VOKASI NEWS – Pemeriksaan MRI dibedakan berdasarkan kekuatan medan magnet yang dimiliki, dan dibagi menjadi MRI Low Tesla dan MRI High Tesla.
MRI Low Tesla
Jenis MRI memiliki kuat medan yang beragam yaitu mulai dari 0,01 Tesla hingga 7 Tesla. MRI yang memiliki kuat medan magnet dibawah 1,5 Tesla dikategorikan sebagai low field atau low tesla. Pemeriksaan MRI memerlukan biaya yang sangat tinggi untuk perawatan pasien. Oleh karena itu, diperlukan penyederhanaan instalasi, sistem operasi, maupun pemeliharaan agar dapat menekan biaya. Pada umumnya, MRI low tesla memiliki berat yang lebih rendah, lebih sedikit ruang, dan lebih portabel jika dibandingkan dengan MRI high tesla.
Sementara kekurangan MRI low tesla yaitu kualitas citra yang rendah. MRI low tesla memiliki homogenitas medan magnet yang rendah sehingga sulit untuk mencapai kualitas citra yang baik. Kekuatan medan magnet yang tidak homogen secara langsung akan mempengaruhi kualitas citra yang dihasilkan. Kualitas citra MRI dilihat dari nilai Signal to Noise Ratio (SNR) dan Contrast to Noise Ratio (CNR). Nilai SNR didapatkan dengan membagi nilai Mean Signal Intensity. Dengan Standar Deviasi Backgroud, sedangkan nilai CNR didapatkan dengan cara menghitung selisih nilai SNR dari dua jaringan yang berdekatan.
MRI Cervical
Pada pemeriksaan MRI cervical sering terdapat noise yang disebabkan oleh pergerakan dari tubuh pasien seperti menelan dan pergerakan CSF. Noise yang disebabkan karena gerakan ini menyebabkan kualitas citra menurun karena kehilangan sinyal atau loss signal. Selain itu, keberadaan celah udara antara coil dan tubuh pasien menyebabkan ketidakstabilan sinyal yang diterima oleh coil. Penggunaan coil yang memiliki celah udara lebih kecil akan meningkatkan SNR. Secara umum semakin dekat coil dengan tubuh pasien maka kualitas citra akan meningkat. Hal ini disebabkan karena coil yang lebih dekat dengan objek otomatis juga akan lebih dekat dengan sinyal emitting dari objek.
Garam atau sodium chloride merupakan sebuah zat yang berbentuk padat dan berwarna putih yang dihasilkan dari air laut. Salt pads atau bantalan garam diyakini memiliki magnetic susceptibility yang hampir sama atau mendekati magnetic susceptibility tubuh manusia. Bantalan garam atau salt pads diletakkan diantara tubuh pasien dengan coil sehingga dapat mengurangi celah udara. Selain mengurangi celah udara, bantalan garam ini juga dapat berfungsi sebagai alat fiksasi. Komposisi garam yang digunakan yaitu memiliki kandungan 99% natrium klorida (NaCl) dan partikel-partikel yang halus. Tujuan pemilihan garam bertekstur halus yaitu agar tidak terbentuk celah udara di dalam salt pads. Hal ini juga bertujuan agar pasien merasa nyaman ketika menggunakan bantalan karena permukaan bantal tidak bertekstur kasar. Garam kemudian dibungkus dengan plastik lalu dilapisi dengan kain. Dimensi salt pads ini yaitu 25cm x 12cm dengan tebal kurang lebih 2-3 cm.
Nilai SNR dan CNR
Berdasarkan hasil perhitungan nilai SNR dan CNR didapatkan nilai rata-rata dari seluruh sampel. Rata-rata nilai SNR pada pemeriksaan tanpa salt pads adalah sebesar 74,31 ± 33,11. Kemudian pada pemeriksaan dengan menggunakan salt pads, nilai rata-rata SNR sebesar 109,24 ± 44,28. Nilai rata-rata CNR pada pemeriksaan tanpa menggunakan salt pads adalah sebesar 52,54 ± 29,54. Sedangkan nilai rata-rata CNR pada pemeriksaan dengan menggunakan salt pads adalah sebesar 76,18 ± 37,63. Berdasarkan hasil uji t berpasangan yang memiliki nilai Pvalue <0,05 disimpulkan bahwa nilai SNR dan CNR mengalami peningkatan yang signifikan setelah menggunakan salt pads. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan salt pads atau bantalan garam dapat meningkatkan kualitas citra pada pemeriksaan MRI Cervical.
BACA JUGA : Waspada Keganasan Kanker Payudara, Kenali dengan Modalitas MRI
***
Penulis : Elza Rhenata Rahmadhani
Pembimbing : Muhaimin S. Tr.Kes,M. T dan Amillia Kartika Sari, S. Tr.Kes,M. T
Editor : Maulidatus Solihah
