguasai yin dipicu dari adanya perubahan ekstrim dari lima emosi. Manifestasi shanghuo sindrom tidak hanya merupakan kelelahan mental dan fisik yang melewati batas adaptasi seseorang tapi juga memperlihatkan stres secara mental dan emosi yang akan mempengaruhi beragam kondisi psikis. Ketidakseimbangan pada yin dan yang akan mengakibatkan darah yang harusnya dapat mengalirkan qi menjadi terganggu dan memicu stagnasi qi.

[BACA JUGA: Kombinasi Terapi Scalpuncture dan Akupunktur Tubuh terhadap Pasien Pasca Stroke Trombus]

Akupunktur Telinga

Akupunktur telinga merupakan salah satu teknik terapi yang didasarkan pada gagasan bahwa kelompok sel berpotensi mengandung informasi tentang seluruh organisme. Kelompok sel tersebut juga menjadi pusat organisasi regional yang mewakili berbagai bagian tubuh. Atas dasar itulah dipilihlah daun telinga sebagai titik refleksi.

Stimulasi titik refleksi di daun telinga untuk durasi yang cukup dapat meredakan gejala suatu penyakit. Pengobatan dengan akupunktur telinga adalah salah satu teknik mikroakupunktur sistemik yang paling populer, dengan aplikasi yang luas. Fakta fisiologis ini menawarkan penjelasan yang mungkin untuk akupunktur memberikan rasa nyaman, ketenangan dan relaksasi yang biasa dialami oleh pasien yang menerima akupunktur termasuk akupunktur telinga (Iunes et al., 2015).

Teknik ini diakui oleh WHO  pada tahun 1990. Dasar dari metode terapi ini berlandaskan pada peta anatomi tubuh pada daun telinga. Dengan merangsang titik-titik yang diinginkan pada telinga melalui stimulasi non-invasif. Metode ini menyebabkan beberapa sinyal dikirim ke otak dan organ tertentu, sehingga menyesuaikan dan menyeimbangkan fungsi fisiologis. Faktanya, telinga memiliki sistem mikro, yang mendukung hubungan reflektif langsung dengan seluruh tubuh. Merangsang suatu titik di telinga, dapat mempengaruhi organ anatomi yang berhubungan dengan titik tersebut (Valiani et al., 2018).

Titik Akupunktur Telinga
ilustrasi titik akupunktur pada telinga/dokumen penulis

ilustrasi titik akupunktur pada telinga/dokumen penulis

Titik shenmen berguna sebagai sedatif sedangkan ginjal berfungsi sebagai tonifikasi, titik shenmen dan ginjal sering digunakan untuk menangani stres, depresi serta kecemasan (Corrêa et al., 2020). Stimulasi pada titik Shenmen yang berguna sebagai ‘Spirit Gate’ memiliki manfaat untuk melepaskan stres dan kecemasan juga menenangkan pikiran (Cha et al., 2017). Selain berfungsi sebagai tonifikasi, stimulasi pada titik ginjal memiliki manfaat tofikasi pada defisiensi qi (Oleson, 2014). Ketika titik ginjal berguna untuk tonifikasi, diperlukan titik lain untuk menjaga aliran qi agar setelah ditonifikasi, qi dapat mengalir dengan baik.

Stimulasi pada titik hati berguna untuk memperbaiki fungsi hati salah satunya dalam menyimpan dan melancarkan aliran darah juga aliran qi serta mengontrol emosi (Maciocia, 2015; Oleson, 2014). Ketika darah dan qi kembali lancar, maka shen dapat ternutrisi kembali (Maciocia, 2015). Titik adrenal dipilih karena stimulasi pada titik tersebut dapat memicu keluarnya hormon beta-endorfin, ACTH, dan kortisol yang muncul karena dipicu oleh tekanan (Oleson, 2014; Cha et al., 2017; Valiani et al., 2018) yang kemudian akan meredakan stres (Oleson, 2014).

Akupunktur Telinga dan Stres pada Mahasiswa

Berdasarkan penelitian (Azizah, 2023) 11 dari 12 mahasiswa sebagai sampel pada kelompok perlakuan dalam penelitian dengan judul pengaruh pemberian akupunktur telinga terhadap penurunan skor stres pada mahasiswa memperlihatkan penurunan skor PSS-10 yang signifikan. Selain menurunkan skor stres, terdapat beberapa umpan balik dari sampel, seperti; tidak lagi sering merasa cemas, tidak sering berdebar, dan nyeri menstruasi berkurang setelah mendapat terapi akupunktur telinga. Terapi berupa akupunktur telinga pada titik shenmen, hati, ginjal, dan adrenal sebanyak 10 kali penusukan selama satu bulan dengan interval dua hari antar terapi.

***

Nama Penulis  : Nurul Hana Azizah

Pembimbing    : Maya Septiana dan Tjitra Wardani

Program Studi : D4 Pengobat Tradisional

Editor              : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR

Share Media Sosmed

Pilihan Kategori

Name Link
Form permohonan peliputan, publikasi dan penerbitan
Panduan Prosedur Peliputan
Panduan Penulisan Artikel

Pastikan karya kamu sesuai panduan yang ada ya voks, tetap semangat!